Jogjapolitan

Jambore Sungai 2019, Ini Dia Fokus Pembahasannya

Penulis: Ujang Hasanudin
Tanggal: 25 Agustus 2019 - 16:27 WIB
Kegiatan sosial peduli lingkungan dengan bersih sungai dan menebar benih ikan oleh Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) APMD di Sungai Gajah Wong, Sidobali, Muja-Muju, Umbulharjo, Jumat (26/10/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Harianjogja.com, BANTUL—Komunitas peduli sungai di DIY kembali menggelar Jambore Sungai, Sabtu (24/8). Khusus tahun ini, agenda yang sudah empat kali digelar tersebut mengangkat tema Sungai Kita Wajah Kita.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Komunitas Sungai Yogyakarta (AKSY), Endah Rodjiani mengatakan Jambore Sungai tahun ini digelar dalam bentuk seminar selama dua hari di Laguna Pantai Depok, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. Acara tersebut, kata dia, diikuti oleh lebih dari 150 peserta dari kalangan komunitas peduli sungai yang tak hanya berasal dari DIY, namun juga dari beberapa daerah.

“Seperti Aceh, Nusa Tenggara Timur, Banten, Maluku, Jawa Barat dan Jawa Timur. Acara ini juga dihadiri dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),” ucap Endang, Sabtu.

Dia mengatakan persoalan sungai yang diangkat kali ini asalah pencemaran limbah dan sampah. Ia berharap kampanye peduli sungai mengajak masyarakat untuk menjadikan sungai sebagai halaman muka sehingga tidak lagi membuang sampah dan limbah di sungai. "Kami ingin isu soal sungai dan berbagai permasalahannya terus diangkat melalui forum maupun aksi nyata," kata dia.

Sejauh ini, kata Endang, pencemaran sungai di wilayah Bantul sudah masuk dalam kategori sedang. Kategori tersebut artinya tidak layak untuk minum dan mandi. Selain itu terdeteksi juga hilangnya sejumlah biota sungai salah satunya udang yang jarang dijumpai.

Dari hasil pemantauan di sungai yang berada di wilayah Paker, Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, ikan sapu-sapu lebih banyak ketimbang ikan lokal.

Kepala Bidang Pemeliharaan BBWSSO, Sahril mengatakan tiga daerah aliran sungai (DAS) yang melintasi DIY, seperti Sungai Progo, Serang serta Sungai Opak dan Sungai Oya, saat ini dalam kondisi tercemar. “Namun masih dalam batas sedang,” ucap dia.

Menurut Sahril, pencemaran terjadi bukan hanya dari DIY, namun sejak dari hulu di Jawa Tengah seperti limbah rumah tangga hingga pabrik kulit dan tekstil. "Pencemaran sejak dari hulu dan yang paling menderita dalah di hilir," kata Sahril. “Dari 450 DAS di Indonesia, 108 DAS di antaranya memang tercemar dalam kategori sedang.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Optimalkan Fungsi IPAL Komunal, DLH Sleman: Jangan Sampai Limbah Usaha Masuk
Penemuan Jenazah Kali Opak Diduga Korban Sungai Code, Begini Penjelasan Polisi

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Perbaikan Sistem PPDS
  2. Diduga Tersetrum, Petani Sukodono Sragen Meninggal di Ladang
  3. Roundup Dugaan Pembunuhan di Sukoharjo, dari Bekas Luka Hingga Motor Terjual
  4. Sejarah Kebaya yang Identik dalam Perayaan Hari Kartini

Berita Terbaru Lainnya

Top 7 News Harianjogja.com Sabtu 20 April 2024: Normalisasi Tanjakan Clongop hingga Kuota CPNS
Hore! Gunungkidul Dapat Tambahan Pupuk Hingga 18.000 Ton
Polres Bantul Ingatkan Menerbangkan Balon Udara Membahayakan Penerbangan
Viral Balon Udara Tiba-tiba Mendarat di Runway Bandara YIA
Pemkab Sleman Sosialisasikan Program Kampung Hijau
Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jogjapolitan | 3 hours ago
Jadwal Pemadaman Listrik Sabtu 20 April 2024: Giliran Sleman dan Kota Jogja, Cek Lokasinya!
Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Sabtu 20 April 2024: Hujan Ringan!
Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Sabtu 20 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
Jadwal Kereta Bandara YIA Sabtu 20 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu