Advertisement

4 Ribu Hektar Padi Panen di Akhir Maret 2024, Stok Beras di Bantul Aman

Stefani Yulindriani Ria S. R
Minggu, 03 Maret 2024 - 14:57 WIB
Sunartono
4 Ribu Hektar Padi Panen di Akhir Maret 2024, Stok Beras di Bantul Aman Ilustrasi panen padi - ist - ngawikab.go.id

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL–Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo memastikan ketersediaan beras di Bantul saat ini masih mencukupi. DKP Bantul memperkirakan panen raya pada musim tanam pertama tahun 2024 akan terjadi dalam waktu dekat. 

“Bantul itu aman [ketersediaan beras di Bantul], sekarang saja sudah mulai panen di beberapa lokasi dan Maret sudah banyak lagi yang mulai panen. Kita nanti di akhir Maret sampai awal April panen [padi] sekitar 4 ribu hektar, per hektar produksi rata-rata 8,8 ton,” katanya, Minggu (3/3/2024). 

Advertisement

Dia menyampaikan mayoritas petani di Bantul merupakan petani gurem. Sehingga hasil produksi pertanian biasanya akan disimpan dalam waktu lama dan hanya digunakan untuk konsumsi pribadi. 

BACA JUGA : Pemda DIY Buka Perdagangan Antardaerah Atasi Kenaikan Harga Beras

“Karena 97 persen penduduk Bantul itu [petani] gurem, kepemilikan lahan di bawah 5 ribu meter dan petani itu disimpan gabahnya, kalau butuh digilingkan. Petani menyimpan gabah sampai bertahun-tahun, berbulan-bulan, karena kepemilikan lahan kecil. Lain kalau petani yang memiliki lahan besar, [gabah] dijual. Bantul kan rata-rata hanya disimpan untuk persiapan konsumsi,” ujarnya. 

Kebutuhan gabah kering giling (GKG) di Bantul dengan penduduk sekitar 1 juta orang, maka diperkirakan kebutuhan GKG sekitar 100 ribu ton. Sementara menurut Joko, dengan produksi gabah tahun 2023 masih Bantul surplus 85 ribu ton GKG. 

Ia mengakui akhir-akhir ini terjadi kenaikan harga beras di pasaran. Menurutnya, kenaikan harga beras tersebut berbanding lurus dengan kenaikan harga GKG. “Harga gabah biasanya 50 persen dari harga beras, kalau harga gabah naik, otomatis harga beras naik,” katanya. 

BACA JUGA : Pasar Murah di Wates, Beras Premium Rp14 Ribu per Kilogram Diserbu Warga

Lantaran jumlah petani gurem di Bantul cukup tinggi, menurut Joko kenaikan harga beras tersebut hanya berdampak pada sebagian masyarakat Bantul. 

“[Gabah produksi] Petani di Bantul enggak dijual, [petani] yang penting enggak nempur, yang asli petani kan enggak membeli beras, tetapi yang merasakan orang luar yang masuk ke Bantul dan tidak punya sawah. Petani Bantul enggak nempur, aman kita [ketersediaan beras],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal

News
| Sabtu, 04 Mei 2024, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement