Jogjapolitan

Proyek Infrastruktur di Jogja Makin Masif, Perempuan Paling Rentan Jadi Korban

Penulis: Rahmat Jiwandono
Tanggal: 15 Januari 2020 - 22:17 WIB
Direktur Rifka Annisa Womens Crisis Center, Defirentia One Muharomah menyampaikan presentasi saat Workshop Pemberitaan Berbasis Gender pada Perempuan Terdampak Pembangunan Infrastruktur di Auditorium Kampus Univeristas Islam Indonesia (UII), Jalan Cik Di Tiro, Kota Jogja, Rabu (15/1/2020). - Ist

Harianjogja.com, JOGJA—Perempuan terdampak pembangunan infrastruktur dinilai rentan mengalami kekerasan dan ketidakadilan gender. Hal itu terungkap dalam Workshop Pemberitaan Berbasis Gender pada Perempuan Terdampak Pembangunan Infrastruktur di Auditorium Kampus Univeristas Islam Indonesia (UII), Jalan Cik Di Tiro, Kota Jogja, Rabu (15/1/2020).

Direktur Rifka Annisa Women’s Crisis Center, Defirentia One Muharomah mengungkapkan dampak negatif dan ketidakadilan berbasis gender yang kerap menimpa perempuan saat ada proyek infrastruktur di wilayahnya antara lain tidak dilibatkannya mereka dalam perencanaan pembangunan.

Proyek pembangunan kata dia juga berpotensi meminggirkan perempuan serta kelompok rentan lainnya karena acap kali menghilangkan mata pencaharian. Contohnya kasus pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo yang menghilangkan sumber penghasilan perempuan petani di pesisir lantaran lahan tergusur bandara.

Kondisi tersebut lebih jauh membuka peluang munculnya hal-hal buruk seperti kehilangan pekerjaan, kemiskinan baru, potensi perempuan terjerumus ke dalam prostitusi hingga perdagangan manusia. “Perempuan terjebak dalam prostitusi untuk bertahan hidup,” kata Defirentia One Muharomah, kemarin dalam workshop yang digelar oleh Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), Univeristas Islam Indonesia (UII) dan Rifka Annisa Women’s Crisis Center tersebut .

Pembangunan infrastruktur kata dia tidak menjamin perempuan bisa bekerja seperti semula. “Biasanya hanya sekitar 40 persen lowongan pekerjaan yang bisa diakses perempuan,” kata dia.

Jurnalis The Jakarta Post, Bambang Muryanto, menceritakan pengalamannya meliput warga terdampak pembangunan YIA.

Dikatakannya, ketika sebuah tanah diambil untuk dibangun infrastruktur, konsekuensinya terjadi kerusakan lingkungan dan berkurangnya daerah tangkapan air hujan.

“Padahal perempuan dengan sistem reproduksinya adalah pengguna air paling banyak. Perempuan dalam struktur patriarki juga paling rentan, karena mereka yang mengurus anak dan keluarganya,” jelas Bambang.

Dosen Ilmu Komunikasi UII, Mutia Dewi, mengatakan pembangunan idealnya memberdayakan masyarakat. Kuncinya kata dia, pemerintah menguatkan potensi yang ada di masyarakat. Dalam kasus di Kulonprogo, pertanian menjadi salah satu potensi ekonomi di wilayah pesisir. Pembangunan kata dia juga harus menimbulkan ekonomi yang berkelanjutan bagi kehidupan warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Strategi Dosen UII Ciptakan Wirausaha Desa Tangguh Berbasis Sekolah Perempuan
Ada 14 Ribu Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak hingga Awal Juli 2025
Kekerasan pada Perempuan dan Anak Meningkat Tajam, hingga Awal Juli 2025 Ada 14.000 Kasus
Daftar Negara Paling Ramah terhadap Perempuan, Cocok untuk Traveling Sendirian

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Adi Soemarmo Bandara Internasional, Asita: Kabar Baik untuk Dunia Pariwisata
  2. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  3. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Cegah Banjir, Sejumlah Sungai Jogja Dilakukan Normalisasi
Nelayan Baron Gunungkidul Dilatih Bertahan Hidup di Laut
DPRD DIY Raperda Riset dan Inovasi Daerah

DPRD DIY Raperda Riset dan Inovasi Daerah

Jogjapolitan | 1 hour ago
Kecelakaan Motor vs Dump Truck di Jalan Magelang, 1 Tewas
Pemindahan TPR Pansela Tunggu Pembukaan Jembatan Pandansimo
Kopdes Merah Putih Terkendala Modal dan Keanggotaan
Perubahan Taktik Ansyari Lubis Bawa PSS Sleman Comeback Atas Persiba
Kuasa Hukum Ungkap Kerumitan Jual Beli Tanah dalam Kasus Mbah Tupon
Kopdes Kembang Kulonprogo Sudah Beroperasi, Benih Padi Laku 4 Ton
Wali Kota Jogja Sambut Baik Kemudahan Kredit di Kopdes Merah Putih