Advertisement

Aksi Tebas Gabah Langsung ke Petani Berdampak Tingginya Harga Beras di Bantul

Jumali
Rabu, 06 Maret 2024 - 18:57 WIB
Ujang Hasanudin
Aksi Tebas Gabah Langsung ke Petani Berdampak Tingginya Harga Beras di Bantul Warga mengantre untuk membeli beras pada kegiatan Gerakan Pangan Murah 2024 yang digelar di Pendopo 2 Manding, Rabu (6/3/2024). Selain beras, ada sejumlah kebutuhan pokok seperti minyak goreng, telur, tepung, bawang merah dan bawang putih yang dijual dibawah harga pasaran. - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Banyaknya perusahaan swasta berskala besar datang dan membeli gabah langsung ke petani (tebas) di Bantul dinilai menjadi salah satu penyebab masih tingginya harga beras di Bumi Projotamansari.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul Kusumandari mengatakan, tingginya harga beras di Bantul tidak lepas dari adanya fenomena elnino yang berdampak kepada panen di tingkat petani.

Advertisement

Hal ini diperparah dengan masuknya sejumlah perusahaan swasta besar yang aktif turun ke petani dan membeli panen dengan harga tinggi.

“Memang saat ini banyak perusahaan swasta besar yang datang kesini dan langsung membeli ke petani. Ini yang menbuat harga tinggi,” kata Kusumandari, ditemui, Rabu (6/3/2024).

Para perusahaan swasta besar tersebut, kata Kusumandari berani membeli gabah kering pungut (GKP) langsung dari petani senilai Rp7.000 per kilogramnya. Sedangkan untuk gabah kering giling (GKG) mereka rata-rata membeli dengan harga diatas Rp8.000 per kilogramnya.

“Kami sendiri harus menyesuaikan dengan harga yang ada, jika ingin mendapatkan barang,” papar Kusumandari.

BACA JUGA: 4 Ribu Hektar Padi Panen di Akhir Maret 2024, Stok Beras di Bantul Aman

Lebih lanjut Kusumandari mengungkapkan, saat ini harga beras di Bantul mencapai Rp15.500 per kilogram untuk medium, sedangkan untuk yang premium mencapai Rp17.000 per kilogram. Harga tersebut sampai kini masih bertahan.

Atas kondisi itu, Kusumandari mengakui jika saat ini masyarakat masih tetap memburu beras yang dikeluarkan oleh Bulog dengan harga relatif murah. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat saat digelarnya pasar murah oleh DKPP Bantul.

Di sisi lain, meski harga beras dan gabah kini masih relatif tinggi, Kusumandari menyatakan jika stok beras di Bantul aman hingga Lebaran. Berdasarkan data di DKPP Bantul, hingga akhir Februari 2024 stok beras 9460 ton.

“Untuk kebutuhan sekitar 5.729 ton. Artinya masih surplus 3.731 ton. Ini cukup untuk kebutuhan sampai Lebaran,” kata Kusumandaru.

Wakil Bupati Bantul Joko Budi Purnomo mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah terus menstabilkan harga beras di tingkat masyarakat. Salah satunya adalah mengoptimalkan petugas DKPP dengan melakukan pendampingan ke petani yang akan panen.

“Supaya beras ini bisa benar-benar swasembada. Jika nanti stok beras bulog mengalami penurunan, harapan kita secara mandiri beras di Bantul bisa mencukupi kebutuhan masyarakat di Bantul,” kata Joko.

Joko juga mengungkapkan jika saat ini DPKP Bantul bersama dengan Gapoktan telah mendapatkan kesepakatan jika hasil panen nantinya hanya sebagian kecil akan keluar dari Bumi Projotamansari. “Prioritas, mereka sepakat demi pemenuhan kebutuhan untuk Bantul dan DIY,” terang Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Perhatikan! Per 1 Mei 2024 Pengajuan Berkas Kasasi dan PK di MA Wajib Daring

News
| Minggu, 28 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement