Advertisement

Tarif Retribusi Naik Dua Kali Lipat, Pedagang Pasar di Kulonprogo Menjerit

Triyo Handoko
Senin, 15 April 2024 - 15:57 WIB
Arief Junianto
Tarif Retribusi Naik Dua Kali Lipat, Pedagang Pasar di Kulonprogo Menjerit Ilustrasi aktivitas perdagangan di Pasar Sentolo. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Kenaikan tarif retribusi pasar di Kulonprogo yang mulai diberlakukan tahun ini dikeluhkan oleh para pedagang. Perubahan retribusi pasar ini didasarkan pada Perda No.6/2023 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

Dalam Perda Kulonprogo No.6/2023 dijelaskan soal adanya penggolongan tarif retribusi pasar menjadi lima tipe.

Advertisement

Masing-masing tipe masih dibagi lagi dalam penggolongan tertentu yang nilai retribusinya berbeda-beda. Untuk Tipe A jenis kios lantai dasar hadap luar biaya retribusinya Rp1.000 per meter persegi per hari, sedangkan paling murah adalah sebesar Rp250 untuk nontipe jenis los tanpa dasar sekat/gerobak.

Pembayaran retribusi itu pun ditegaskan tidak termasuk pelayanan persampahan. Retribusi baru ini juga menyebut untuk pedagang yang menyimpan barang di losnya akan dikenai tambahan Rp15.000 per bulan.

Ketentuan baru retribusi pasar ini dikeluhkan seorang pedagang Pasar Wates, Sukarni dimana menurutnya nilainya melonjak naik. "Sekarang saya per hari bayar retribusi itu Rp15.000, tahun lalu saja hanya Rp8.000, kenaikannya dua kali lipat, padahal pasar semakin sepi, pembeli makin sedikit," katanya, Senin (15/4/2024).

Sukarni berdagang sembako di kios seluas sekitar 15 meter persegi sejak 2012 lalu. "Baru kali ini naik retribusinya, padahal makin dikit pembeli, makin sedikit pemasukan juga, tentu sangat membebani," jelasnya.

Senada, pedagang Pasar Sentolo Baru, Nur Hidayat yang sehari-hari berjualan aneka aksesoris dan pakaian juga mengeluhkan hal yang sama. "Benar. Kenaikannya dua kali lipat yang kami rasakan, sebelum naik itu cuma Rp10.000 per hari retribusinya, sekarang saya bayarnya jadi Rp22.000," kata dia.

BACA JUGA: Kelurahan Cokrodiningratan Gelar Pasar Ramadan di Halaman Harian Jogja

Hidayat menjelaskan kenaikan retribusi tak sebanding dengan omzetnya. "Justru sebaliknya pas naik malah pasar makin sepi, ini yang bikin kami kesusahan. Kalau naik retribusinya, lalu pasar ramai tidak masalah," tuturnya.

Hidayat berharap ada penurunan retribusi bagai pedagang yang omzetnya turun. "Minimal dibantu ada keringanan, kalau begini terus trennya bisa tutup dan tidak jualan malahan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kelola Judi Online Cuaca77.com, 11 Orang Ditetapkan Tersangka

News
| Selasa, 30 April 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement