Jogjapolitan

Hujan Kadang Datang Kadang Hilang di DIY, 50 Hektare Lahan Pertanian Terancam Kekeringan

Penulis: Newswire
Tanggal: 20 Januari 2020 - 19:17 WIB
Ilustrasi kekeringan. - Bisnis Indonesia/Endang Muchtar

Harianjogja.com, BANTUL--Cuaca yang tak menentu di DIY kadang hujan kadang panas mengancam lahan pertanian.

Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan sawah atau tanaman padi seluas sekitar 50 hektare di wilayah Kecamatan Dlingo, terancam kekeringan atau kesulitan air irigasi akibat tidak turun hujan selama sepekan lebih.

"Kalau laporan yang masuk ke kita itu kalau 50-an hektare ada, tanaman (padi) memang masih hijau, namun tanahnya sudah asat (kehabisan air)," kata Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Imawan Ekohandrianto di Bantul, DIY, Senin (20/1/2020).

Menurut dia, puluhan hektare tanaman padi tersebut tersebar di tiga desa wilayah Kecamatan Dlingo, yaitu Desa Munthuk, Desa Terong dan Desa Mangunan yang secara geografis lokasinya berada di daerah dataran tinggi atau perbukitan.

Sawah tersebut terancam kekeringan karena cuaca yang terjadi dalam sepekan lebih terakhir ini tidak turun hujan, sementara para petani di wilayah tersebut sudah terlanjur tanam karena beberapa pekan sebelumnya atau awal Januari sudah turun hujan dengan intensitas sering.

"Kalau saat ini tanaman masih aman, keadaannya masih hijau, tapi tanah sudah tidak ada pengairan. Untuk beberapa hari masih aman, namun kalau lebih dari seminggu tidak hujan, tanaman bisa kuning," katanya.

Dia mengatakan, para petani di Dlingo memang tidak menduga kalau di tengah musim hujan pada Januari ini terjadi penyimpangan cuaca atau tidak ada hujan terus menerus, bahkan hingga sekarang ini di wilayah Bantul masih kemarau sejak sepekan lebih yang lalu.

"Ini karena Dlingo hanya mengandalkan air hujan atau sawah tadah hujan, sehingga kalau tidak ada hujan ada pengaruhnya, apalagi kalau tanaman padi itu dangkal, beda dengan tanaman buah yang akarnya dalam, sehingga akan berdampak pada kekurangan air," katanya.

Dia mengatakan, sebenarnya di wilayah Bantul lainnya juga ada tanaman padi yang baru tanam, akan tetapi kondisinya masih aman dari kekurangan irigasi meski tidak terjadi hujan selama sepekan lebih, sebab selain mengandalkan air hujan juga air irigasi yang mengalir ke daerah itu.

"Kalau daerah lain seperti di Pandak itu masih aman, karena pengairannya bisa dari air hujan dan irigasi. Beda dengan sawah tadah hujan, harapannya mudah-mudahan segera turun hujan, karena kalau pakai pompa air tidak memungkinkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Berita Terkait

Mentan Kirim 207 Truk Logistik untuk Korban Bencana Sumatera
Sleman Kembangkan Kampung Peramalan Hama Pertanian
Pemerintah Anggarkan Rp5 Trilun untuk Pembangunan 50 Gudang Bulog
Pemda DIY Kembangkan Digitalisasi Pertanian, Ini Langkahnya

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Lomba Lacak Sinyal ARDF Latih Kesiapsiagaan Bencana di Kulonprogo
Bantul Kekurangan 153 Kepala Sekolah TK hingga SMP
Aduan Terbanyak Ombudsman DIY 2025: Pemda, Kepolisian, Layanan Swasta
Nataru di Gunungkidul, Ibu Hamil Didata dan Pengamanan Disiapkan
Viral Dugaan Klitih Ngampilan, Polisi Kumpulkan Saksi
Nataru Lancar, Kontraktor Tol Jogja-Solo Tambal Jalan dan Stop Truk
IAS Gelar Pelatihan Facility Care Bersertifikasi BNSP untuk Warga YIA
Pembangunan 109 Kios Relokasi Pantai Sepanjang Rampung Lebih Cepat
Inspektorat Bantul Audit APBKal Wonokromo, Dugaan Rugikan Miliaran
Kunjungan Turis Australia ke Jogja Turun, Dispar Evaluasi Promosi