Jogjapolitan

Bahan Makanan Berformalin Masih Beredar di Pasar Argosari

Penulis: Muhammad Nadhir Attamimi
Tanggal: 09 Desember 2019 - 20:12 WIB
Petugas BBPOM Yogyakarta pengecekan belasan sampel makanan yang diambil dari sejumlah pedagang di Pasar Argosari, Wonosari, Senin (9/12/2019). - Harian Jogja/Muhammad Nadhir Attamimi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY menggelar pemantauan bahan pokok di Pasar Argosari, Wonosari, Senin (9/12/2019). Tak hanya itu, TPID juga menggandeng Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta untuk mengecek makanan yang diperdagangkan.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan, petugas BBPOM Yogyakarta mengambil 13 sampel makanan seperti klanting, teri nasi, cumi-cumi, ikan asin, tahu, bakso, roti dan lainnya. Hasilnya, ditemukan tiga jenis makanan yang positif mengandung bahan berbahaya jenis formalin.

"Dari hasil pengecekan kami mendapati nasi teri, ikan asin dan cumi-cumi positif mengandung formalin," kata petugas Bidang Informasi dan Komunikasi BBPOM Yogyakarta, Wulandari, di sela-sela pemantauan, Senin.

Wulandari mengungkapkan zat formalin sendiri tidak boleh digunakan untuk mengawetkan makanan. Pasalnya, bahan makanan yang mengandung formalin bisa memicu penyakit dalam tubuh seperti kanker.

Tak hanya itu, BBPOM juga memeriksa makanan yang mengandung bahan pewarna berbahaya dan zat berbahaya lainnya. Setelah dilakukan pengecekan, tidak didapati kandungan zat pewarna dalam makanan yang tersebar di Pasar Argosari. "Biasanya ditemukan zat yang mengandung pewarna tekstil, tapi dalam pemeriksaan kali ini nihil, makanan yang berwarna semua menggunakan pewarna makanan," ujarnya.

Ia mengimbau kepada seluruh konsumen agar hati-hati dalam membeli makanan. Jika menemukan makanan yang berwarna mencolok perlu dicurigai mengandung pewarna berbahaya. Begitu pula makanan lainnya yang tidak mudah hancur bisa mengandung formalin.

"Pedagang yang kedapatan menjual bahan pangan mengandung zat berbahaya akan kami bina, untuk produsennya dari luar sehingga agak sulit dilacak, tetapi jika alamat jelas akan kami telusuri," kata dia.

Dengan adanya pengecekan tersebut diharapkan masyarakat dan penjual makanan bisa sadar dalam penggunaan zat makanan berbahaya. Wulandari mengimbau agar masyarakat menggunakan zat makanan yang aman untuk dikonsumsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Gemetar dan Tidur Terganggu, Bisa Jadi Dampak Negatif Kafein
Stop Simpan Sayuran Ini, Sebagian Bisa Berbahaya
Manfaat Buah Pinang untuk Kesehatan dan Risikonya bagi Tubuh
Jangan Simpan Kentang di Kulkas, Ini Bahayanya untuk Kesehatan

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Tiang Bangunan di TPI Baron Gunungkidul Rawan Ambruk
Aksi Hijau Sungai Code, JSGI Rangkul Warga Tanam Pohon Kepel
Puluhan Ribu Warga Gunungkidul Dapat Bantuan Beras dan Minyak
Kontes Andong Digelar untuk Jaga Citra Wisata Jogja, Ini Jadwalnya
Jembatan Bambu akan Gantikan Akses Putus Jalur Wisata Srikeminut
Kalurahan di Sleman Didorong Jadi Teladan Keterbukaan Informasi
Sosialisasi Perkoperasian Dukung UMKM dan Masjid di Code
Ruang Komputer SMP Nanggulan Dibobol, 14 Laptop Chromebook Lenyap
Simulasi Keracunan Pangan Digelar di 8 Sekolah Sleman, Ini Jadwalnya
Bantul Berkomitmen Tekan Angka Stunting dengan TPPS