Advertisement

Puncak Peringatan HKB, Kesadaran Kolektif Masyarakat terhadap Bencana Harus Dibangun

Media Digital
Minggu, 28 April 2024 - 21:57 WIB
Maya Herawati
Puncak Peringatan HKB, Kesadaran Kolektif Masyarakat terhadap Bencana Harus Dibangun Acara peringatan puncak HKB 2024, Minggu (28/4 - 2024) di Malioboro. / Harian Jogja

Advertisement

JOGJA—Pemda DIY menggelar puncak peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) berupa panggung resiliensi di gerbang barat kompleks Kepatihan, Minggu (28/4/2024) malam. Agenda ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran peserta dan masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kesiapsiagaan terhadap bencana.

Sekda DIY Beny Suharsono mengatakan ada sejumlah kegiatan yang digelar dalam acara itu yakni berupa stand pameran penanggulangan bencana yang bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat umum kondisi DIY baik bentang alam, gambaran bencana, kesiapsiagaan, mitigasi, maupun respon darurat sampai kepada pemulihan pasca-bencana.

Advertisement

Pada pembukaan acara ditampilkan tarian Sumilaking Pedhut oleh Dinas Pariwisata DIY yang terinspirasi dari bencana alam gempa bumi yang meluluhlantakan Jogja pada 27 Mei 2006 lalu. Tarian itu ingin menyampaikan pesan bahwa semua orang harus selalu siap menerima apapun yang terjadi dan harus bisa selalu tanggap terhadap semua keadaan.

BACA JUGA: Percaya Diri, Shin Tae-young Bisa Antar Indonesia ke Olimpiade

"Kami juga memberikan penghargaan kepada sejumlah destinasi wisata, hotel, desa/kelurahan tangguh bencana, fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), rumah sakit, dan instansi," kata Beny.

Penghargaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dalam membangun kesiapsiagaan di sektor pendidikan, masyarakat, dunia usaha, dan tempat wisata. Selain itu juga memberikan motivasi bagi satuan pendidikan dan masyarakat lainnya untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana di lingkungan sekitar.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati menjelaskan, kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana sangat penting. Apalagi DIY dikelilingi dengan sejumlah ancaman dan potensi bencana yang kompleks dan sistemik serta dampaknya cukup luas jika terjadi.

"Bencana itu bisa berdampak secara mata rantai dan berjenjang. Pengalaman di negara maju seperti Jepang keselamatan itu ada pada diri masing-masing sebesar 30 persen, diselamatkan keluarga 30 persen dan 30 persen orang yang lewat. Hanya satu persen korban gempa Kobe diselamatkan SAR," jelasnya.

Oleh karenanya, ia berharap lewat peringatan puncak HKB ini masyarakat luas bisa terbangun kesadarannya terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana. Kesadaran kolektif harus dibangun dengan optimal dengan metode people center. Baik itu dari sektor tata kelola, bangun risiko dan siap siaga semuanya ada di masyarakat.  "Kami yakin DIY punya kolaborasi yang bagus, semua punya peran dan terlibat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Banjir Bandang di Sumbar, Basarnas Laporkan Korban Meninggal Capai 43 Orang

News
| Senin, 13 Mei 2024, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement