Jogjapolitan

HARI GURU : Sultan Minta Guru Jangan Korupsi

Penulis: Bhekti Suryani
Tanggal: 27 November 2015 - 19:55 WIB
JIBI/Harian Jogja/Desi SuryantoSri Sultan hamengku Buwono X-Gubernur DI.Yogyakarta, Yogyakarta, Senin (27/07 - 2015).

Hari guru menjadi momentum untuk Sultan mengingatkan para guru agar tidak korupsi

Harianjogja.com, BANTUL- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan guru soal korupsi. Pesan itu disampaikan dalam perayaan hari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang digelar di Bantul, Jumat (27/11/2015).

Sultan Hamengku Buwono X memberikan sambutan pada perayaan hari PGRI yang digelar di Pendapa Parasamya Pemkab Bantul, Jumat pagi. Gubernur antara lain menyinggung masalah korupsi yang kini merebak di Tanah Air. "Tidak baik bagi guru untuk korupsi," kata Sultan dalam sambutannya.

Pernyataan itu antara lain menyinggung salah satu modus korupsi di bidang pendidikan yang pernah terjadi di DIY seperti pemalsuan syarat seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk guru honorer kategori II (K2) beberapa waktu lalu.

"Jarene [katanya] pengabdian kepahlawanan jangan menyalahgunakan, mestinya begitu," kata Sultan seusai sambutan saat disinggung soal kasus honorer K2.

Bila kemudian ditemukan penyelewengan oleh guru, maka selayaknya diteruskan ke penegak hukum.

Selain masalah korupsi, Sultan juga menyinggung persoalan integritas terkait kinerja guru. Gubernur mengatakan, hadiah yang selama ini diterima guru seperti peningkatan kesejahteraan melalui sertifikasi harus disertai dengan karya. "Alam mengajarkan jangan berhenti berkarya atau kita jadi tua dan tak berguna," ujarnya.

Sultan Hamengku Buwono X dalam perayaan hari PGRI juga mendorong guru di DIY untuk melek teknologi. Antara lain memanfaatkan akses internet untuk menambah pengetahuan.

Sultan merujuk sebuah riset masih minimnya akses internet warga Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Padahal, kata dia Indonesia termasuk salah satu negara dengan pembelian gadget terbesar di Asia Tenggara.

Guru juga dituntut membekali siswa dengan berbagai keterampilan agar selalu dapat menyesuaikan perkembangan zaman. Meskipun demikian, pendidikan budi pekerti serta pendidikan bermuatan lokal tetap menjadi bagian penting dalam sistem pengajaran di Jogja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Ada Demo Komunitas Truk ODOL di Wonosari Gunungkidul, Begini Tuntutannya
Penyebab Instagram Masjid Jogokariyan Diblokir, Diduga Karena Gunakan Nama Hamas
Top Ten News Harianjogja.com Rabu 25 Juni 2025: Liburan Sekolah, Kuota SPMB 2025 hingga Penanganan Kemiskinan
Liburan Sekolah, Kunjungan Wisatawan di Bantul Naik 25 Persen
Waspada! Alarm Bahaya Anemia Remaja di Kulonprogo, Angka Penderita Tergolong Tinggi
Ribuan Job Seeker Berburu Lowongan Pekerjaan di UMY Career Fair 2025
Selain Siapkan Duit Rp217 Miliar, Gunungkidul Terapkan 3 Jurus Atasi Kemiskinan
Lokasi Penjemputan Penumpang Bus Sinar Jaya Rute Malioboro ke Pantai Baron Gunungkidul Hari Ini Rabu 25 Juni 2025
Kuota SPMB Terbatas, 23.900 Lulusan SMP DIY Dipastikan Tidak Tertampung di SMA/SMK Negeri
Sopir Beli Pulsa, Truk di Jalan Magelang Ditabrak Vario