Advertisement

Persoalan Sampah Dikhawatirkan Berdampak ke Citra Pariwisata Jogja

Alfi Annisa Karin
Rabu, 08 Mei 2024 - 07:47 WIB
Sunartono
Persoalan Sampah Dikhawatirkan Berdampak ke Citra Pariwisata Jogja Petugas memberikan tumpukan sampah yang menggunung di kawasan Kotabaru. - Istimew

Advertisement

Harianjogja.com, KOTAGEDE—Persoalan sampah di Kota Jogja masih terus terjadi. Beberapa sampah masih muncul di beberapa titik jalan. Jika kondisi ini terus menerus terjadi, dikhawatirkan akan mencoreng citra Kota Jogja sebagai rujukan wisata.

Anggota Komisi A DPRD DIY Muhammad Syafii menuturkan imbas persoalan sampah pada sektor pariwisata di Kota Jogja kini sudah terlihat, setidaknya di sosial media.

Advertisement

"Mungkin kalau kita lihat di medsos sudah ya. Orang kan bagaimanapun apa yang mereka lihat pasti akan bertanya-tanya kok ada tumpukan sampah. Saya yakin pasti sudah [ada imbas]," ungkapnya saat ditemui di Pendapa Lawang Pethuk Kotagede, Selasa (7/5/2024).

BACA JUGA : Muncul Tumpukan Sampah di Selopamioro, Ini yang Akan Dilakukan Pemkab Bantul

Syafii menyebut sektor pariwisata punya standar yang biasa disebut CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability). Untuk itu, unsur environment atau kebersihan dan keberlanjutan lingkungan menjadi aspek yang harus diperhatikan. Di satu sisi, masyarakat memang perlu didorong untuk mengurangi, memilah, dan mengolah sampah.

Namun, di sisi lain pemerintah juga harus lebih effort dalam mencari solusi untuk mengolah sampah yang tak lagi bisa diolah oleh masyarakat.

"Harapannya kalau semua ini jalan, sampah yang tidak mampu diolah oleh masyarakat itulah yang harus diolah oleh pemerintah. Mau dibuatkan alat kapasitas berapa ratus ton pun tidak akan berjalan. Edukasi untuk mengurangi sampah ya tidak akan jalan. Tugas pemerintah harus tidak boleh ketinggalan mengolah sampah," katanya.

Jam buka tutup depo sampah juga masih menjadi persoalan. Dia mengamati masih banyak warga yang mengeluh soal jam buka tutup depo. Syafii meminta Pemkot Jogja untuk memberikan kepastian informasi kepada masyarakat. Kaitannya dengan tanggal dan jam berapa depo di buka atau ditutup. Informasi ini juga harus pasti.

"Jangan sampai dibatasi kalau masih ada truk. Itu namanya tidak pasti, contohnya itu saja. Supaya menghindari masyarakat membuang sampah sembarangan. Ketika kita tidak memfasilitasi tempat untuk membuang sampah ya masyarakat akan membuang di sembarang tempat," ucapnya.

Syafii berharap bisa terjalin komunikasi yang baik antara Pemkot Jogja dan Pemprov DIY. Sebab, Kota Jogja menurutnya memerlukan perlakuan khusus dalam penanaganan sampah lantaran keterbatasan lahan yang dimiliki.

Baginya, kondisi di Kota Jogja berbeda dengan kabupaten lainnya yang masih punya lahan memadai untuk mengolah sampah. Syafii menuturkan, jangan sampai Pemprov DIY meninggalkan kabupaten dan kota yang kewalahan mengolah sampah dengan dalih desentralisasi pengolahan sampah.

"Jangan sampai karena desentralisasi kita menghindar. Harus melakukan langkah antisipasi, action strateginya apa untuk mengatasi wilayah-wilayah yang kewalahan seperti Kota Jogja. Kalau Kota Jogja ini harus dibantu. Sudah saya sampaikan di LKPJ bahwa catatannya Pemprov DIY jangan sampai terus colong playu," ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Syahdu! Makan Malam Pemimpin Negara di World Water Forum Bali Diiringi Lantunan Sape

News
| Minggu, 19 Mei 2024, 22:17 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement