Jogjapolitan

Pengungsi Merapi di Glagaharjo Dipulangkan

Penulis: Abdul Hamied Razak
Tanggal: 23 Januari 2021 - 15:27 WIB
Tenda yang didirikan oleh warga Kalitengah Lor Glagaharjo, Cangkringan, Sleman di dekat lapangan balai desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Jumat (20/11/2020)-Harian Jogja - Hafit Yudi Suprobo

Harianjogja.com, SLEMAN--Perubahan potensi bahaya erupsi Gunung Merapi ke arah Barat Daya, disikapi dengan Surat Edaran yang dikeluarkan Pemkab Sleman. Kebijakan tersebut tertuang salam SE Bupati No.361/0178.

SE tersebut ditujukan khusus tiga panewu di tiga kapanewon di lereng Merapi. Meliputi kapanewon Cangkringan, Pakem dan Turi, terkait antisipasi perubahan arah bahaya ancaman bencana erupsi Merapi sesuai rekomendasi dari BPPTKG. Dalam rekomendasi tersebut tersurat jika bahaya erupsi Merapi saat ini ke arah Barat Daya dengan hulu sungai Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Kali Putih.

BACA JUGA : Ratusan Pengungsi Merapi di Magelang Pulang ke Rumah

Terkait pergeseran bahaya tersebut, maka Pemkab mempersilahkan warga di pengungsian Glagaharjo untuk kembali ke rumah masing-masing. "Warga Kali Tengah Lor yang saat ini berada di barak pengungsian dapat dipulangkan ke daerah asal beserta ternaknya," kata Sekda Sleman Harda Kiswaya, Sabtu (23/1/2021).

Warga Kali Tengah Lor bisa kembali setelah penerapan Pembatasan secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) berakhir pada 25 Januari mendatang. "Warga boleh kembali ke rumah masing-masing tetapi dengan tetap meningkatkan kewaspadaan. Jika terjadi kondisi kritis Merapi setiap saat, warga dapat diungsikan lagi," katanya.

BACA JUGA : Lansia Pengungsi Merapi Memilih bertahan di Pengungsian

Meski pun potensi bahaya Merapi saat ini ke arah Barat Daya, katanya, Pemkab tetap menutup kegiatan pertambangan pasir di sungai-sungai yang berhulu Merapi di kawasan rawan bencana (KRB) III. Selain itu, kawasan wisata dibolehkan beroperasi secara terbatas kecuali wisata yang masuk KRB III mulai Bukit Klangon, Bunker Kaliadem, Kinahrejo dan Wisata Religi Turgo.

"Bulan Januari-Februari ini masa musim hujan sehingga antisipasi terjadinya ancaman bencana sekunder Merapi berupa banjir lahar hujan di sungai yang berhulu Merapi harus diperhatikan," kata Harda.

Hingga kini, tercatat sebanyak 173 warga Kali Tengah Lor yang mengungsi di barak Glagaharjo, Cangkringan. Rinciannya 54 lansia, 20 anak-anak, 62 dewasa, 1 balita, 2 bumil, 12 ibu menyusui, 12 bayi, 8 disabilitas lansia dan tiga disabilitas dewasa. Adapun jumlah ternak yang diungsikan mencapai 63 ekor.

BACA JUGA : Bukan karena Merapi, Ini Alasan Pengungsi di Cangkringan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas, Kabupaten Magelang Sempat Hujan Abu
Selama Puasa, Omzet Penyewaan Jip Wisata Lereng Merapi Anjlok sampai 95%
Tak Lolos Uji Kelayakan, Puluhan Jip Wisata Merapi dan Breksi Dilarang Beroperasi
Hujan Abu Merapi Terjadi di Tegalmuyo Klaten

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Bersihkan Sampah di Sungai Bengawan Solo, Pria Juwiring Klaten Malah Hanyut
  2. 4 Pemain Absen Termasuk Sidibe, Milo Yakin Persis Jinakkan Persija di Jakarta
  3. Waspada! Cuaca Ekstrem Berpotensi Landa Jateng hingga 18 April
  4. PDIP Segera Buka Pendaftaran Calon Bupati Sleman untuk Pilkada 2024

Berita Terbaru Lainnya

Kembangkan Digitalisasi UMKM, Pemkot Libatkan Mahasiswa
Kepadatan Lalu Lintas Berangsur Menurun, Masih Ada Wisatawan Liburan Sekolah
Jaring Bakal Calon Bupati Pilkada, PKS Kulonprogo: 3 Kader Internal, 6 Tokoh Masyarakat
Pilkada DIY Digelar November Mendatang, Ini Syarat Calon Kepala Daerah dan Parpol Pengusungnya
Gagal Capai Target Maksimal Kunjungan Wisatawan Saat Lebaran, Pemkab Sleman Lakukan Evaluasi
PDIP Segera Buka Penjaringan Bakal Calon Bupati, Nama Danang Maharsa dan Harda Kiswaya Muncul
PDIP Mulai Jaring Nama Bakal Calon Bupati Sleman Pekan Depan, Kader Diprioritaskan
Waspada! Hujan Deras Diprediksi Melanda Sejumlah Titik di DIY Besok
Libur Lebaran Volume Sampah di Pantai Gunungkidul Melonjak, Personel Minim
Data Terbaru, Kunjungan Wisatawan di Gunungkidul Tembus 176 Ribu Orang