Setiap Anak Punya Potensi Berbeda-beda
Harianjogja.com, JOGJA—Kemampuan potensi anak seumpama karet gelang. Masing-masing anak memiliki potensi dan kelenturan yang berbeda-beda. Ada anak yang memiliki potensi besar dalam bidang Matematika dan Science, tetapi ada juga anak-anak yang memiliki potensi yang kuat dalam bidang bahasa atau seni atau bahkan kemampuan sosialisasi.
Mariana Hastuti, Marketing Communication Olifant School mengungkapkan orang tua dan anak-anak sebaiknya mengenali kelebihan dan kekurangan masing-masing. "Hal ini supaya dapat menentukan cara dan kekuatan yang tepat dalam menarik potensi tersebut hingga mencapai hasil yang maksimal," kata dia, Rabu (22/1).
Selain potensi dasar, hal lain yang berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar adalah minat, cara belajar dan juga cara pendampingan atau dukungan yang tepat bagi anak. Kapasitas yang dimilikinya dapat dikembangkan dengan maksimal ketika bersama-sama dengan anak dapat mencari cara untuk memaksimalkan potensinya. Pengenalan potensi anak dapat didukung dengan tes-tes yang dapat mengungkap potensi kognitif, bakat serta minat melalui tes psikologi, sehingga dapat lebih mengenali potensi dasar secara utuh.
Bagi anak yang lebih kecil, orang tua memiliki peran lebih dalam membantu mengenali potensi anak. Memperhatikan dan mendampingi kegiatan belajarnya, memberikan kegiatan pengayaan serta mendorong anak untuk berkomitmen mengembangkan potensinya. Hal itu bisa dilakukan dengan mencari sekolah yang tepat sesuai dengan gaya belajar anak, menyediakan fasilitas belajar yang memadahi bagi anak, memperkenalkan alternatif kegiatan pengembangan potensi misalnya dengan kursus baik yang mengembangkan kognitif atau bakat lain.
Pengenalan Potensi
Selain hal-hal itu, bagi anak yang sudah lebih besar dan mulai bisa diajak berdiskusi, libatkan anak dalam pengenalan potensi diri dan target pencapaian pengembangan potensinya. Ada anak-anak yang sudah memiliki dorongan internal sehingga dapat memaksimalkan dirinya dalam menarik potensi yang dimiliki. Namun ada juga anak-anak yang seringkali belum menyadari besar potensi yang dimiliki, sehingga mereka berpuas diri dengan hasil yang dimiliki.
Apabila melihat anak-anak memiliki potensi yang besar namun pencapaiannya belum maksimal, maka bisa mencari alternatif cara yang tepat dan dinikmati anak-anak supaya dapat mencapai hasil yang lebih baik. Hanya perlu menjadi perhatian orang dewasa, terkadang tidak menyadari memaksa untuk menarik potensi mereka dengan cara memberikan anak-anak latihan dan stimulasi yang berlebihan sehingga anak menjadi tidak menikmati waktu belajar mereka karena merasa terlalu capai atau cara belajar yang tidak menyenangkan untuk mereka.
"Mari mengenali kelenturan potensi dan cara yang menyenangkan untuk anak-anak mengembangkan dirinya. Dengan tetap berpengang pada dasar kebutuhan dan keunikan yang dimiliki masing-masing anak," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News