Jogjapolitan

Produksi Gula Batu Kerto Beromzet Puluhan Juta Per Bulan

Penulis: David Kurniawan
Tanggal: 18 Juli 2018 - 09:10 WIB
Seorang pekerja mengaduk adonan gula rafinasi untuk dijadikan gula batu di rumah produksi milik Nur Habibah di Dusun Kerto, Pleret, Pleret. Foto diambil beberapa waktu lalu. - Harian Jogja/David Kurniawan

Harianjogja.com, BANTUL -- Produksi gula batu di Dusun Kerto, Desa Pleret menjadi salah satu industri rumah tangga andalan di Kecamtan Pleret. Omzet usaha ini sudah menembus Rp30 juta per bulan. Industri rumahan ini dapat menyerap tenaga kerja dari warga sekitar.

Pemilik rumah produski gula batu di Kerto, Nur Habibah mengatakan usaha ini digeluti sejak 2008 lalu. Ide pembuatan gula batu tidak lepas dari program pendampingan pascagempa yang dilakukan oleh sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM).

“Waktu itu warga diminta untuk membuat produk olahan untuk dipamerkan. Saya dan suami berinisiatif membuat gula jawa herbal [gujahe] dengan rasa jahe. Kami bersyukur lewat pameran bisa bangkit dan usaha pembuatan berlangsung sampai sekarang,” kata Habibah, Selasa (17/7/2018).

Menurut dia, industri pengolahan gula yang digeluti berjalan dengan baik. Ia mengaku tidak kesulitan mencari bahan baku karena gula rafinasi sebagai bahan membuat gula batu didatangkan dari Cilacap. “Tidak ada masalah. Setiap hari, kami bisa membuat gula batu sebanyak lima kuintal,” jelas dia.

Sementara itu, untuk pemasaran, Habibah juga tidak mengalami kendala karena para pembeli langsung datang ke rumah produksi.

“Harga kami bedakan. Untuk paket besar kami patok harga Rp11.000 per kilogram, sedang untuk paket kecil dijual Rp12.000 per kilogram. Saya bersyukur karena dengan produksi ini bisa mendapatkan omzet Rp30 juta per bulan,” kata Habibah lagi.

Menurut dia, manfaat membuat gula batu tidak hanya dirasakan sendiri. Pasalnya, lewat usaha ini Habibah mengaku dapat mempekerjakan 25 karyawan yang diambil dari warga setempat. “Paling tidak usaha ini tidak hanya kami yang menikmati, karena ada juga warga yang ikut merasakan manfaatnya,” ujar.

Suami Habibah, Mujiyono menambahkan selain gula batu, di tempatnya tetap mempertahankan pembuatan gujahe. Rasa dari gujahe bermacam-macam, selain jahe ada juga varian lain seperti kunir asem hingga temulawak. “Sehari produksi gujahe mencapai dua kuintal,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Minuman Bersoda Bikin Peluang Perempuan Alami Kanker Hati Meningkat
Harga Gula Makin Melonjak, Bapanas: Percepat Impor!
Bulog Disarankan Dapat Kuota Impor Gula untuk Menekan Harga
Harga Gula di Dalam Negeri Mahal, Ini Penyebabnya

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Bakal Calon Bupati Kulonprogo Jalur Independen Butuh Dukungan Sebanyak Ini
  2. Kenali Tanda-Tanda Terinfeksi Virus B yang Ditularkan dari Monyet
  3. Pemilihan Rektor UNS Solo Periode 2024-2029 Dimulai, Cek Jadwalnya
  4. Max Verstappen Tegaskan Tetap di Red Bull Selama Ia Bahagia Bersama Tim

Berita Terbaru Lainnya

Siap-siap Lur, Pemkab Kulonprogo Buka 90 Formasi CPNS dan PPPK untuk 205 Posisi, Berikut Rinciannya
Jelang Hari Kesiapsiagaan Bencana, BPBD DIY Siapkan Rangkaian Kegiatan untuk Tingkatkan Kesadaran Masyarakat
KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
Didukung 17 PAC PDIP, Joko Purnomo Siap Maju di Pilkada Bantul
Perhatian! Berikut Syarat dan Tahapan Paslon Maju Lewat Jalur Independen di Pilkada Sleman
Bolos Kerja Lebih dari 28 Hari, Seorang ASN di Sleman Dipecat
Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem
Pemkab Sleman Berupaya Mempercepat Penurunan Angka Stunting
Kapolresta Jogja Klaim Angka Kejahatan Jalanan Dapat Ditekan Selama Libur Lebaran 2024