Advertisement
Ekonomi Meningkat, Puluhan Keluarga di Seyegan Mundur Sebagai Penerima Bansos

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Sebanyak 35 keluarga di Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman mundur dari Program Keluarga Harapan (PKH) karena telah mengalami peningkatan status perekonomian.
Kepala Jawatan Sosial Kapanewon Seyegan, Subagyo Rahayu, mengatakan jumlah penerima KPM PKH di Kapanewon Seyegan mencapai 4.500 keluarga hingga saat ini.
Advertisement
Keluarga yang lepas dari program tersebut atau graduasi meningkat sejak tiga tahun lalu. Pada 2023 ada 25 keluarga graduasi dari target 30 keluarga dan ada 47 keluarga graduasi dari target 60 keluarga pada 2024. Adapun pada 2025, Kapanewon Seyegan menargetkan 80 KPM graduasi.
Adapun angka kemiskinan di Kapanewon Seyegan pada 2024 tercatat sebesar 11,97% atau berada di peringkat kedua tertinggi di Kabupaten Sleman. Angka ini jauh di atas angka kemiskinan tingkat kabupaten yang berada di angka 7,46%
“Kegiatan graduasi tadi juga dilakukan dengan penandatanganan surat pernyataan lulus dari KPM PKH oleh warga yang secara mandiri memilih keluar dari program. Penandatanganan ini menjadi simbol kesadaran dan kesiapan mereka untuk mandiri secara ekonomi,” kata Subagyo dalam keterangan tertulis.
Subagyo menjelaskan graduasi keluarga penerima manfaatn (KPM) PKH bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu secara alami dan mandiri. Graduasi alami terjadi ketika KPM meninggal dunia atau sudah tidak memenuhi syarat kepesertaan. Sedangkan, graduasi mandiri dilakukan atas kesadaran sendiri bahwa kondisi ekonomi keluarga telah lebih baik, sehingga tidak memerlukan bantuan PKH.
Pasca graduasi, 35 KPM tersebut juga akan mendapat bantuan lain guna memastikan taraf hidup tetap terjaga. Dukungan tersebut berupa bantuan usaha melalui badan usaha milik kalurahan mandiri (Bumkalma), sertifikasi halal dari KUA, hingga pendampingan dalam pengurusan nomor induk berusaha (NIB).
Sementara, Kepala Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Sosial Dinas Sosial Sleman, Feri Istanto, mengatakan bahwa program graduasi ini penting dalam rangka pemerataan bansos. Bansos perlu diberikan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan.
"Dengan adanya graduasi, mereka yang sudah mampu dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat lain yang masih membutuhkan bantuan," kata Feri.
Salah satu warga yang telah graduasi dari KPM PKH, warga Planggok, Margokaton, Seyegan, Supraptimah, mengaku bahwa dia sempat menerima bantuan PKH karena penghasilannya sebagai guru PAUD hanya sebesar Rp250.000 per bulan. Padahal, dia harus menghidupi tiga anak yang masih bersekolah.
Kondisi ekonominya membaik setelah gajinya meningkat menjadi Rp1,3 juta per bulan. Selain itu, suaminya yang bekerja di bidang usaha rongsokan juga telah memiliki gerobak untuk usahanya.
Kesadaran untuk mundur dari PKH muncul setelah dia melihat kondisi tetangganya yang lebih membutuhkan tetapi tidak mendapatkan bantuan karena kehabisan kuota.
"Saya juga masih mendapatkan bantuan jaring pengaman sosial dari Pemkab Sleman, sehingga anak-anak tetap bisa sekolah. Pesan saya untuk masyarakat agar tidak takut untuk graduasi dari PKH, karena jika memang masih membutuhkan, pemerintah tetap menyediakan bantuan yang bisa diakses," kata Supraptimah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Volume Kendaraan Melintas di Tol Balikpapan-Samarinda Meningkat 36,39 Persen
Advertisement

Taman Wisata Candi Siapkan Atraksi Menarik Selama Liburan Lebaran 2025, Catat Tanggalnya
Advertisement
Berita Populer
- Ketua Komisi A DPRD Bantul Ingatkan Pentingnya Pendidikan Politik untuk Masyarakat
- Satpol PP Bantul Kembali Menemukan Dua Lokasi Tempat Pengelolaan Sampah Ilegal
- Kasus Penyiraman Air Keras ke Perempuan Kulonprogo, Korban Mengalami Luka Bakar
- Respons Isu Tsunami saat Lebaran 2025, Angkasa Pura Pastikan Bandara YIA Aman dari Lima Bencana Alam
- Senin Mulai Puncak Arus Mudik, Warga Sekitar Exit Tol Tamanmartani Diminta Bantu Pemudik
Advertisement
Advertisement