Advertisement

DPKH Gunungkidul Pastikan 2 Kambing Mati Mendadak Positif Antraks

Andreas Yuda Pramono
Rabu, 13 Maret 2024 - 20:07 WIB
Maya Herawati
DPKH Gunungkidul Pastikan 2 Kambing Mati Mendadak Positif Antraks Ilustrasi kambing / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul memastikan dua kambing yang mati mendadak di Padukuhan Kayoman, Kalurahan Serut, Gedangsari, Gunungkidul positif antraks. Hasil baru tersebut berasal dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kulonprogo.

Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan pihaknya baru saja menerima hasil penyelidikan dari BBVet untuk dua kambing milik S yang juga mati mendadak setelah hasil untuk sapi keluar empat hari lalu.

Advertisement

 “Kemarin kan baru sapi [hasil penyelidikan BBVet]. Sekarang hasil untuk kambing sudah ada, positif,” kata Wibawanti dihubungi, Rabu (13/3/2024).

 Wibawanti menambahkan DPKH juga telah melakukan koordinasi lintas OPD di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY hari Rabu 13 Maret 2024. Koordinasi mengarah pada solusi yang dapat ditempuh untuk mencegah persebaran bakteri antraks, termasuk mobilitas peternak yang membawa masuk-keluar ternak dari dan ke Gunungkidul pada khususnya dan DIY pada umumnya.

BACA JUGA: Jadwal Imsak Buka Puasa dan Tarawih Wilayah Jogja Kamis 14 Maret 2024

Dia menjelaskan lalu lintas hewan ternak antarprovinsi diatur oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY. Hanya saja karena DIY menjadi daerah tertular maka Pemprov tidak akan memberikan rekomendasi untuk membawa keluar hewan ternak. Hal itu dilakukan sampai kasus antraks mereda.

“SKKH [Surat Keterangan Kesehatan Hewan] yang memberi DIY. Kami hanya memberi rekomendasi bahwa ternak sehat. Tapi kalau kasus antraks seperti ya ditangguhkan dulu baru boleh keluar lagi,” katanya.

 Lebih jauh, Wibawanti menegaskan obat dari Kementerian Pertanian seperti formasil, vaksin antraks, sampai vitamain masih tersedia stoknya. Hanya dia belum dapat menyampaikan jumlah stok tersebut.

Menurut dia kasus antraks merupakan tanggap darurat yang butuh penanganan cepat dengan pemberian antibiotik, vitamin, dan formalin, termasuk pengobatan lain. Penanganan pun dilakukan dengan perspektif jangka pendek. Baru setelah itu, DPKH akan memikirkan penanganan jangka panjang agar antraks terkendali bahkan lenyap.

“Kami memiliki kendala juga terkait dengan jalan cacing [yang dapat dipakai lalu lintas hewan ternak]. Itu kewenangan DIY kami memberi masukan saja agar ada pengetatan,” ucapnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polda Jatim Tangkap dan Tetapkan Tersangka Pembuat Konten Asusila Berjudul Guru Tugas

News
| Jum'at, 10 Mei 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Menilik Jembatan Lengkung Zhaozhou Tertua di Dunia

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement