Pasar Prawirotaman Akan Uji Coba QR Code Peduli Lindungi
Harianjogja.com, JOGJA– Dinas Perdagangan Kota Jogja akan melakukan uji coba penerapan QR Code Peduli Lindungi di Pasar Prawirotaman. Pasar ini salah satu yang sudah siap dari sisi sarana prasarana. Menurut Kepala Dinas Perdagangan Kota Jogja, Yunianto Dwi Sutono, salah satu syarat uji coba penerapan QR Code adalah seluruh warga pasar seperti petugas keamanan, juru parkir, dan lainnya sudah divaksin 100 persen. Di Pasar Prawirotaman, vaksinasi sudah tuntas 100 persen.
Selain capaian vaksin 100 persen, Pasar Prawirotaman juga memenuhi syarat sebagai pasar sehat dan sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia, khususnya untuk bangunan pasar. “Kami pun sudah berkomunikasi dengan pedagang yang ada di pasar mengenai rencana tersebut dan persiapan apa saja yang sudah dilakukan. Bagaimanapun juga, pedagang tetap harus dilibatkan,” kata Yunianto, Kamis (14/10/2021).
Setelah mengajukan beberapa persyaratan, tim survei akan menilai kelayakan seluruh fasilitas serta sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan di Pasar Prawirotaman. Yunianto mengatakan apabila QR Code di pasar tradisional bukan untuk membuat pedagang dan masyarakat resah. Kebijakan ini sebagai konsekuensi untuk kepentingan yang lebih besar.
Uji coba penerapan QR Code di pasar tradisional sudah diterapkan di berbagai kota lain. Dengan berbagai persiapan ini, apabila sewaktu-waktu kebijakan tersebut diterapkan di Jogja, maka Dinas Perdagangan sudah lebih siap.
BACA JUGA: Tak Lagi Jadi Polisi, Pria Ini Pilih Bertanam Ganja
Meski persiapan uji coba baru fokus pada Pasar Prawirotaman, Dinas Perdagangan memastikan 28 pasar tradisional lain di Kota Jogja tetap dipersiapkan untuk menerapkan kebijakan tersebut. “Saya kira, penerapan kebijakan ini memang tidak mudah. Salah satu kendalanya adalah kapasitas sumber daya manusia dan peralatan. Untuk memindai QR Code dibutuhkan telepon pintar yang selalu terhubung dengan internet,” kata Yunianto.
Sementara pengunjung pasar tradisional banyak berisi warga lanjut usia. Tidak jarang mereka belum akrab dengan teknologi seperti itu atau justru tidak punya smartphone. “Banyaknya pintu masuk ke pasar tradisional juga menjadi salah satu kendala yang harus bisa diantisipasi jika kebijakan tersebut diterapkan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News