Advertisement
Sorgum Pengganti Beras Ditanam di Lereng Merapi Sleman, Panen Diprediksi Bisa Berlipat
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Penanaman budidaya sorgum dilakukan di kawasan lereng Merapi tepatnya Padukuhan Glagahwero, Kelurahan Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Senin (22/4/2024). Budidaya sorgum itu diharapkan bisa menjadi pangan lokal pengganti beras serta meminimalkan ketergantungan terigu impor.
Penanaman itu diinisiasi oleh Forum Adat dan Tradisi Budaya Cangkringan dengan didukung berbagai pihak seperti Badan pangan Nasional, Sorgum Sejahtera Foundation (SSF), Lions Club Yogyakarta Puspita Mataram hingga dinas terkait di lingkungan Pemkab Sleman.
Advertisement
BACA JUGA : Prevalensi Diabetes di Flores Turun, BRIN Teliti Sorgum yang Jadi Pangan Utamanya
Ketua Forum Adat dan Tradisi Budaya Kapanewon Cangkringan, Sukapdi mengatakan penanaman sorgum tersebut sebagai salah satu melestarikan budaya Jawa. Di mana era terdahulu para leluhur juga menanam sorgum sebagai pangan lokal. Oleh karena itulah dalam proses penanaman tersebut disertai dengan nuansa budaya Jawa, salah satunya keterlibatan bregada.
Ia berharap penanaman sorgum tersebut bisa menjadi pengganti beras yang saat ini harganya terus merangkak naik. "Karena sorgum ini justru memiliki banyak keunggulan, tinggi serat, protein, kandungan energinya juga lebih tinggi. Menariknya sekali tanam bisa panen sampai empat kali," katanya, Senin.
Sukapdi mengatakan pada tahap awal dilakukan penanaman seluas 2 hektare. Ke depan akan terus bertambah karena banyak petani lain yang mendaftar ingin ikut menanam. Akan tetapi saat ini masih keterbatasan bibit dan pembuatan pupuk. Sebelum melakukan penanaman kelompoknya melakukan studi ke petani Sorgum di Parangtritis Bantul. Di lokasi tersebut, sorgum ditanam di lahan kering bisa tumbuh dengan baik.
"Apalagi di lereng Merapi dengan pasokan air cukup, saya yakin bisa prediksi panen bisa sampai dua hingga tiga kali lipat," katanya.
Ketua Sorgum Sejahtera Foundaton Moh Rifai menuturkan sorgum sangat cocok ditanam di kawasan lereng Merapi karena sebagian besar tanahnya subur. Ia sepakat sorgum sebagai pangan lokal harus terus dilestarikan karena dari sisi gizi tidak kalah dengan jenis pangan lainnya. Di sisi lain, budidaya sorgum sangat mudah dilakukan.
"Kami yakin panennya akan lebih banyak, di Parangtritis saja dengan lahan kering bisa panen, apalagi di sini dengan tanah subur, air juga cukup," katanya.
Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional Andriko Noto Susanto berharap jumlah budidaya sorgum di kawasan lereng Merapi bisa terus meningkat. Bapanas sepenuhnya mendukung program inisiatif masyarakat tersebut. Penanaman sorgum menjadi salah satu ide yang tepat sebagai pangan lokal pengganti beras.
BACA JUGA : Stok Beras di Gunungkidul Dipastikan Cukup, Dinas Pertanian: Didata Mingguan
Selain itu budidaya dapat meminimalkan ketergantungan impor gandum. Saat ini Indonesia tercatat sebagai negara pengonsumsi beras terbesar di dunia dengan jumlah 93 kilogram per kapita per tahun. Angka tersebut sebenarnya mulai turun dibandingkan tahun sebelumnya. Akan tetapi penurunan itu diikuti dengan naiknya konsumsi terigu di angka 17 kilogram pe kapita per tahun. Adapun terigu sebagian besar merupakan impor.
"Terigu ini bisa kita ganti dengan sorgum. Sehingga harapannya kita tidak perlu impor lagi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
LPS Gandeng DepositoBPR by Komunal Gelar Edukasi Finansial Untuk Karyawannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Aldika Rasakan Langsung Berbagai Manfaat Program JKN
- Info Stok Hari Ini dan Jadwal Donor Darah di DIY Besok 4 Mei 2024
- Unik! Nangka Muda Masuk 5 Besar Penyumbang Inflasi Tertinggi di Kota Jogja
- President IMA: Para Pemasar Harus Berlari Kencang untuk Memenangkan Persaingan
- Jogja Fashion Week Akan Digelar 22-25 Agustus 2024, Diikuti Ratusan Desainer
Advertisement
Advertisement