Jogjapolitan

Budaya Sering Dilihat Jadi Ritual Semata

Penulis: Uli Febriarni
Tanggal: 31 Agustus 2019 - 11:47 WIB
Alissa Wahid, saat berpidato dalam acara Pidato Kebudayaan Pusdema 2019, bertajuk Peran Kebudayaan dalam Membangun Bangsa, di Taman Beringin Soekarno, kompleks kampus 1 USD, Jumat (30/8/2019). - Harian Jogja/Yogi Anugerah

Harianjogja.com, SLEMAN-Direktur Jaringan Nasional Gusdurian, Alissa Wahid mengungkapkan, seringkali kebudayaan dilihat sebagai ritual belaka, namun lupa dengan nilai yang terkandung.

Sehingga kegelisahan masyarakat tentang budaya, kerapkali hanya menyangkut ritual-ritual semata.

"Jangan-jangan kita terjebak pada ritual dan melupakan nilai," tuturnya, saat Pidato Kebudayaan Pusdema 2019, di Taman Beringin Soekarno, kompleks kampus 1 USD, Jumat (30/8/2019).

Kalau sebuah ritual hanya dilihat sebagai ritual, maka sebentar lagi dia akan hilang. Kalau budaya hanya diletakkan sebagai identitas politis. Ketika kalah dengan pertarungan politis, maka dia akan hilang. Ketika hanya jadi identitas kelompok, maka dia akan hilang.

Perjalanan kehidupan akan membawa kita untuk berubah, imbuhnya. Demikian juga dengan budaya, akan terus berubah. Bangsa Indonesia mendapatkan tantangan menghadapi perubahan ini, karena memiliki beragam budaya.

Namun perlu dikaji bersama, apakah budaya nusantara mampu beradaptasi dengan perubahan zaman? Masih relevan atau akan menjadi usang? Apalagi, dalam menghadapi tantangan masa kini, terutama dalam menjaga kebudayaan yang sifatnya melekat pada lokasi.

"Padahal di masa sekarang, suku tak lagi dibentuk karena kesamaan darah yang mengalir. Ada suku apple, suku Samsung, suku K-Pop," tuturnya.

Maka pertanyaan bukan lagi 'what'/tapi 'how'. Bagaimana budaya nusantara berperan membangun bangsa. Namun dalam posisi, budaya tetap beradaptasi, dengan di sisi lain tetap setia dengan akarnya.

"Maka, jangan perlakukan nilai-nilai kebangsaan, budaya-budaya nusantara hanya sebagai artefak dan ritual. Melainkan budaya yang dinamis," tandasnya.

Acara tersebut digelar Pusat Studi Demokrasi dan Hak-hak Asasi Manusia Universitas Sanata Dharma (Pusdema USD) untuk menyerukan suara persatuan kepada anak muda.

Ketua Panitia Pidato Kebudayaan Pusdema 2019, Baskara T Wardaya menjelaskan, kegiatan rutin tahunan yang kali ini mengambil tajuk Peran Kebudayaan dalam Membangun Bangsa itu, dilatarbelakangi dengan kemunculan banyak pertentangan dan konflik usai Pemilu 2019.

"Ini saatnya merajut lagi yang kemarin sempat tegang," tuturnya.

Lelaki yang akrab disapa Romo Bas ini menambahkan, sebagai sebuah universitas swasta Katolik tentu USD memiliki ciri khas. Namun di sisi lain, sebagai salah satu perguruan tinggi di Jogja, USD membuka diri terhadap keragaman yang ada.

Panitia memiliki dua harapan lewat kegiatan ini. Pertama, hendaknya setiap orang, bersatu bergandengan tangan untuk membangun negara. Kedua, pihaknya khusus pula mengajak anak muda untuk bersatu dalam keragaman bangsa ini.

"Semoga mereka juga mengimplementasikan nilai-nilai positif yang mereka dapat dari sini, di daerah asal mereka masing-masing," ungkapnya.

Menyinggung tentang pemilihan Alissa Wahid sebagai pemidato, panitia menilai yang bersangkutan aktif mempromosikan nilai kebangsaan, persatuan, seperti almarhum ayahandanya, Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan nama Gus Dur.

Selain itu, pemilik nama lengkap Alissa Qotrunada Munawaroh Wahid itu dianggap telah menunjukkan kepada publik, bahwa persatuan, keragaman, kebangsaan bukan hanya diperjuangkan oleh laki-laki, melainkan juga perempuan seperti dirinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

UNISA Yogyakarta Raih Bronze Winner PR Indonesia Award 2024
Rute Bus Trans Jogja ke Sejumlah Kampus, Jangan Salah Pilih
Universitas Widya Mataram, Cetak Lulusan Berwawasan Unggul dan Berbudaya Adiluhung
Untidar Ajak Tanam Pohon sebagai Wujud Sedekah Bumi Langit

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran
  2. Aktif Blusukan ke Masyarakat, Sudaryono Mantap Maju Cagub Jateng
  3. Mudik Lebaran, 34 Juta Orang Diprediksi Masuk ke Jatim
  4. Jadwal Imsak hingga Waktu Buka Puasa Wilayah Boyolali Jumat 29 Maret

Berita Terbaru Lainnya

Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja
Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
Yayasan Griya Jati Rasa Mengajak Umat Beragama Mengawal Indonesia Emas 2045
Puluhan Kilogram Bahan Baku Petasan Disita Polres Bantul
Penanggulangan Kemiskinan, Pemkab Sleman Salurkan Rp18,2 Miliar
Gempa Magnitudo 5 di Gunungkidul Terasa hingga Trenggalek
Mudik Lebaran, Gunungkidul Bakal Dijejali 154.000 Kendaraan
Masjid di DIY Menerima Dana Zakat Mal yang Dihimpun dari Para Dokter
Gelar Rakerda, BKKBN DIY Optimalkan Target Program Bangga Kencana