Advertisement

Diduga Antraks, 7 Ekor Ternak Milik Warga Gayamharjo Prambanan Mendadak Mati

David Kurniawan
Jum'at, 08 Maret 2024 - 18:07 WIB
Arief Junianto
Diduga Antraks, 7 Ekor Ternak Milik Warga Gayamharjo Prambanan Mendadak Mati Sapi, hewan kurban / Ilustrasi freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Kasus dugaan antraks kembali muncul di Kabupaten Gunungkidul, tepatnya di Padukuhan Kayoman, Serut, Gedangsari. Dari hasil penelusuran diketahui kasus bermula adanya ternak mati milik warga Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan.

Dukuh Kalinongko Kidul, Marjoko mengatakan meski berbeda kabupaten, warga Kayoman dan Kalinongko Kidul hidup membaur lantaran lokasinya hanya dipisahkan jalan. Dia tidak menampik adanya dugaan kasus antraks di Kayoman dan berdasar dari hasil penelusuran diketahui kejadian bermula dari praktik brandu hewan yang mati secara mendadak dari salah satu warganya. “Total ada satu sapi dan enam ekor kambing yang mati mendadak. Ternak itu milik salah seorang warga di Kalinongko Kidul,” kata Marjoko kepada wartawan, Jumat (8/3/2024).

Advertisement

Dia menjelaskan, beberapa hari sebelum pemilu ada empat ekor kambing yang. Kambing yang mati pertama langsung dikuburkan karena sudah diketemukan tak bernyawa.

Namun, lanjut Marjoko, untuk tiga kambing lainnya sempat disembelih pada saat keadaan kritis. Selanjutnya, pada 13 Februari malam sapi yang dimiliki sakit dan sebelum mati disembelih untuk kemudian dagingnya dibagi-bagikan ke warga. “Terakhir kambing mati terjadi pada 24 Februrai 2024 dan dagingnya dibrandu oleh warga di Kayoman, Serut, Gedangsari. Dari malam coblosan hingga tanggal 24, setiap dua hari sekali ada satu kambing yang mati,” katanya.

Dia mengakui dari tujuh ekor mati, yang dibrandu ada enam ekor. Ini terdiri dari satu sapi dan lima ekor kambing. Total ada sekitar 30 Kepala Keluarga di RT 03, 04 dan 05 di Padukuhan Kalinongko Kidul. “Daging yang dibagikan memang hanya ke 30 keluarga, tapi yang mengkonsumsi lebih banyak. Bahkan tidak hanya ke warga di Gunungkidul, karena ada yang sampai ke Klaten. Namanya orang Jawa kalau memiliki makanan enak, sering memanggil sanak saudara untuk ikut mencicipinya,” kata Marjoko.

Ia pun ikut mencicipi brandu dari daging sapi. Namun, ia tidak merasakan gejala sakit apapun. “Istri saya yang mengalami gejala pusing, panas dan diare satu minggu lalu. Tapi, kondisinya sekarang sudah membaik karena saat mengeluhkan sakit langsung diperiksakan ke dokter,” katanya.

Menurut dia, untuk warga Kalinongko Kidul ada beberapa yang mengalami gejala seperti diare, pusing hingga panas. Meski demikian, Marjoko memastikan tidak ada yang dirawat di rumah sakit. “Untuk jumlahnya saya tidak hafal karena ada sekitar 50 orang yang dikumpulkan di tempat saya guna mendapatkan penjelasan tentang antraks. Selain itu, juga ada pengobatan,” katanya.

BACA JUGA: Diduga Terjangkit Antraks, Tujuh Ekor Ternak Milik Warga Gayamharjo Prambanan Mati Mendadak

Menurut dia, sudah ada upaya penanganan. Pasalnya, setelah adanya dugaan warga Kayoman yang dirawat di rumah sakit karena suspek antraks, ada langkah penanganan dari Pemkab Sleman, Pemerintah DIY dan Pemkab Gunungkidul. “Untuk kepastian sudah dilakukan pengambilan sampel darah maupun tanah. Tadi, juga ada warga yang dicek untuk memastikan terjangkit antraks atau tidak,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati saat dikonfirmasi tidak menampik adanya dugaan kasus antraks di perbatasan Sleman dan Gunungkidul. Untuk masalah hewan, ia menyerahkan ke Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan, sedangkan untuk Kesehatan warga sudah dilakukan pengecekan. “Maaf kebetulan saya sedang diklat. Tapi, sudah ada upaya pengecekan di lapangan oleh petugas hari ini. Yang jelas langsung ada gerakan-gerakan untuk penanganan maupun penanggulangan di sekitar lokasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kecelakaan Maut Bus Pengangkut Rombongan SMK Depok di Subang Diduga Rem Blong

News
| Minggu, 12 Mei 2024, 00:07 WIB

Advertisement

alt

Hanya 85 Meter, Ini Perbatasan Negara Terkecil di Dunia

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement