Jogjapolitan

Gegara Underpass Kulur Jadi Kolam Renang, Beban Rel Kereta Api Cikli Makin Berat

Penulis: Lajeng Padmaratri
Tanggal: 21 Januari 2020 - 21:57 WIB
Underpass Kulur di Temon, Kulonprogo, tergenang air, Minggu (19/1/2020). - Harian Jogja - Lajeng Padmaratri

Harianjogja.com, KULONPROGO- Tergenangnya underpass Kulur di Dusun Polodadi, Desa Kulur, Kapanewon Temon membuat lalu lintas warga setempat, truk proyek, dan bus wisata yang menghubungkan Kapanewon Temon, Pengasih, dan Kokap harus mengandalkan pelintasan kereta api di utara Pasar Cikli. Padahal, jalan pelintasan itu hanya muat dilalui satu kendaraan besar.

Petugas penjaga jalan lintasan (PJL) kereta api di Dusun Polodadi, Desa Kulur, Kapanewon Temon, Firman Nur Cahyo menuturkan beban perlintasan kereta api seluas kurang lebih tiga meter itu sangat berat jika underpass Kulur tidak bisa dilalui kendaraan. "Kalau truk lewat itu bahaya ya, apalagi kalau muatannya penuh, sampai goyang-goyang karena jalan menanjak," kata dia pada Harian Jogja, Selasa (21/1/2020).

Menurutnya, truk proyek YIA sering lewat jalur itu selepas mengambil batu dari Kapanewon Kokap menuju Kapanewon Temon. Sementara, bus wisata yang berukuran besar juga melalui jalur itu dari arah Temon maupun Pengasih menuju Kokap.

"Kalau sore sekitar jam 15.00 - 16.00 WIB begitu simpang dekat rel itu penuh dan antrean panjang," kata dia. Padahal, di rel tersebut setiap harinya ada 120 kereta api yang melintas setiap kurang lebih 5-10 menit sekali. Hal ini dirasa penuh risiko, padahal sejatinya underpass dibangun untuk mengurangi beban perlintasan sebidang ini.

Sementara itu, ia juga menyayangkan banyaknya warga setempat yang didominasi anak-anak justru memanfaatkan genangan air di underpass jadi kolam renang. Terlebih, mereka sering melompat dari pinggir rel untuk terjun ke "kolam" musiman itu.

"Saya sih ngeri karena dekat rel, udah saya bilangin tapi banyak yang bandel," kata dia. Sementara itu, Kepala Desa Kulur, Adi Nugroho menuturkan pihaknya sudah menginstruksikan kepada kepala dusun di wilayah itu untuk memantau dan memberi peringatan kepada warga yang melanggar imbauan melintasi underpass.

"Kami sudah beri instruksi ke dukuh," ujarnya. Imbauan itu tak lepas dari antisipasi keselamatan warga, terlebih adanya ancaman penyakit kulit yang menjangkit anak-anak yang berenang di air kotor itu. "Sejauh ini nggak ada [penyakit yang muncul], masih aman-aman saja," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Pemerintah Daerah Didorong Membangun Jalan dengan Aspal Plastik
Anggaran Terbatas, Perbaikan Gapura di Perbatasan Semin Urung Dilakukan Tahun Ini
Jembatan Pandansimo Baru, Menanti Uji Kelayakan sebelum Resmi Dibuka
Bantul Targetkan Bangun 120 Kilometer Jalan Desa Setiap Tahun

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Bantul Lakukan Pemasangan Elektrifikasi Pertanian di 101 Titik Lahan
Masyarakat Diminta Meneladani Nilai Luhur Ki Demang Cokrodikromo
Bantul Siapkan 560 Tangki Air Bersih untuk Antisipasi Kekeringan
Sanksi Yustisi Kawasan Tanpa Rokok di Malioboro Tak Perlu Terburu-buru
Tegas! UGM Tolak Peserta Masuk Ujian Mandiri yang Tak Sesuai Aturan
Pekerja di DIY Dukung SE Larangan Penahanan Ijazah, Ini Alasannya
Cek! Jadwal Bus Sinar Jaya dari Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul
Perizinan Penambangan di DIY Dibatasi Sebulan, Penggunaan Alat Disesuaikan dengan Lokasi Tambang
Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 6 Juli 2025: Kasus Mas-mas Pelayaran, Kapolda DIY Digugat hingga Sekolah Kekurangan Siswa
Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang Hari Ini

Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang Hari Ini

Jogjapolitan | 5 hours ago