Jogjapolitan

Modal Sosial Perkuat Pengurangan Risiko Bencana

Penulis: Sirojul Khafid
Tanggal: 18 Oktober 2021 - 06:38 WIB
Mahujud (paling kiri) dan M. Taufiq (tengah) dalam acara Konsolidasi FPRB DIY dengan FPRB Kabupaten/Kota Se-DIY dengan tema Menuju Ketangguhan Bangsa Menghadapi Bencana di Hotel Lynn, Mantrijeron, Jogja, Sabtu (16/10/2021).- Harian Jogja - Sirojul Khafid

Harianjogja.com, JOGJA–Modal sosial merupakan tulang punggung pengurangan risiko bencana di DIY. Wujudnya bisa berupa keterlibatan masyarakat sampai di tingkat terbawah. Tidak hanya dalam pengurangan risiko sebelum terjadinya bencana, modal sosial ini juga menjadi ujung tombak dalam penanganan bencana saat terjadi maupun sesudahhnya.
Menurut Kasub Bid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Mahujud, saat ini penanganan bencana meliputi upaya preventif partisipatif. Dalam proses ini, peran masyarakat, khususnya yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) menjadi vital. FBRB telah tersebar di seluruh kota dan kabupaten di DIY. Unit terkecil di tingkat kelurahan atau kampung atau desa juga sudah banyak terbentuk.
Agar FPRB di DIY semakin kuat, maka konsolidasi menjadi satu hal yang penting. Satu sama lain bisa saling membantu dan belajar. “Perlu adanya sinergitas yang berkelanjutan melalui konsolidasi dan sinergi yang kian menguat, karena keberadaan FPRB dan sektor lain sangat penting,” kata Mahujud dalam acara Konsolidasi FPRB DIY dengan FPRB Kabupaten/Kota Se-DIY dengan tema Menuju Ketangguhan Bangsa Menghadapi Bencana di Hotel Lynn, Mantrijeron, Jogja, Sabtu (16/10/2021).
Selain bisa lebih akrab dan kompak secara personal, dalam konsolidasi ini juga bisa membentuk langkah bersama ke depannya. Dengan peran bersama ini, slogan DIY Tangguh menuju Indonesia Tangguh akan terwujud ke depannya.
Modal sosial yang dimiliki DIY termasuk sukarelawan telah terbukti sangat membantu dalam hal kebencanaan. Dalam setiap terjadi bencana, sukarelawan selalu berbondong-bondong membantu. “Bisa dikatakan sukarelawan kami surplus. Banyak indikasinya, sebagai contoh saat ada turis yang hilang di kawasan Gunung Merapi. Dalam tiga jam pertama sejak laporan, sudah ada 500 sukarelawan yang mencari,” kata Mahujud.

Belum lagi kegiatan-kegiatan sukarelawan di masing-masing kampung atau desa atau kelurahan. Banyak kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis terkait dengan kebencanaan. Hal ini guna mengurangi risiko kebencanaan ke depan.
“Kami tidak bisa bayangkan apabila tidak ada partisipasi ini, program-program tidak akan optimal,” kata Mahujud. “Termasuk dalam penanganan bencana Covid-19, FPRB menjadi ujung tombak,” ujarnya.
Selain peran masyarakat, kerja sama dalam penanggulangan bencana juga harus terjalin dengan pihak pemerintah, masyarakat, organisasi massa, dunia usaha, akademisi, serta media.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan kolaborasi sinergitas pentahelix.

Miliki Sinergitas
Menurut Koordinator Umum FPRB DIY, M. Taufiq, lima sektor ini penting untuk memiliki sinergitas yang baik dan terus menguat.
Pencegahan maupun penanggulangan bencana merupakan kebutuhan bersama. “FPRB sudah merepresentasikan komponen masyarakat yang punya hajat bersama untuk mengurangi risiko bencana. Dengan bertemu seperti ini bisa saling kenal, berbagi pengalaman dan inspirasi, serta semakin solid. Cita-cita DIY adalah menjadi pusat keunggulan dalam olah konsep dan olah laku penanganan bencana berbasis komunitas,” kata Taufiq.
Konsolidasi FPRB juga bisa memberikan masukan maupun dorongan terhadap pembangunan yang dilakukan Pemerintah Pusat maupun daerah. “Misalnya terkait kebijakan pemerintah daerah yang merupakan satu pilar, yang memandatkan pembangunan harus memiliki kacamata pengurangan risiko bencana sekaligus inklusi,” kata Taufiq.
“Maraknya aktivitas ekonomi dan tambang di mana-mana kadang tidak mencermati dan tidak eling dengan Hamemayu Hayuning Bawana. Kita punya tangung jawab menjaga alam. Dan masyarakat merupakan bagian modal sosial yang kami punya di DIY.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Puting Beliung di Jepara Rusak 121 Rumah di Tiga Desa
Helikopter Disiagakan untuk Penanganan Darurat Erupsi Gunung Ruang
168 Orang Tewas Dampak Banjir di Pakistan dan Afganistan
Lomba Dirikan Tenda Darurat Meriahkan HUT Ke-20 Tagana

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Tingkatkan Jumlah Investor Pasar Modal di Soloraya, Ini Langkah BEI Jateng 2
  2. Pendaftaran Denok Kenang Semarang Resmi Dibuka, Ini Syaratnya!
  3. Diduga Jaringan Fredy Pratama, Pria Kediri Edarkan 1 Kg Sabu-Sabu di Semarang
  4. Pimpin Laga Indonesia vs Korsel, Shaun Evans Pernah Rugikan Timnas Garuda

Berita Terbaru Lainnya

Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Kamis 25 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling di Jogja Kamis 25 April 2024
Terbaru! Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Kamis 25 April 2024
Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Kamis 25 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Baru Ada 13 Pasar Desa Berbadan Hukum di Kulonprogo, 9 Pasar Fasilitasnya Minim
PERSOALAN LINGKUNGAN: DIY Kudu Kembangkan Ekonomi Hijau
Kartini Masa Kini: Inspiratif, Mandiri, Tangguh dan Trengginas
Dari Luar Negeri? Jangan Lupa Isi e-CD Jika Turun di YIA
AJARAN AGAMA: Generasi Milenial Dinilai Penting Belajar Fikih
DPD Golkar Kota Jogja Pastikan Penjaringan Singgih Raharjo Tak Ada Masalah Meski Masih Jadi Pj Wali Kota