Advertisement
Baznas Jogja Gelar Pesantren bagi Pekerja Informal Selama Ramadan, Dapat Uang Saku Rp1,5 Juta
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Baznas Kota Jogja kembali menggelar program khusus Ramadan, yakni pesantren bagi duafa dan pekerja informal di Kota Jogja. Menyasar pada 50 tukang becak, pedagang asongan, hingga pekerja informal lainnya.
Sekretaris Baznas Kota Jogja Misbahrudin menuturkan kegiatan ini telah dilaksanakan sejak tahun 2014. Fokusnya adalah mengajak masyarakat utamanya pekerja informal untuk lebih khusyuk dalam beribadah di bulan Ramadan.
Advertisement
Misbahrudin mengatakan, tahun ini pihaknya mengusung tema "Golek Ganjaran, Entuk Bayaran". Di akhir masa pesantren, nantinya peserta akan mendapatkan uang saku sebesar Rp1,5 juta dan bingkisan berupa bahan pokok.
"Jadi ini dalam rangka membantu saudara-saudara kita, khususnya diperuntukkan bagi kepala keluarga. Seperti tukang becam, buruh bangunan," kata Misbahrudin saat dikonfirmasi, Selasa (12/3).
Dia menyebut, pada gelaran pesantren yang sudah-sudah, peserta diminta untuk menginap dan melaksanakan ibadah di Masjid Diponegoro Balai Kota Jogja. Namun, kali ini aturan itu diubah.
Peserta diperkenankan untuk pulang ke rumah dan melaksanakan ibadah salat fardu selain di Masjid Diponegoro. Sebab, Misbahrudin mempertimbangkan para santri yang juga punya keluarga. Selain itu, ada juga santri yang diminta untuk mengurus masjid di wilayahnya. Nantinya, peserta akan diminta untuk membuat laporan. Laporan itu akan ditandatangani oleh takmir masjid, tempat santri melaksanakan ibadah salat.
BACA JUGA: Pemkot Jogja dan Baznas Bantu Penyandang Disabilitas
"Ketika tidak jamaah di Masjid Diponegoro laporannya ada mengetahui takmir. Memang salah satu targetnya beliau-beliau itu salat jamaah tepat waktu," imbuhnya.
Ada beberapa kegiatan rutin yang harus dijalani santri selama mengikuti pesantren. Setidaknya mereka harus stand by di Masjid Diponegoro sejak pukul 16.00 WIB untuk mengikuti ibadah. Mulai dari berbuka puasa bersama, salat magrib, tadarus Al-Quran, dan salat tarawih.
"Setelah itu kira-kira jam set 21.30 WIB mereka bebas, apa mau tidur, mau pulang boleh yang th ini. Kalau yang tahun dulu memang kita samakan di Masjid Diponegoro. Tapi karena pertimbangan mereka juga punya keluarga, sebagian mereka juga ikut ngurusi masjidnya, maka tahun ini nanti, malam cuma sekitar jam 21.30 sampai jam 22.00," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
World Water Forum 2024, Presiden WWC: Saatnya Jadi Pendekar Air
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Tes Tulis Calon Panwascam Pilkada Jogja, Bawaslu: 29 Orang Lolos
- Viral Anak Stres karena Ponsel Dijual Orang Tua, Dosen Psikologi Unisa: Jangan Dulu Disebut Depresi
- Pilkada Jogja, Ini Dia Nama-Nama yang Sudah Dijaring Partai Politik
- Pilkada Bantul, Pencalonan Masih Cair, Ini Sederet Nama yang Mencuat
- Generasi Muda DIY Harus Dibekali Pendidikan Karakter yang Mumpuni
Advertisement
Advertisement