Jogjapolitan

Milad Ke-53, SD Muhammadiyah Pakel Program Plus Gelar Wayang Kulit

Penulis: Rahmat Jiwandono
Tanggal: 22 Januari 2020 - 00:47 WIB
Salah satu kegiatan SD Muhammadiyah Pakel Program Plus (MP3). - Ist/ Dok SD MP3

Harianjogja.com, JOGJA - Puncak peringatan Milad ke-53 SD Muhammadiyah Pakel Program Plus (MP3) dirayakan dengan menggelar pentas wayang kulit dengan dalang kondang Ki Seno Nugroho. Pertunjukan itu akan dilaksanakan di Lapangan Sidokabul, Sorosutan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Jogja, pada 26 Januari 2020 pukul 19.00 WIB - 03.00 WIB.

Wayang kulit sengaja dipilih sebagai perayaan puncak Milad ke-53 SD MP3 karena Islam dan budaya lokal bisa hidup berdampingan.

Kepala Sekolah SD MP3, Menik Kamriana mengatakan, selain itu juga untuk mengajak murid-muridnya cinta dan mengerti tentang budaya wayang, khususnya di Jogja. "Tema wayang yang dipilih ialah Menyiapkan Generasi Berkarakter melalui Rasa Asih Terhadap Budaya," jelasnya kepada Harianjogja.com, Selasa (21/1/2020).

Menurut dia, Ki Seno Nugroho bakal memainkan wayang yang bercerita tentang Semar Mbangun Kayangan. Inti dari cerita wayang tersebut adalah membangun kalimat syahadat.

"Karena wayang kulit merupakan media yang menarik bagi kami untuk menceritakan suatu kisah yang Islami," kata dia.

Pagelaran wayang kulit tidak hanya untuk siswa dan wali murid saja, namun masyarakat sekitar juga bisa ikut menontonnya.

Sejarah Sekolah

Menik menjelaskan bahwa SD MP3 sudah ada sejak tahun 1966 silam. Namun demikian, saat itu SD MP3 masih menjadi sekolah filial alias sekolah cabang dari SD Muhammadiyah Karangkajen. Perkembangan sekolah SD MP3 mengalami pasang surut karena berbagai hal.

Ia menyebut, sebenarnya sekolah ini masuk ke zona Umbulharjo, tidak masuk ke wilayah Mergangsan. Pasalnya, setiap sekolah Muhammadiyah menjadi tanggung jawab masing-masing Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM). Sedangkan posisi SD Muhammadiyah Pakel terletak di Umbulharjo.

Oleh karena itu, pada 1998 SD MP3 memutuskan untuk lepas dari sekolah filial SD Muhammadiyah Karangkajen. Berawal dari keinginan PCM Umbulharjo ingin punya sekolah unggulan.

"Kemudian dibentuklah SD MP3, maksud program plus kami adalah implementasi kitab suci Al-Quran diajarkan, dihafalkan, dan dimengerti oleh para murid," ujarnya.

Sejatinya di wilayah Umbulharjo ada SD Muhammadiyah Sukonandi, SD Muhammadiyah Miliran, dan SD Muhammadiyah Pakel pada saat itu. Dari tiga sekolah itu pilihan jatuh kepada SD Muhammadiyah Pakel.

Alasannya karena dari sisi geografis sangat menguntungkan bagi sebuah sekolah yakni jauh dari keramaian, di dekat sekolah ada lapangan, dan adanya sebuah masjid.

Ia menambahkan, pada 1998 jumlah muridnya sekitar 40 sampai 50 siswa saja. Jumlah murid baru stabil sejak delapan tahun lalu, hingga kini SD MP3 punya 18 rombongan belajar (rombel).

Lebih Kreatif

Seorang guru yang sudah 22 tahun mengajar di SD MP3, Purwahid menyatakan jika perbedaan siswa zaman dahulu dengan saat ini ialah muridnya lebih kreatif.

"Anak sekarang kreatif dalam berbagai hal," kata guru kelas 3 itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

90 Siswa Kurang Mampu di Gunungkidul Terima Bantuan
Pemkab Bantul Sesuaikan Kuota Seragam Gratis 2026
Siswa MAN 2 Yogyakarta, Muhammad Newton Raih Honorable Mention OSN
Prabowo Targetkan Perbaikan 60 Ribu Sekolah Tahun Depan

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Pemkot Jogja Kebut Bersihkan Depo Sampah Jelang Nataru
Sultan Soroti Kemacetan, DIY Terapkan Pola Lalin Baru Nataru
Pemkot Jogja Siapkan Penyaluran Bantuan Korban Banjir Sumatera
Pengendara Aerox Tewas dalam Laka di Jalan Samas Bantul
ISIF 2025 Soroti Tragedi Sumatera dan Lemahnya Kolaborasi
Puluhan Jip Merapi Tak Laik Jalan, Dishub Lakukan Evaluasi
Jembatan Kewek Ditutup, Lalin Nataru Jogja Diatur Ulang
Delapan Keluarga Sompok Masih Mengungsi Akibat Gerakan Tanah
Penutupan Kewek Bikin Warga Resah, Lalin Dianggap Membingungkan
Sinergi Lintas Sektor untuk Pembangunan Kepemudaan