Advertisement

Sumur Irigasi Pertanian di Ngawen Mulai Dapat Dioperasikan

Andreas Yuda Pramono
Jum'at, 08 Maret 2024 - 22:07 WIB
Mediani Dyah Natalia
Sumur Irigasi Pertanian di Ngawen Mulai Dapat Dioperasikan Pertanian / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul menyampaikan pembangunan sumur bor pertanian (PIS) di dua titik di Kapanewon Ngawen telah selesai. Saat ini, PIS tersebut telah dapat digunakan untuk mengairi irigasi pertanian sekitar.

Kepala DPP Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan PIS tersebut dibangun menggunakan APBD tahun 2023 dengan total mencapai Rp193,3 juta. Sasarannya adalah dua kelompok tani (KT) yaitu KT Ngudi Rejeki, Padukuhan Banaran, Beji dan KT Ngudi Makmur, Padukuhan Ngawen, Beji. “Sebenarnya ada tiga kelompok tani yang juga mendapat bantuan pembangunan sumur bor. Satunya lagi di Kedungpoh, Nglipar,” kata Rismiyadi dihubungi, Jumat (8/3/2024).

Advertisement

Satu sumur tersebut juga mendapat jumlah dana yang sama seperti dua KT di Kapanewon Ngawen yaitu Rp96,6 juta.

Baca Juga

Antisipasi Kemarau Panjang, Pemkab Sleman Siapkan Sumur Bor Pertanian

Unik! Sumur Bor di Semin Gunungkidul Mengalirkan Air 4 Tahun Tanpa Henti

DPP Gunungkidul Mengaku Perlu Optimasi Lahan Pertanian

Sementara itu, Ketua KT Ngudi Rejeki, Suradi menyampaikan pihaknya mendapat Rp96,6 juta guna membangun PIS dengan rincian komponen PIS antara lain sumur bor, pompa, bak penampung, jaringan listrik, dan jaringan pipa distribusi air. Di laih pihak, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan apabila masyarakat Gunungkidul masih memerlukan bantuan PIS maka dapat menyampaikan permohonan ke DPP Gunungkidul, termasuk bantuan lain seperti benih atau alat pertanian.

Infrastruktur pertanian berupa sumur bor juga sebelumnya telah dibangun di Kapanewon Karangmojo. Sasarannya adalah KT Ngudi Rejeki, Kalurahan Jetis. Sumur tersebut dibangun dengan dana alokasi khusus (DAK) tahun 2023 senilai Rp288,7 juta. Pembangunannya meliputi sumur, pompa air submesible, bak penampung, dan jaringan distribusi air.

Pembangunan sumur bor sebagai irigasi air tanah KT Ngudi Rejeki ditempatkan di tiga titik lahan yang berbeda. Diharapkan masing-masing titik mampu memberikan suplesi air irigasi paling tidak untuk 5 hektare luasan lahan.

Sunaryanta yang juga meresmikan sumur bor di Kalurahan Jetis menegaskan penopang utama perekonomian di Gunungkidul adalah pertanian karena sebanyak 70% warganya bekerja di sektor pertanian.

Sebelumnya, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Handoko mengatakan secara umum kondisi jaringan irigasi di Bumi Handayani tergolong tua. Ada jaringan yang dibangun sejak 1927.

Handoko menjelaskan bahwa ada sekitar 76% jaringan irigasi di Gunungkidul dalam kondisi rusak. Dengan begitu hanya 24% jaringan dalam kondisi benar-benar baik atau memiliki nilai di atas 90.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Karyawan Ucapkan Selamat Tinggal

News
| Sabtu, 04 Mei 2024, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement