Jogjapolitan

Tebing Sungai Gendol Jadi Ancaman Terbesar Para Penambang Pasir

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Tanggal: 07 Januari 2020 - 21:27 WIB
Penambangan pasir milik CV Sari Mulia yang berada di Sungai Gendol, Dusun Kalitengah Kidul, Desa Glagaharjo, Cangkringan, Senin (2/4/2018). - Harian Jogja/Irwan A. Syambudi

Harianjogja, SLEMAN—Potensi bencana tanah longsor di area penambangan pasir di kawasan Sungai Gendol, tepatnya di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman kini bukan lagi pada akses masuk ke lokasi tambang, namun justru ada di spot tebing kanan-kiri sungai tersebut.

Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono menjelaskan potensi tanah longsor di area penambangan pasir Sungai Gendol, kini memang berada di area tebing sungai. Bahkan, ada tebing yang tingginya sekitar 100 meter dan berbahaya bagi para penambang. "Tebing kanan-kiri Sungai Gendol sudah sangat dalam. Sebenarnya, yang digali itu sudah bukan lagi material [erupsi Merapi] 2010. Itulah sebabnya, sekarang memang jauh lebih dalam," ujar Joko kepada Harian Jogja, Selasa (7/1/2020).

Berdasarkan hasil pemetaan BPBD Sleman, imbuh Joko, area penambangan yang rawan longsor ada di sejumlah titik, mulai dari dam Manggong hingga sebelah barat Srunen. “Di barat Srunen itu ada tebing sungai yang ketinggiannya mencapai lebih dari 100 meter,” ucap dia.

Selain itu, teknik dan metode penambangan yang dilakukan oleh para penambang, menurut Joko, juga kian menambah tinggi risiko longsoran. Penambangan yang dilakukan sejauh ini cenderung tidak memenuhi persyaratan lantaran tanpa adanya perencanaan.

Menurut dia, pada musim kemarau, kontur tanah cenderung kering, sehingga ketika ditambang dari bawah, tidak begitu mengkhawatirkan. Namun di musim hujan seperti saat ini, kondisi tanah di tebing sungai menjadi basah dan labil, sehingga potensi longsornya menjadi lebih tinggi. "Penambangan kini sudah semakin mengarah ke arah tebing. Ini jelas berbahaya, apalagi jika ada aliran lahar hujan. Jadi kami menegur mereka melalui dinas terkait. Kami berharap teknis penambangan diawasi betul. Karena memang sangat mengkhawatirkan," kata dia.

Di lokasi tambang, lanjut Joko, pengawasan tambang sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari Kepala Teknik Tambang (KTT) dari masing-masing pemegang izin tambang. "KTT itu adalah orang yang bertanggung jawab penuh terhadap lokasi tambang dan di situ harusnya ada perencanaan tambangnya,” ucap Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Terjadi Abrasi 2,5 Meter di Gumuk Pasir per Tahun, BPBD Bantul: Tambang Pasir Progo Biangnya
Merapi Gugurkan Lava 7 Kali dalam 30 Menit Sore Tadi, Ini Penyebabnya Menurut BPPTKG

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Naik 10%, Volume Kendaraan Diprediksi sampai 9 Juta di Solo saat Lebaran 2024
  2. Berbagi Kebahagiaan, Tuntas Subagyo Buka Puasa Bersama Anak Yatim di Sukoharjo
  3. Kabar Gembira Persis Solo, Irfan Jauhari Merumput Lagi setelah Absen Semusim
  4. Menang Pilpres, 9 Parpol Koalisi Indonesia Maju di Klaten Bertemu Bahas Pilkada

Berita Terbaru Lainnya

Stok Cabai Melimpah, Harga Cabai di Sleman Anjlok Ancam Petani
Selama Libur Lebaran, Dishub Bantul Bakal Tempatkan Petugas Jaga di Sejumlah Jalur Tengkorak
Daftar Tarif Tol Trans Jawa untuk Mudik Lebaran 2024, Jakarta-Jogja Rp507 Ribu
Jadwal Buka Puasa untuk wilayah Jogja dan Sekitarnya Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024
Cek SPBU Kulonprogo, Polres Pastikan Sanksi Tegas untuk Pom Bensin Curang
Usulan Formasi PPPK-CPNS 2024 Disetujui Pusat, Pemkab Bantul: Kami Tunggu Kepastian Alokasinya
Pertobatan Ekologis dan Persoalan Sampah Jadi Topik Peragaan Jalan Salib di Gereja Ini
Bantuan Keuangan Politik Disalurkan Dua Tahap
Cegah Kecurangan Pengisian BBM, Polres Kulonprogo Cek SPBU
Dibanding 2019, KPU Sleman Klaim Pemilu 2024 Berjalan Lebih Sukses