Jogjapolitan

Muncul Klaster Takziah, Sultan Minta Sleman Perketat Penerapan PPKM Mikro

Penulis: Ujang Hasanudin
Tanggal: 30 Maret 2021 - 16:07 WIB
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X,s aat ditemui wartawan di Kantor Gubernur DIY, Kamis (21/1/2021). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Harianjogja.com, JOGJA--Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X memperingatkan kepada Pemerintah Kabupaten Sleman untuk lebih serius dalam mengawasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro. Pernyataan tersebut menanggapi dua klaster besar penularan Covid-19 di Sleman yang terjadi akhir-akhir ini.

Sultan menilai Pemkab Sleman kurang ketat dalam melakukan pegawasan aktivitas masyarakat. “Saya hanya punya harapan bagaimana Sleman itu makin ketat. Mengetatkan dalam arti pengawasan untuk tidak berkerumun. Ya [masyarakat] sering seenaknya sendiri,” kata Sultan, saat ditemui di Kepatihan, Selasa (30/3/2021).

BACA JUGA : Klaster Takziah Juga Muncul di Pandowoharjo, Ini Kronologi Lengkapnya

Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini mengatakan masih banyak kerumunan di masyarakat dengan alasan mencari makan. Demikian juga acara pesta pernikahan masih juga digelar meski dengan sembunyi-sembunyi. Hal tersebut diakui Sultan akan merugikan masyarakat sendiri.

“Jadi saya mohon Sleman itu memperhatikan mobilitas masyarakat untuk tidak seenaknya sendiri,” kata Sultan.

Sultan juga meminta semua masyarakat untuk lebih berdisiplin lagi dalam aktivitas keseharian, “Disiplin harus diterapkan. Khususnya Sleman,” ucap Sultan.

BACA JUGA : Muncul Klaster Takziah, Puluhan Warga Isolasi Mandiri

Tidak hanya itu, Sultan juga menyebut bahwa hanya Sleman yang kasus aktifnya sampai saat ini masih di atas seribuan di banding daerah lain. Berdasarkan data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sleman per 28 Maret 2021 kasus terkonfirmasi positif totalnya ada 11.826 orang. Dari jumlah tersebut sembuh 10.444 dan meninggal dunia 322. Sehingga kasus aktif saat ini ada 1.060 orang.

Sementara dua kasus terbesar yang menyita perhatian adalah klaster takziah di Plalangan, Kalurahan Pandowoharjo, Kapanewon Sleman; dan Blekik, Kalurahan Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik. Sampai saat ini kasus positif di Plalangan sudah mencapai 44 orang dan kasus positif di Blekik mencapai 45 orang.

BACA JUGA : Klaster Takziah bermunculkan di Sleman, Ini Penjelasan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Pasien Melonjak dan Nakes Terinfeksi Covid-19, Gunungkidul Butuh Sukarelawan Kesehatan
Sleman Bersiap Dirikan Rumah Sakit Darurat Covid-19
Rumah Sakit di DIY Mulai Rekrut Sukarelawan Nakes
Epidemiolog Sarankan Jokowi Ambil Opsi Lockdown, Ini Alasannya

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. PKB Mulai Pertimbangkan Kemungkinan Gus Yusuf jadi Cawagub Jateng
  2. DBD Karanganyar Makan Korban, Bocah Usia 4 Tahun di Jaten Meninggal Dunia
  3. Jenis Kemasan Air Minum Berbeda-beda, Ini Penjelasannya
  4. Kolaborasi EIGER dan Difa Bike, Ojek Online Difabel Satu-Satunya di Dunia!

Berita Terbaru Lainnya

Mudik Lebaran, Gunungkidul Bakal Dijejali 154.000 Kendaraan
Masjid di DIY Menerima Dana Zakat Mal yang Dihimpun dari Para Dokter
Gelar Rakerda, BKKBN DIY Optimalkan Target Program Bangga Kencana
Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan
BREAKING NEWS: Gempa Bumi Magnitudo 5 Guncang DIY, Ini Lokasi Pusatnya
Simak Jadwal Pekan Suci 2024 Gereja Katolik di Jogja
Rekomendasi Makanan Takjil Tradisional di Pasar Ramadan Kauman Jogja
Polres Bantul Sita 30 Kg Bahan Baku Petasan dari Empat Lokasi yang Berbeda
ASN Bantul Diimbau Tidak Menambah Libur Lebaran 2024
Sekda Bantul Harap ASN Patuhi Aturan Cuti Bersama Lebaran