Jogjapolitan

Pemkot Jogja Tak Data Ulang Penerima Jaminan Sosial Tahun 2021

Penulis: Sirojul Khafid
Tanggal: 03 Desember 2021 - 19:17 WIB
Ilustrasi. - Freepik

Harianjogja.com, JOGJA–Pemkot Jogja tidak mendata ulang keluarga penerima jaminan perlindungan sosial pada 2021. Pelaksanaan berbagai program pemberdayaan dan jaring pengaman sosial pada 2022 akan menggunakan data tahun sebelumnya.

Menurut Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jogja, Maryustion Tonang, berdasarkan Peraturan Wali Kota Jogja No.12/2020 tentang Pedoman Pendataan Penduduk Keluarga Sasaran Jaminan Perlindungan Sosial Kota Jogja, pendataan bisa dilakukan minimal dua tahun sekali, kecuali untuk kondisi tertentu seperti bencana.

"Kami memang tidak melakukan pendataan ulang untuk warga miskin pada tahun ini karena di dalam regulasi masih memungkinkan menggunakan data tahun sebelumnya," kata Tion, Jumat (3/12/2021).

Pendataan terakhir Keluarga Sasaran Jaminan Perlindungan Sosial (KSJPS) berlangsung pada 2020. Data ini sebagai dasar pelaksanaan sejumlah program jaring pengaman sosial pada 2021. Pada 2021, penduduk miskin Kota Jogja yang masuk dalam data KSJPS berjumlah 15.584 kepala keluarga (KK) atau 48.269 jiwa. Jumlah tersebut meningkat 8,53% dibandingkan dengan data 2020.

"Karena tidak dilakukan pendataan ulang, maka jumlah warga yang masuk dalam KSJPS tidak akan berubah. Misalnya pada 2021 jumlah penerima adalah 100 orang, maka pada 2022 juga tidak berubah. Bahkan kemungkinan berkurang karena ada warga yang meninggal dunia atau pindah domisili," kata Tion.

Apabila dalam KSJPS terdapat tambahan anggota keluarga, seperti bayi yang baru lahir, maka anggota keluarga baru tersebut tidak dapat masuk dalam data KSJPS. Pendataan ulang belum tentu juga dilakukan pada 2022. Tion masih akan melihat perkembangan kondisi dan situasi serta kajian.

Selain itu, integrasi hasil pendataan KSJPS dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial juga terus dilakukan. "Hingga saat ini sudah 98 persen data KSJPS masuk di dalam DTKS. Tinggal dua persen saja dan terus kami usulkan agar seluruhnya masuk ke DTKS. Jika datanya sama, maka proses pemberian bantuan atau pelaksanaan program lain bisa dilakukan lebih mudah," kata Tion. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Pemerintah Siapkan Sistem Data Baru untuk Tepatkan Bansos
BLT Kesra Rp900 Ribu Cair, Ini Cara Cek Lewat HP
Sudah Usul, Warga Bantul Mengaku Belum Pernah Terima Bansos Sejak 2014
29 Ribu Warga Bantul Terima BLT Rp900.000 dari Pusat

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Berkah Harga Cabai, Petani Kulonprogo Untung Bersih Rp60 Juta
Simulasi Embarkasi Haji Kulonprogo Ungkap Kendala Parkir dan X-Ray
Bakmi Jawa, Apem Contong, dan Tradisi Nyumbang Jadi WBTB Gunungkidul
Lima KK Transmigran Kulonprogo Berangkat ke Poso 19 Desember
Pendakian Watu Gebyok Kalikuning Ditutup Sementara
Minat Wisatawan Lemah, Okupansi Hotel di Bantul Seret
PHRI DIY Batasi Kenaikan Tarif Hotel Nataru Maksimal 40 Persen
Maling HP di Wates Terciduk Warga, Akui Beraksi Lebih dari Sekali
Layanan Perpanjangan SIM Dibuka di Kawasan Pantai Baron Gunungkidul
Ribuan THL Gunungkidul Bakal Terima SK PPPK Paruh Waktu