Jogjapolitan

Peristiwa Bersejarah Serangan Umum 1 Maret di Jogja Diperjuangkan Jadi Hari Nasional

Penulis: Abdul Hamied Razak
Tanggal: 27 Agustus 2019 - 20:37 WIB
Petugas Museum Benteng Vredeburg memberishkan cat yang menempel akibat aksi vandalisme pada dinding relief Monumen Serangan Oemoem 1 Maret di kawasan Titik Nol Kilometer, Jogja, Rabu (20/2/2019).-Harian Jogja - Desi Suryanto

Harianjogja.com, JOGJA- Puluhan anggota Komunitas Penggiat Sejarah Jogja 1945 ambil bagian dalam aktraksi Selasa Wage (27/8/2019). Mereka menyosialisasikan peristiwa Serangan Oemoem (SO) 1 Maret 1949 untuk menjadi Hari Besar Nasional.

Ketua Komunitas Pegiat Sejarah Jogja 1945 Eko Isdianto mengatakan pada Selasa Wage ini mereka mengajak masyarakat untuk mengekplorasi peristiwa SO 1 Maret 1949. Hal itu untuk mendukung agar peristiwa tersebut menjadi salah satu hari besar nasional di Indonesia. Menurutnya, draf usulan untuk menjadikan peristiwa SO 1 Maret sebagai hari besar nasional baru kembali dari Kemenhan.

"Salah satu rekomendasi dari Kemenhan agar peristiwa ini dipromosikan ke seluruh belahan Indonesia. Kami baru lakukan eksplorasi lebih dulu ke seluruh pelosok Jogja," katanya di sela-sela kegiatan.

Usulan peristiwa SO 1 Maret sebagai bagian hari besar nasional sudah dilakukan sejak 2018 lalu. Salah satu alasannya, lanjut Eko, Jogja memiliki segudang sejarah besar. Salah satunya pernah menjadi Ibu Kota Republik Indonesia. "Pengorbanan Kraton untuk menjadikan Jogja sebagai ibukota negara saat itu luar biasa. Semua sejarah Jogja tercantum dalam literasi sejarah," katanya.

Eko menilai, mengangkat kembali literasi Jogja sebagai ibu kota negara sangat pas jika dikaitkan dengan rencana perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Apalagi anggaran yang disediakan cuku besar sekitar Rp466 triliun. "Padahal dulu, perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Jogja dilakukan secara diam-diam. Bahkan seluruh proses dan operasional sebagai ibukota dulu dibiayai oleh kraton. Tentu pengorbanan Keraton sangat besar," katanya.

Sejak beberapa tahun terakhir, komunitas ini mengeksplorasi dan mensosialisasikan peristiwa SO 1 Maret ke puluhan sekolah. Kerja sama dengan Dinas Pendidikan pada tahun 2018 lalu menyasar 20 SMA di DIY. "Di luar kerjasama dengan Disdik, kami juga lakukan sosialisasi di 10 SMA. Mereka harus memahami sejarah di Jogja. Sejarah di Jogja era 1045-1950 sangat banyak. Jadi kami lakukan sosialisasi kepada generasi muda," katanya.

Agar lebih menarik minat sejarah para pemuda, komunitas ini juga menggandeng Akmil dan Lanud Adisucipto untuk ikut serta dalam sosialisasi. Bahkan para pelajar juga diberi kesempatan untuk menampilkan treatrikal terkait peristiwa SO 1 Maret. "Ini kami lakukan agar mereka bisa merasakan aura perjuangan para pejuang kita, tidak melupakan sejarah," katanya.

Sebelumnya, Ketua Paguyuban Wehkreis (Daerah Perlawanan) III Jogja Soejono berharap peringatan SO 1 Maret bisa diperingati secara nasional. Usaha untuk mewujudkan itu sudah dilakukan sejak empat tahun silam. Harapannya, dengan diperingati jadi peristiwa nasional, maka masyarakat akan semakin mengerti sejarah yang terkandung di dalamnya.

"Paling tidak pengertian masyarakat bahwa Jogja itu pegang peranan dalam penegakan NKRI. Sekaligus memberikan kesadaran kepada masyarakat," ucap Soejono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Mirip Bunker, Ini Fungsi Gua Swara di Segaran Taman Sriwedari
Prabowo dan Gibran Hadiri Peringatan Maulid Nabi di Istiqlal
Kemenag Menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad di Masjid Istiqlal
Pergantian Bregada Jaga Pura Pakualaman Kembali Digelar, Bakal Jadi Daya Tarik bagi Wisatawan

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Adi Soemarmo Bandara Internasional, Asita: Kabar Baik untuk Dunia Pariwisata
  2. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  3. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Kopdes Kembang Kulonprogo Sudah Beroperasi, Benih Padi Laku 4 Ton
Wali Kota Jogja Sambut Baik Kemudahan Kredit di Kopdes Merah Putih
PMI Temukan 14 Sukarelawan Dimakamkan di TMP Jogja, Gugur Saat Revolusi
Pemkab Bantul Pasang CCTV di Titik Strategis untuk Perkuat Keamanan
Penyuluh KUA Sewon Launching Program Pemberantasan Buta Huruf Al-Quran
Pemkot Jogja Upayakan Perbaikan Ribuan RTLH Lewat Dana CSR
KDMP di Sleman Terapkan Skema Kongsi atau Titip untuk Berkembang
Sultan HB X Jelaskan Roadmap Pariwisata Jangka Panjang 2045, Ini Isinya
PPPK Paruh Waktu Pertanyakan Syarat Pendidikan Berubah-ubah
Kesadaran Rendah, Baru 5,6 Persen Warga Sleman Ikut CKG