Advertisement
Haedar Nashir: Ormas Keagamaan Tidak Boleh Jadi Benalu
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Organisasi sosial kemasyarakatan berbasis agama harus memiliki kesadaran untuk berubah naik kelas, tidak boleh jadi benalu, dan harus mandiri dalam gerakan. Sebab tugasnya membangun keberdayaan umat.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir pada Senin (29/4/2024) dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara PP Muhammadiyah dengan Baznas RI di Kantor PP Muhammadiyah, Jogja.
Advertisement
Umat, menurut Haedar harus dibangun mental muzakkinya, hal itu bisa dimulai dari membangun kesadaran ormas keagamaan supaya tidak jadi benalu yang menempel pada kekuasaan tanpa memiliki daya juang untuk mandiri.
BACA JUGA : Usai Putusan MK, Haedar Nashir Puji Sikap Kenegarawanan Paslon AMIN dan GAMA
“Ormas keagamaan jangan jadi benalu. Di tokoh-tokoh umat itu harus ada kesadaran baru, bahwa memberdayakan, mencerdaskan, memajukan, memberadabkan umat dan masyarakat itu menjadi sesuatu yang wajib,” katanya.
Mewujudkan umat dan bangsa yang unggul dimulai dari kesadaran di ormas yang tidak ingin menjadi benalu yang menempel di induk semang, tidak ingin bekerja keras, namun ingin tetap hidup.
Tugas yang diemban oleh Ormas keagamaan sebagai pemberdaya umat bisa dijalankan dengan sebaiknya, tidak malah sebaliknya yang bertugas memberdayakan yang terjadi justru memperdaya umat.
Oleh karena itu melalui program penyaluran dana ZIS, Haedar meminta supaya dilakukan pemetaan untuk menentukan gerakan menaikkan kelas umat, dari yang awalnya sebagai mustahik atau penerima zakat, menjadi muzakki atau yang mengeluarkan zakat.
Melalui penghimpunan dan penyaluran potensi zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dilakukan menurut Haedar menjadi langkah peta jalan ormas Islam dalam membangun umat, dan itu sudah menjadi perhatian Muhammadiyah.
“Selama tidak ada progres ke situ, kita umat Islam itu dalam kekuatan-kekuatan umat akan jalan di tempat saja. Padahal kondisi umat kita masih berada di situasi-situasi struktural yang belum bisa beranjak,” katanya.
Melihat realitas umat Islam yang masih sering menjadi ‘objek penderita’, diperlukan rekonstruksi di dalam. Hematnya, jika umat Islam masih sebagai mustahik akan berdampak pada lemahnya sektor pendidikan, ekonomi, sosial, sampai politik.
Dalam membangun umat di sektor-sektor strategis tersebut, Muhammadiyah telah melakukan gerakan yang tidak hanya bersifat kerelawanan – filantropis, tapi sudah bergerak secara struktural – strategis membangun kekuatan umat.
Di hadapan Ketua Baznas RI, Noor Achmad dan jajaran, Haedar menyampaikan berbagai gerakan kebajikan yang dilakukan Muhammadiyah di sektor-sektor strategis di berbagai belahan Tanah Air Indonesia.
Guru Besar Ilmu Sosiologi ini menjelaskan, gerakan pemberdayaan umat yang dilakukan oleh Muhammadiyah selain dilakukan secara kultural, juga bersinergi dengan pendekatan struktural agar umat dan bangsa semakin maju.
“Ini harus perlu menjadi concern semuanya, hiruk pikuk politik dan segala macam itu dinamika bangsa dan negara. Tapi pada saat yang sama perhatian terhadap problem real masyarakat juga perlu menjadi concern bahkan umat, bangsa, dan bahkan partai politik,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Bikin Trenyuh, Kisah Tokoh Tionghoa Solo Selamat dari Kerusuhan 14-15 Mei 1998
- Penggunaan Ganja Berisiko Masalah Kesehatan Mental Kecemasan dan Depresi
- Kalah di Gim Kedua, Komang Ayu Bangkit dan Melaju ke 16 Besar Thailand Open
- Peringatan Tragedi Nakba saat Warga Palestina Diusir Israel 76 Tahun Lalu
Berita Pilihan
Advertisement
Soal Kaesang Mau Ikut Pilkada, Grace Natalie: Sudah Cukup Umur Maju Bupati atau Walikota
Advertisement
Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Disdikpora DIY Jelaskan Rincian Kuota PPDB Tahun 2024, Cek di Sini
- PSI DIY Buka Pendaftaran Calon Kepala Daerah di Pilkada 2024
- Tawuran Antar Pelajar Kembali Pecah di Jogja, Ini Respons Disdikpora DIY
- Tekan Produksi Sampah, Pemkot Jogja Bakal Terbitkan Peraturan Terkait Penggunaan Plastik
- Depo Sampah Kembali Penuh, Ini yang Dilakukan Pemkot Jogja
Advertisement
Advertisement