Advertisement

50 Tahun Perjalanan ChildFund International Perjuangkan Hak Anak

Ujang Hasanudin
Sabtu, 27 April 2024 - 12:37 WIB
Ujang Hasanudin
50 Tahun Perjalanan ChildFund International Perjuangkan Hak Anak Kegiatan ChildFund International Indonesia. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dalam usia ke-50 tahun, ChildFund International di Indonesia secara konsisten terus berjuang untuk mewujudkan dunia di mana anak-anak mendapatkan hak-haknya. Berbagai program dihadirkan guna mewujudkan tujuan tersebut. 

Bersama mitra kerja di wilayah DIY, yakni Yayasan Teratai Putih Yogyakarta (YTP) yang telah bekerjasama sejak 2001 dan Paguyuban Badan Musyawarah Masyarakat Mitra Anak Sejati (PBMM-MAS) sejak 2002, Childfund International di Indonesia dan mitra telah mendampingi anak dan keluarga di kabupaten Bantul dan Kulonprogo.

Advertisement

Bertho Eko Pitono selaku Program Manager PBMM Mitra Anak Sejati menjelaskan bahwa saat ini PBMM-MAS bersama ChildFund International di Indonesia mengembangkan program LineUp Digital Literacy for All yang bertujuan untuk memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi bagi siswa-siswa di 10 SD di Kabupaten Kulonprogo.

Selain merenovasi ruang multimedia dan menyediakan gawai seperti tablet, program ini juga melatih lebih dari 500 siswa dan 50 guru cara menggunakan tablet, berinternet aman, perlindungan anak online, kurikulum merdeka dan pemanfaatan platform online untuk pembelajaran.

“Tidak hanya murid dan guru, program ini juga mengembangkan kapasitas pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan terkait, seperti pengawas sekolah, orang tua, komite sekolah, Dinas Pendidikan serta masyarakat tentang pendidikan berfokus anak yang berbasis teknologi informasi,” jelas Bertho, dalam siaran tertulisnya, Sabtu (27/4/2024).

Bertho mengatakan bahwa laporan penilaian siswa secara internasional atau PISA di tahun 2018 menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa Indonesia untuk membaca adalah 371, untuk matematika adalah 379 dan sains adalah 396. Semuanya merupakan yang terendah di antara negara-negara peserta PISA.

Karena itulah menurutnya, program ini sangat kontekstual dan dibutuhkan untuk pengembangan pendidikan anak di Indonesia, termasuk di Yogyakarta.

BACA JUGA: 17 Perusahaan di Kota Jogja Komitmen Penuhi Hak Anak

BACA JUGA: PP Aisyiyah Soroti Tingginya Angka Perkawinan Anak dan Pengasuhan Tak Layak

Selain program yang menyasar anak dan orang tua anak usia 0 – 5 tahun dan 6 – 14 tahun, praktik baik lainnya dari Kulonprogo adalah program orang muda sebagai agen perubahan.

Menurut Bertho, pihaknya dan ChildFund International di Indonesia membina kelompok-kelompok orang muda dan forum anak baik di tingkat desa maupun kabupaten dan mendapat sambutan dari pemerintah desa dan kabupaten terutama dalam mewujudkan Kabupaten Layak Anak (KLA).

Partisipasi anak dan orang muda dalam proses pengambilan keputusan secara perlahan mulai mendapat perhatian para pemangku kepentingan. "Kami membawa wacana KLA ke Kabupaten Kulonprogo sejak tahun 2010. Pada tahun 2021, PBMM-Mitra Anak Sejati ditunjuk pemerintah sebagai lembaga pendamping untuk Kulon Progo dalam mewujudkan KLA. Kami juga terlibat dalam advokasi memperjuangkan hak-hak anak di kabupaten ini sehingga terbit Peraturan Daerah tentang Kabupaten Layak Anak, yaitu Perda Kabupaten Kulon Progo No. 15 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan KLA," papar Bertho.

Di Kabupaten Bantul, mitra Yayasan Teratai Putih sukses mengimplementasikan program perlindungan anak bernama Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat serta program  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Aan Kurniawan selaku Koordinator Pelaksana YTP menjelaskan bahwa pendirian PATBM dilatari oleh kekhawatiran masyarakat akan kasus kekerasan yang kerap dialami oleh anak maupun remaja di lingkungan. Karena itu dibutuhkan wadah di tingkat desa atau kelurahan yang peduli terhadap pemenuhan hak-hak anak dan mampu untuk mengawal  kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan mereka.

“Kami mengembangkan  PATBM dengan membentuk dan membina kelompok masyarakat  sebagai tim PATBM sehingga masyarakat dapat merujuk dan menginformasikan kasus kekerasan anak di desa kepada mereka sehingga  kasus-kasus tersebut dapat segera ditangani oleh pihak-pihak terkaitsecara lebih professional,” jelas Aan.

Yayasan Teratai Putih juga menerapkan program pengasuhan responsif dan pengasuhan positif. Program ini menyasar orang tua dari anak yang berusia 0 – 5 tahun serta 6 – 14 tahun dan telah berdampak kepada lebih dari 8 ribu individu di wilayah dampingan mereka di Bantul.

Husnul Ma’ad selaku Country Director ChildFund International di Indonesia menjelaskan bahwa upaya organisasinya berpusat pada menghubungkan anak-anak dengan komunitas, institusi, dan sumber daya untuk memastikan mereka tumbuh dengan sehat, terdidik, terampil, dan yang terpenting aman, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun di ranah daring.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pengakuan Kedaulatan Palestina, Beberapa Negara Uni Eropa Bakal Deklarasi Bareng

News
| Kamis, 09 Mei 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Makan Murah di Jogja Versi Mahasiswa, Cek Tempatnya

Wisata
| Kamis, 09 Mei 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement