Advertisement

Puncak Panen Raya Padi di DIY Berlangsung Mei, Gunungkidul Terbanyak

Yosef Leon
Minggu, 28 April 2024 - 13:37 WIB
Ujang Hasanudin
Puncak Panen Raya Padi di DIY Berlangsung Mei, Gunungkidul Terbanyak Ilustrasi panen padi - ist - ngawikab.go.id

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY optimistis produksi padi di wilayahnya jauh lebih bagus dibandingkan panen sebelumnya pada masa panen raya April Mei ini. Sebab, ada sebanyak 35.557 hektare lahan padi yang akan melaksanakan panen raya dengan kualitas tanam yang cukup optimal di wilayah setempat khusus di bulan April saja. 

Kepala DPKP DIY Hery Sulistio Hermawan mengatakan, rata-rata produksi gabah kering yang dihasilkan dari 35.557 hektare lahan itu yakni sebanyak 5,8 ton per hektare, sehingga total keseluruhan gabah kering yang dihasilkan mencapai 201.876 ton hanya di bulan April saja. 

Advertisement

Jika dirinci per kabupaten kota di DIY, Gunungidul jadi yang paling luas dengan jumlah lahan panen sebanyak 23.803 hektare, kemudian Sleman 6.383 hektare, Bantul 3.040 hektare, Kulonprogo 2.321 hektare dan Kota Jogja sembilan hektare. 

"Itu belum panen raya. Nanti merangkak naik produksinya di bulan Mei saat masa panen raya," ujarnya, Minggu (28/4/2024). 

Pihaknya masih akan melihat kondisi tanaman padi yang akan melangsungkan panen pada Mei nanti untuk mengetahui jumlah keseluruhan gabah kering yang dihasilkan di masa panen raya itu. Di sisi lain, petani yang sudah melaksanakan panen pada Maret dan April pun sudah ada yang langsung menanam lahannya kembali dengan komoditas serupa. 

"Masyarakat rata-rata dua sampai tiga minggu setelah panen itu sudah mulai ditanam lagi lahannya," jelas dia. 

BACA JUGA: Panen DIY April-Mei Diperkirakan Hasilkan Beras 192 Ribu Ton

Hery menjelaskan, lahan produksi padi di wilayah setempat cukup beragam. Aktivitas tanam petani tidak hanya mengacu pada empat atau tiga kali masa tanam. Di lahan dengan karakteristik kering tadah hujan masyarakat bahkan hanya melaksanakan masa tanam maksimal sebanyak dua atau tiga kali. 

"Memang ada ada yang misalnya sekali tanam kemudian selanjutnya mereka tanam palawija, itu menyesuaikan saja dengan karakteristik wilayah dan musimnya. Kalau memang irigasinya bagus bisa tiga atau empat kali tanam padi, tapi masih sedikit," jelasnya. 

Sejumlah petani di wilayah setempat pun sudah banyak yang mencoba irigasi pompa dengan menyedot air dari sungai di dekat lahan. Namun langkah ini biasanya digunakan untuk mengakali musim saja. Jika curah hujan masih cukup tinggi seperti yang terjadi sampai mendekati pertengahan tahun 2024, maka cukup jarang petani yang memakai irigasi pompa.

"Kalau jumlah total produksi padi DIY itu sebetulnya untuk setahun cukup. Namun hanya di daerah tertentu saja seperti Gunungkidul, Sleman dan Bantul," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kecelakaan Maut Bus Pengangkut Rombongan SMK Depok di Subang Diduga Rem Blong

News
| Minggu, 12 Mei 2024, 00:07 WIB

Advertisement

alt

Hanya 85 Meter, Ini Perbatasan Negara Terkecil di Dunia

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement