Jogjapolitan

23.000 Orang Disasar Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua di Kulonprogo

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Tanggal: 26 Februari 2021 - 09:37 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. - Harian Jogja/Desi Suryanto

Harianjogja.com, PENGASIH--Sebanyak 23.000 sasaran vaksinasi tahap kedua di Kulonprogo telah masuk dalam pencatatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo. Angka tersebut berpotensi untuk bertambah.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulon Progo, Baning Rahayujati mengatakan jika puluhan ribu sasaran vaksinasi Covid-19 tahap kedua terdiri dari sejumlah pegawai pemerintahan TNI, Polri, guru, pelaku pariwisata, pedagang pasar, ojek, organisasi angkutan darat (organda) dan jurnalis.

BACA JUGA : Harap Sabar, Vaksinasi Pelayan Publik di Kulonprogo

"Berapapun jumlah vaksin yang sudah datang, akan kami berikan kepada yang prioritas dulu. Itu didasarkan dengan ketersediaan vaksin yang dikirimkan ke Kulonprogo," ujar Baning saat dikonfirmasi pada Kamis (25/2/2021).

Lebih lanjut, bagi pedagang pasar sendiri, Dinkes Kabupaten Kulonprogo mencatat ada sekitar 3.500 sasaran vaksinasi Covid-19 tahap kedua. Angka tersebut bersumber dari 27 pasar yang dikelola oleh Pemkab Kulonprogo.

"Dari sasaran vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang belum terdata yakni instansi vertikal termasuk karyawan yang bekerja di Badan Usaha Milik Negara [BUMN]," terangnya.

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang dilakukan di Bumi Binangun nantinya bakal mengambil tempat di 24 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Di antaranya, 21 puskesmas. Dua RS milik pemerintah kabupaten Kulonprogo. Terakhir, satu klinik Bhayangkara milik Polri. Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap kedua ditargetkan bakal dilakukan pada Maret mendatang.

"Kami kemungkinan akan menambah satu klinik Kartika milik TNI. Walaupun, saat ini kami masih melakukan assesment terkait sarana dan prasarana (sarpras)," sambung Baning.

BACA JUGA : Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua di Kulonprogo Ditargetkan 

Adapun, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi lansia di Kulonprogo belum dimulai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo. Baning mengklaim jika sesuai arahan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), vaksinasi lansia dimulai dari ibu kota provinsi.

"Dengan demikian, Dinas Kesehatan Kulonprogo belum melakukan pendataan secara langsung bagi lansia. Kami akan melakukan pendataan secara pasif dengan mengambil data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kulonprogo," katanya.

Vaksinasi Covid-19 menjadi sebuah langkah yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Kulonprogo untuk menekan angka kasus Covid-19 yang masih tinggi. Terlebih, Posko Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro di Kulonprogo juga dinilai belum berjalan efektif. Khususnya, posko PPKM mikro yang berada di zona hijau. Upaya pemantauan protokol pencegahan penularan Covid-19 belum berjalan maksimal.

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulonprogo, Fajar Gegana, mengatakan jika 88 posko PPKM mikro memang sudah dibentuk di kabupaten Kulonprogo seiring dengan penerapan PPKM berbasis mikro. Namun, dalam pelaksanaannya belum berjalan dengan maksimal.

BACA JUGA : Ratusan SDM Kesehatan di Kulonprogo Gagal Divaksin

"Kalau dari laporan yang saya terima, 88 posko memang sudah dibentuk semua, walaupun yang zona hijau ini memang belum ada tindakan yang serius. Artinya, posko tidak rutin dijaga. Karena zona itu hijau. Secara ketugasan harus mantau terus. Karena kita sifatnya antisipasi," ujar Fajar saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

Posko PPKM mikro yang berada di zona hijau diharapkan Fajar tetap melaksanakan pantauan protokol pencegahan penularan Covid-19 di wilayahnya secara 24 jam. Upaya mitigasi diharapkan dengan serius dilakukan oleh petugas yang berada di tiap posko.

"Memang tugasnya belum optimal. Kami juga ikut memantau kegiatan-kegiatan masyarakat. Penjagaan dilakukan 24 jam. Belum optimal di zona hijau. Mereka merasa aman dan cenderung masih menunggu. Kalau terjadi apa-apa baru bergerak. Jangan sampai menunggu ya. Karena sifatnya kan antisipasi," terangnya.

Upaya pemantauan yang diharapkan untuk dilaksanakan secara 24 jam bukan tanpa alasan. Kegiatan masyarakat yang berpotensi munculnya kerumunan bisa saja terjadi sewaktu-waktu.

"Jangan nunggu zonanya kuning atau orange atau merah baru bertindak ya jangan seperti itu. Walaupun zona hijau tugas posko tetap dilaksanakan. Misalnya, secara tiba-tiba ada takziah. Itu kan tidak direncanakan," sambung Fajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Pro Kontra Vaksin TBC Bill Gates Mulai Diuji Klinis, Begini Kata Ahli Epidemiologi UGM
Herpes Zoster Bisa Dicegah dengan Vaksinasi Sejak Dini
BPOM Beri Izin Uji Klinis Tahap 3 Vaksin TB M72
Menkes Bantah Indonesia Jadi Kelinci Percobaan Vaksin TBC oleh Bill Gates

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Bamuskal hingga Panewu Akan Dilibatkan Tahapan Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah di Bantul
Ubah Sampah Menjadi Energi Alternatif, Solusi Bangun Indonesia dan dan Got Bag Indonesia Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Teluk Awur Jepara
Sempat Alami Darurat Sampah, Kampung Suryoputran Jogja Sukses Olah Sampah Nyaris 1 Ton Per Bulan
Keputusan MK 135 Belum Jadi Solusi Persoalan Demokrasi Elektoral
Petani di Bantul Kesulitan Produksi Garam, Ini Penyebabnya
Gempa Bumi Magnitudo 2-2,7 Guncang Wilayah Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul pada Kamis Pagi Ini
DPAD DIY Gelar Festival Literasi Jogja 2025, Cek Tanggalnya di Sini
Pemkab Kulonprogo Lelang Jabatan Kepala Kesbangpol dan BPBD, Sekda: Penentu Akhir di Tangan Bupati
Koalisi Jogo Banyu Yogyakarta Dorong Diversifikasi Ekonomi Penambang Rakyat
Jadwal Bus Sinar Jaya dari Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul, Kamis 3 Juli 2025