Jogjapolitan

Meja Peninggalan HB VIII Rusak, Ratu Hemas Tegaskan Kraton Tak Akan Larang Wisatawan Selfie

Penulis: Sunartono
Tanggal: 17 Desember 2019 - 19:47 WIB
Gusti Kanjeng Ratu Hemas - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi

Harianjogja.com, JOGJA—Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat tidak mengeluarkan larangan selfie kepada para pengunjung meski sempat terjadi insiden ketika meja peninggalan Sri Sultan HB VIII rusak karena dipakai wisatawan untuk swafoto, Senin (16/12/2019). Kraton terbuka terhadap khalayak sebagai upaya edukasi berbagai benda bersejarah.

Permaisuri Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas mengatakan  pengunjung di Kraton mungkin sangat antusias dengan berbagai benda koleksi yang dipamerkan sehingga kemungkinan tidak mengetahui adanya aturan tertentu yang harus ditaati.

“Berarti kalau sampai dia njebolke meja [membuat rusak meja] dia antusias banget sakjane [kemungkinan], yo sesuk dandani wae [besok diperbaiki],” katanya kepada wartawan di Kompleks Kepatihan, Selasa (17/12/2019).

Ia memastikan Kraton Jogja tidak akan mengeluarkan aturan atau larangan apapun setelah insiden tersebut. Sejauh ini, larangan yang berlaku adalah penggambilan gambar adalah menggunakan alat seperti drone dari atas kawasan kompleks inti Kraton.

“Enggak ada larangan selfie, hanya tidak boleh [pakai] drone, tidak boleh area dari atas mengambil gambar, itu tidak boleh,” katanya.

Ia mengatakan berbagai aturan seringkali sudah dipasang di tempat umum, tetapi belum sebagian besar masyarakat sadar dan mematuhi sehingga lebih banyak yang melanggar.

“Sekarang di Indonesia wis dilarang yo tetap wae mlumpat mejo [sudah dilarang tetap saja melompat meja], mlumpat pager [melompat pagar], tetapi sudah [jangan dipersoalkan], tetapi sebetulnya enggak apa-apa, kalau aturan itu harus diterapkan, sebetulnya enggak masalah,” katanya

Hemas menambahkan saat ini Kraton Jogja terus melakukan inovasi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama agar memahami berbagai benda peninggalan yang mengandung banyak nilai filosofi dan sejarah.

Sekda DIY Kadaramanta Baskara Aji mengatakan museum tersebut sudah ada larangan bagi pengunjung untuk naik. Seharusnya pengunjung lebih jeli melihat aturan dan mematuhinya. Ia berharap ke depan, masyarakat semakin memahami aturan itu.

“Kalau sudah disebutkan tidak boleh ya jangan dilakukan, itu bukan soal rusak atau tidaknya, tetapi soal etika. Tulisan dilarang sudah, pemilik sudah percaya bahwa pengunjung akan mematuhi, tinggal kesadaran masyarakat untuk mematuhi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Ada Perubahan Mekanisme Grebeg Syawal 2024, Warga dan Wisatawan Tetap Antusias
Mau ke Museum dan Wisata Keraton Yogyakarta? Cek Jam Operasional Selama Libur Lebaran 2024
BREAKING NEWS: Dikembalikan ke Asal Tradisinya, Gerebek Syawal Tahun Ini Tak Ada Rayahan
Revitalisasi Kraton Surakarta, Alun-Alun Batal Jadi Ladang Pasir Seperti di Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Stok Darah Sempat Kosong, PMI Wonogiri Gencarkan Aksi Pendonoran Massal
  2. Menhub: Pergerakan Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang
  3. 643.000 Ton Beras SPHP Sudah Didistribusikan ke Rakyat, Cek Lagi Ciri-cirinya
  4. PT KAI Buka Rekrutmen untuk Lulusan S1, Simak Syarat dan Link Pendaftaran

Berita Terbaru Lainnya

Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
Karang Taruna di Bantul Diajak Mencegah Praktik Politik Uang dalam Pilkada 2024
Siap-siap Lur, Pemkab Kulonprogo Buka 90 Formasi CPNS dan PPPK untuk 205 Posisi, Berikut Rinciannya
Jelang Hari Kesiapsiagaan Bencana, BPBD DIY Siapkan Rangkaian Kegiatan untuk Tingkatkan Kesadaran Masyarakat
KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
Didukung 17 PAC PDIP, Joko Purnomo Siap Maju di Pilkada Bantul
Perhatian! Berikut Syarat dan Tahapan Paslon Maju Lewat Jalur Independen di Pilkada Sleman
Bolos Kerja Lebih dari 28 Hari, Seorang ASN di Sleman Dipecat
Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem