Advertisement
Pohon Keramat Berumur 350 Tahun di Gunungkidul Akhirnya Tumbang
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pohon randu alas berumur 350 tahun yang tumbang di Padukuhan Mojo, Kalurahan Ngeposari, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul pada Kamis (14/3/2024) akhirnya dipotong.
Lurah Ngeposari, Ciptadi mengatakan bahwa pohon randu alas berumur 350 tahun yang tumbang di Padukuhan Mojo ketika angin kencang pada Kamis 14 Maret 2023 akhirnya dipotong.
Advertisement
“Pohon randu alas dipotong tapi masing di tempat potongannya. Belum ada evakuasi karena tidak ada alat,” kata Ciptadi dihubungi, Minggu (17/3/2024).
Ciptadi menjelaskan bahwa umur pohon tersebut setara dengan kehidupan lima generasi. Apabila rata-rata usia satu generasi 70 tahun maka umur pohon itu kurang lebih 350 tahun. Pohon itu, katanya menjadi salah satu dari 143 pohon yang tumbang akibat angin kencang. Namun hanya satu pohon berumur 350 tahun.
Pohon tersebut berdiri di atas tanah kas desa. Ketika tumbang, sempat ada orang yang menawar sekitar Rp50 juta. Hanya saja belum ada keputusan dari pihak kalurahan terkait pemanfaatan batang randu alas tersebut.
BACA JUGA: Sejumlah Titik di Gunungkidul Diterjang Angin Kencang, Kerugian Capai Rp115 Juta
Menurut Ciptadi, pohon setinggi 20 meter dengan diameter 7 meter tersebut merupakan pohon yang dianggap keramat warga sekitar. Dia menceritakan ada juga tukang ojek yang diminta penumpang untuk mengantar ke titik pohon randu alas itu dan ketika pulang, uang pemberian penumpang berubah jadi daun. Hanya itu merupakan kepercayaan sekitar.
“Banyak juga pohon tua tapi paling tua ya yang di Padukuhan Mojo,” katanya.
Kejadian di Kapanewon Semanu tersebut merupakan salah satu dari ratusan kejadian akibat angin kencang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mencatat ada total 145 titik terdampak angin kencang. Di Semanu, sebanyak 48 rumah, 2 jaringan listrik, 1 kios, dan 1 ruas jalan terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan perlu ada pemangkasan pohon lapuk dan cabang berlebih karena menjadi ancaman apabila angin kencang kembali terjadi.
Selain itu, apabila hujan deras disertai angin kencang dan petir terjadi, masyarakat perlu menghindari pohon besar, tiang listrik, baliho, daerah rawan longsor, dan daerah aliran sungai (DAS). Kemudian masyarakat perlu membersihkan dan merawat saluran air dan drainase secara berkala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Amankan Aksi Bela Palestina di Kedubes AS Hari Ini, Polisi Kerahkan 1.648 Personel
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Pemkot Jogja Luncurkan Sekolah Perempuan Penyintas Kekerasan
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
- Puluhan Pewarta Berlaga di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
- Produk Turunan Sawit UMKM Jogja Dipamerkan di Acara Indonesia Plantation Watch 2024
Advertisement
Advertisement