Advertisement

908 Orang Terkena DBD di DIY, Chikungunya Ikut Melonjak

Yosef Leon
Rabu, 08 Mei 2024 - 16:57 WIB
Maya Herawati
908 Orang Terkena DBD di DIY, Chikungunya Ikut Melonjak Nyamuk / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menyatakan ada hubungan saling terkait antara kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan penyakit chikungunya lantaran berasal dari vektor atau media pembawa virus yang sama yakni nyamuk. Lonjakan kasus DBD pada 2024 ini di wilayah setempat pun juga diikuti dengan naiknya kasus chikungunya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DIY kasus DBD sampai dengan 3 Mei 2023 ada sebanyak 908 kasus. Gunungkidul menjadi wilayah dengan kasus tertinggi dengan angka 472 kasus dua kematian; diikuti oleh Sleman 153 kasus satu kematian; Bantul 140 kasus, Kota Jogja 76 kasus dan Kulonprogo 67 kasus. Sementara kasus chikungunya sampai Mei ini ada 19 kasus yang dilaporkan.

Advertisement

"Laporan chikungunya yang masuk baru dari Bantul saja sebanyak 19 kasus, Maret 5 kasus, April 5 kasus dan Mei 9 kasus," kata Kepala Bidang dan Penanggulangan Penyakit, Dinas Kesehatan DIY Setiyo Harini, Rabu (8/5/2024).

Rini menjelaskan, jumlah kasus tahun ini jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya cukup fluktuatif. Pada 2023 bahkan tidak ada laporan yang masuk terkait dengan kasus chikungunya. Tahun 2022 ada 22 kasus dengan 21 kasus di Bantul dan satu di Gunungkidul. Sementara pada 2021 hanya sebanyak tiga kasus.

"Jelas ada hubungannya dengan DBD, karena vektornya sama, bedanya kan hanya di virus saja. DBD virusnya dengue dan satunya dari virus chikungunya. Yang jadi media penularannya kan nyamuk," jelas dia.

Menurutnya, terdeteksinya kasus chikungunya hanya berdasarkan laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di kabupaten kota. Jika tidak ada keluhan dari masyarakat yang terserang penyakit itu, biasanya tidak tercatat oleh instansi terkait. Sebab gejala dan dampak yang ditimbulkan antara DBD dan chikungunya sangat berbeda.

"Kalau kasus DBD kan bisa sampai ada shock dan yang lain, bahkan kematian. Sementara cikungunya hanya pegal-pegal dan linu saja atau pusing sedikit. Penanganannya juga tidak harus ke fasyankes, di rumah bisa. Kecuali jika nyerinya sangat hebat," ungkap Rini.

Warga yang terserang chikungunya, kata Rini, juga akan membentuk kekebalan alami di dalam tubuhnya terhadap kemungkinan penularan virus itu kembali. Seseorang yang pernah terkena chikungunya dan kemudian sembuh, biasanya kebal terhadap virus itu dan kekebalan alami itu cukup lama bisa sampai 20 tahun.

Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie menyebut, upaya penanggulangan virus chikungunya sama halnya dengan penanganan dan antisipasi DBD. Warga bisa menggencarkan gerakan 3M plus, satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik) dan juga pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Dengan langkah itu angka bebas jentik nyamuk di setiap wilayah akan tinggi dan bisa mengantisipasi chikungunya dan DBD.

"Di Bantul, RT yang banyak kasus chikungunya itu memang angka bebas jentiknya rendah sekali. Tandanya gerakan PSN, 3M plus dan satu rumah satu jumantik itu kurang. Antisipasi dan pencegahan chikungunya ini ya sama dengan DBD," ujarnya.

Pembajun menambahkan, faktor cuaca juga turut mempengaruhi munculnya kembali kasus chikungunya setelah tahun lalu DIY berhasil mencatatkan nol kasus. Musim kemarau panjang akhir tahun lalu yang dilanjutkan dengan masuknya musim penghujan membuat perkembangan nyamuk semakin banyak dan menimbulkan kasus chikungunya dan DBD.

"Kalau tidak disiapkan segala sesuatunya dengan baik dan lingkungan tidak bersih pasti jadi sarang nyamuk. Telur nyamuk yang dulu kering kemudian kena air hujan, menetas akhirnya jadi banyak jentik dan nyamuk. Itu salah satu penyebabnya," kata Pembajun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

3 Jenazah Pesawat Jatuh BSD Tiba di RS Polri, Posko Ante mortem dan Post Mortem Dibuka

News
| Minggu, 19 Mei 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement