Advertisement

Habiskan 1300 Liter Pestisida, Penanganan Wereng Kulonprogo Ditambah Rp400 Juta

Triyo Handoko
Kamis, 09 Mei 2024 - 16:57 WIB
Lajeng Padmaratri
Habiskan 1300 Liter Pestisida, Penanganan Wereng Kulonprogo Ditambah Rp400 Juta Suasana panen padi di Kapanewon Sentolo yang dilakukan segera untuk mengantisipasi serangan wereng dimana dapat menggagalkan panen, Rabu (8/5/2024). - Harian Jogja/Triyo Handoko

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Penanganan serangan hama wereng di Bumi Binangun sudah menghabiskan 1.300 liter pestisida. Namun, penanganan akan terus dilanjutkan dengan menganggarkan Rp400 juta untuk pengadaan pestisida baru.

Sebanyak 1.300 liter pestisida itu untuk menangani 1.300 hektar lahan pertanian, dengan satu liter pestisidanya setara untuk satu hektar lahan. Tak sepenuhnya milik Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo, pestisida yang sudah digunakan kebanyakan bantuan dari Pemda DIY yaitu 1.000 liter dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY.

Advertisement

Sedangkan selama ini penanganan wereng di Bumi Binangun yang menggunakan APBD baru untuk pengadaan 300 liter pestisida. Kepala DPP Kulonprogo, Drajat Purbadi menyebut 300 liter itu diadakan dari APBN murni 2024.

BACA JUGA: Pilkada Kulonprogo Diprediksi Diikuti Tiga Pasangan Calon

Lantaran sudah habis dan serangan wereng masih kerap terjadi, DPP Kulonprogo mengakses belanja tidak terduga (BTT) yang sudah disetujui BKAD senilai Rp400 juta. "Kami sudah siapkan perencanaan pengadaan pestisida dari BTT ini tinggal dilakukan pengadaan," jelas Drajat pada Rabu (8/5/2024).

Drajat menjelaskan pestisida yang akan dibeli dari BTT ini jenisnya beragam dari berbentuk cairan hingga bubuk. Keberagaman pestisida ini diperlukan agar hama tidak resisten dan mudah dibasmi.

Total ada empat jenis pestisida yang akan dibeli DPP Kulonprogo untuk membasmi wereng yang setara untuk melindungi lebih dari 2.000 hektar. Drajat yang juga seorang dokter hewan ini menyebut selain pestisida juga akan digunakan pembasmi organik.

Pembasmi wereng berbahan organik itu, jelas Drajat, untuk lahan pertanian yang jumlah wereng dibawah 20 ekor untuk satu rumpun padi yang tengah bersiap panen. "Penggunaan pembasmi apakah pestisida atau yang organik sudah kami petakan hasil dari pantuan petugas penyuluh lapangan yang sudah melakukan survei populasi hama di tiap kapanewon, agar tepat sasaran dan minim resiko," paparnya.

Kepala DPP Kulonprogo ini menerangkan pengadaan pestisida terutama diperuntukan bagi lahan pertanian yang memasuki masa panen pada Mei dan Juni nanti. Wilayah yang akan panen itu antara lain Kapanewon Panjatan, Wates, Sentolo, hingga daerah lain yang masa tanam musim keduanya terlambat.

BACA JUGA: Viral Wanita di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi Bungsu, Suami Tuntut Dokter Tanggung Jawab

Seorang petani di Kapanewon Sentolo, Sunarto menjelaskan hama wereng memang jadi faktor utama gagal panen di wilayahnya. "Makanya kami segera panen saja ini, takut kalau ditunda-tunda malah habis dimakan wereng," jelasnya saat sedang panen di lahannya.

Sunarto menyebut sebagian besar pestisida yang telah digunakan di lahannya berasal dari kantongnya sendiri. "Dari beli sendiri, kemarin ada bantuan tapi tidak mencukupi lalu beli sendiri," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

World Water Forum 2024, Presiden WWC: Saatnya Jadi Pendekar Air

News
| Senin, 20 Mei 2024, 15:07 WIB

Advertisement

alt

Lokasi Kolam Air Panas di Jogja, Cocok untuk Meredakan Lelah

Wisata
| Senin, 20 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement