Advertisement
Ada Warga Meninggal di Lokasi Suspek Antraks, Begini Dalih Dinkes Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman membantah adanya warga meninggal dunia karena suspek antraks di Padukuhan Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan. Pasalnya, kematian warga ini terjadi sebelum dugaan penyebaran antraks mencuat.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan pasca-mencuatnya dugaan menyebarnya penyakit antraks langsung melakukan surveilans di lapangan. Dia tidak menampik hasil dari kajian ditemukan salah seorang warga yang ikut makan hasil pembagian daging brandu meninggal dunia.
Advertisement
Peristiwa meninggalnya warga ini terjadi pada 22 Februari 2024, sedangkan dugaan antraks merebak baru pada 7 Maret 2024. Cahya pun membantah penyebab kematian karena suspek antraks.
Selain tidak bisa diambil sampel dikarenakan sudah dikuburkan, hasil keterangan warga yang bersangkutan memiliki Riwayat penyakit asam lambung. “Jadi belum ada bukti konfirmasi terkait dengan suspek antraks. Ini diperkuat tidak adanya laporan dari rumah sakit berkaitan dengan penyebab kematian,” katanya.
Menurut dia, upaya pengendalian dan pencegahan penyebaran antraks di Sleman sudah dilakukan. Salah satunya dengan menerbitkan surat edaran kewaspadaan tentang penyakit antraks ke fasilitas Kesehatan di Bumi Sembada. “Untuk kepastian kasus, 26 warga yang menjadi suspek sudah diobati dan diambil sampel. Namun, hingga sekarang hasil pengujian belum keluar,” katanya.
BACA JUGA: 17 Warga Suspek Antraks, Padukuhan Kayoman Dipantau 120 Hari
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo memastikan komitmennya untuk mencegah penyebaran antraks di Bumi Sembada. Upaya penelusuran terkait dengan daging yang dikonsumsi pun dilakukan. “Untuk warga yang terindikasi sudah ditangani dan dilakukan pengetesan, tapi hasilnya belum keluar,” kata Kustini.
Menurut dia, upaya penanganan tidak hanya memberikan pengobatan kepada warga yang terindikasi suspek antraks. Pasalnya, hasil dari penelusuran tim Kesehatan, BPBD bersama dengan Brimob telah menemukan daging sisa brandu.
Total ada sembilan keluarga yang memiliki daging tersebut. Upaya penyitaan pun dilakukan kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar kemudian ditimbun tanah dan dicor. “Daging yang masih disimpan dikeluarkan semua untuk dimusnahkan. Tujuannya, agar tidak terkontaminasi,” kata Kustini.
Meski masih ada warga suspek antraks, ia memastikan kondisi sekarang sudah aman terkendali. Oleh karena itu, Masyarakat diminta tidak panik karena upaya pencegahan dan penangulangan terus dilakukan. “Ternak milik warga juga sudah diberikan suntikan anti biotik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Muzani Ungkap Pertemuan Prabowo dan Megawati Juga Membahas Kebijakan Donald Trump
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dapat Lampu Hijau, Bupati Bantul Pastikan Pelebaran Jalan Bantul Tetap Jalan di 2025
- Pemkab Sleman Alokasikan Anggaran untuk Kelengkapan Stadion Maguwoharjo
- Dinsos DIY Usulkan 8.000 KPM Dicoret Sebagai Peserta PKH
- Triwulan 1 2025, 6.000 Ton Sampah di Sleman Telah Diangkut
- Libur Lebaran 2025, Angka Kunjungan Wisatawan di Tebing Breksi dan Kaliurang Kompak Turun
Advertisement