Ini Penyebab RS di Sleman Tak Bisa Maksimal Tambah Bed untuk Pasien Covid-19
Harianjogja.com, SLEMAN--Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman menyatakan penambahan bed atau tempat tidur bagi pasien Covid-19 disesuaikan dengan jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang ada di tiap-tiap rumah sakit (RS).
"Penambahan bed disesuaikan dengan kemampuan SDM di tiap RS. Contohnya rumah sakit UGM itu ya, tambah 150 bed itu sanggup, tapi kan SDM nya terbatas jadi penambahannya dari 40 bed jadi 60 bed," Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Kamis (21/1/2021).
Ia juga mencontohkan penambahan bed di RSUD Sleman. Joko menegaskan penambahan sebanyak 60 bed sebenarnya bisa dilakukan. Akan tetapi, kendala jumlah SDM tidak memungkinkan penambahan bed sebanyak 60 unit. "Jadi hanya sanggup menambah 15 bed," jelas.
BACA JUGA: Seorang Perempuan Meninggal Mendadak di Parangkusumo
Lebih lanjut, tingkat keterisian rumah sakit di Sleman berdasarkan catatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman untuk pasien non critical sebanyak sekitar 75 persen. Sedangkan, untuk pasien critical masih di atas 90 persen. "Tingkat keterisian belum banyak berubah," imbuhnya.
Adapun, Joko menambahkan jika pelayanan pasien non Covid-19 juga diklaim oleh Joko tidak mengalami kendala. Penolakan upaya operasi yang tidak urgen untuk dilakukan juga belum terjadi di wilayah kabupaten Sleman.
"Sejauh ini belum ada laporan kejadian seperti itu di Sleman. Pelayanan non Covid-19 tetap berjalan dengan baik," terang Joko.
Penambahan bed di rumah sakit yang memberikan pelayanan bagi pasien Covid-19 juga tidak mengenyampingkan pelayanan reguler atau non Covid-19. "Iya betul (tidak mengenyampingkan pelayanan reguler)," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News