Advertisement
Tekan Penyebaran Antraks, Pemda DIY Beri Vitamin hingga Awasi Lalu Lintas Ternak
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY sudah mengambil langkah untuk mengisolasi antraks di perbatasan Sleman dan Gunungkidul agar tidak menyebar lebih jauh. Beberapa langkah yakni pemberian vitamin, antibiotik dan pengawasan lalu lintas ternak.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) DIY, Heri Sulistio Hermawan, menuturkan sejumlah langkah telah diambil untuk mengantisipasi penyebaran antraks diantaranya dengan pemberian antibiotic, vitamin, vaksinasi dan desinfektan untuk wilayah yang terkontaminasi.
Advertisement
"Secara prinsip kami menginput situasi kondisi yang sudah ada, bagaimana upaya kabupaten melalui dinas di Sleman, Gunungkidul, termasuk Klaten. Kita menyiapkan langkah yang dilakukan untuk penganggulangan sehingga tidak menyebar," katanya.
Di lapangan pihaknya bersama Pemkab Sleman dan Gunungkidul juga telah membagi zonasi daerah merah, hijau dan kuning. “Yang daerah merah yang memang itu terjadi kasus itu dipantau betul, jangan sampai ada ternak keluar-masuk. Mereka mendapat vaksin dan pengobatan,” ungkapnya.
Vaksin dilakukan di daerah zona kuning, dimana hewan ternak masih sehat namun cukup dekat dengan lokasi kejadian antraks. “Zonasi merah di dua lokasi, di Prambanan dan yang di Gunungkidul. Ini harus dipantau betul, jangan sampai berlarut-larut tidak tertangani,” ujarnya.
BACA JUGA: Dinkes Sebut Antraks di Sleman-Gunungkidul Sudah Bisa Jadi KLB
DKPP DIY juga telah mengantisipasi penyebaran antraks di lalu lintas ternak. “Kami ad apos jaga. Kami memanfaatkan bagaimana lalu lintas itu kita kuatkan. Ketika ternak keluar harus ada surat keterangan sehat. Yang daerah-daerah merah kita antisipasi agar tidak keluar dulu,” katanya.
Kepala Balai besar Veteriner (BBVet) Wates, Hendra Wibawa, menuturkan dua wilayah kemunculan antraks ini berjarak sekitar 200 meter, yang kedua wilayah tersebut sudah ditetapkan zona merah. “Tanah untuk menyembelih itu sudah terkonfirmasi positif,” ungkapnya.
Ia tidak mengetahui bagaimana penyebab awal munculnya antraks. Namun dimungkinkan ini bisa terjadi karena adanya sistem gaduh ternak, kemudian spora yang membawa antraks menyebar dan menjangkit salah satu hewan ternak.
“Darimananya belum tahu, tidak ada dari riwayatnya, biasanya penyebab awal kita agak susah mengidentifikasi, kalau biasanya dari penyebaran melalui rumput yang tercemar spora. Kalau kasus pertama dan ke kedua di waktu dan daerah berdekatan, bisa jadi ada gaduh ternak sakit dipotong kemudian diberikan ke warga," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
ShariaCoin Luncurkan Tabungan Emas Syariah Pertama di Indonesia, Ini Keunggulannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Senin 20 Mei 2024: DIY Cerah Berawan!
- Jalur Trans Jogja: Tujuan ke Kampus, Sekolah, Tempat Wisata Jogja hingga Rumah Sakit
- Jadwal Kereta Bandara YIA Senin 20 Mei 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Cucu Pendiri Ponpes Sunan Pandanaran Gus Nahdy Dikabarkan Akan Maju Pilkada Sleman 2024
- Pemkab Bantul Belum Berencana Dampingi Perangkat Kalurahan Muntuk Terseret Kasus Korupsi
Advertisement
Advertisement