Jogjapolitan

Alat Timbang Puskesmas dan Posyandu di Bantul Ditera Ulang

Penulis: Ujang Hasanudin
Tanggal: 21 Mei 2019 - 14:37 WIB
Penera dari UPT Metrologi Bantul menera alat timbang di Puskesmas Jetis, beberapa waktu lalu. - Istimewa/UPT Metrologi Bantul

Harianjogja.com, BANTUL—Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Metrologi Dinas Perdagangan Bantul menera alat timbang puskesmas dan posyandu selama April hingga awal Mei. Hasilnya ada sejumlah alat timbang di layanan kesehatan tersebut yang tidak sesuai.

"Banyak juga yang geseh [tidak sesuai standar]. Akhirnya kami perbaiki," kata Kepala UPT Metrologi Bantul, Henry Hartanti, saat ditemui di kantor UPT Metrologi Bantul, Senin (20/5/2019).

Henry mengatakan alat timbang yang sudah sesuai standar langsung ditera ulang. Sementara yang tidak sesuai atau ada perubahan yang mempengaruhi ketepatan sentrisitas dan kemampuan alat timbang maka akan diperbaiki terlebih dahulu, kemudian baru ditera.

Proses perbaikan, kata dia, sempat memakan waktu sampai dua hari dari yang seharusnya sehari. Sebab, kata dia, banyaknya alat timbang yang diperiksa dan minimnya sumber daya manusia penera sehingga perbaikan dilakukan di kantor UPT Metrologi. Namun sebagian dapat diselesaikan di lokasi.

"Sebenarnya target kami alat itu bisa diperbaiki di tempat dengan sistem one day service. Tetapi karena saking banyaknya barang atau timbangan akhirnya dibawa pulang, diperbaiki dan dikembalikan pada keesokan harinya," kata Henry.

Proses tera dan tera ulang di puskesmas dan posyandu ini dilakukan selama sembilan kali sejak 22 April hingga 4 Mei lalu. Total yang diperiksa di wilayah Banguntapan ada 35 posyandu, wilayah Jetis 41 posyandu, Pajangan 53 posyandu, Dlingo 29 posyandu, dan Piyungan sebanyak 63 posyandu.

Henry mengatakan sejumlah timbangan di posyandu yang tidak sesuai karena memang timbangan itu sering digunakan. Sementara sebagian timbangan yang digunakan belum pernah ditera.

Menurut dia alat ukur atau alat timbang yang digunakan setiap hari ada kemungkinan berubah sehingga perlu dilakukan tera dan tera ulang minimal setahun sekali.

UPT Metrologi sebelumnya sudah menyosialisasikan soal tera dan tera ulang, termasuk kepada puskesmas dan posyandu. Dalam sosialisasi yang digelar Maret lalu, kata Henry, pengelola puskesmas dan posyandu antusias dengan kegiatan tera. “Itulah, dalam proses tera selama sembilan hari lalu cukup banyak,” ucap Henry.

Basari Alwi, salah seorang petugas penera di UPT Metrologi menambahkan setelah proses peneraan di piskesmas dan posyandu selesai tahap pertama, akan menyasar pasar tradisional.

Dari total 32 pasar tradisional, sebanyak 24 jadi sasaran tera ulang. “Karena 24 pasar itulah yang pedagangnya banya memiliki alat timbang dan alat ukur. Sementara yang lainnya tidak,” kata Basari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Cegah Kecurangan Pengisian BBM, SPBU di Temanggung Ditera Ulang
Tarif Sewa Kios Pasar di Gunungkidul Dihapus

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Inter Milan Raih Scudetto Ke-20, Simone Inzaghi: Kami Pantas Mendapatkannya!
  2. Pengumuman! Tarif Tol Gempol-Pandaan Mulai Naik pada 27 April 2024
  3. Muncul Polemik Sistem KomandanTe, DPC PDIP Klaten Tunggu Instruksi DPP
  4. Dinanti Warga, Tol Pejagan-Cilacap Statusnya Malah Turun Jadi PSN 3

Berita Terbaru Lainnya

Pilkada 2024, Heroe Poerwadi Hingga Singgih Raharjo Ambil Formulir Partai Golkar
Harga Pangan di Bantul Pekan Ini: Beras Turun, Bawang Merah Melonjak
Golkar DIY Bakal Terima Nama Calon yang Dijaring di Pilkada 2024, Berikut Nama-nama Kandidatnya
Serangan Wereng Meluas, DPP Kulonprogo Basmi dengan Pestisida
Danais Rp2,7 Miliar Dikucurkan untuk Program Padat Karya di Bantul
Pilkada 2024, PDIP DIY Tegaskan Terbuka Bekerja Sama dengan Partai Lain
Calon Haji di Gunungkidul Dijadwalkan Berangkat Mei 2024
Imunisasi Serentak IBI DIY untuk Memperluas Cakupan
Pemkot Jogja Dampingi Pengusaha Muda, Inkonsistensi Menjadi Kendala
Program Bela Beli Ku Jadi Andalan Kulonprogo Memajukan UMKM