Jogjapolitan

Dinkes Sleman dan Akademisi UGM Paparkan 2 Strategi Hadapi Omicron

Penulis: Nina Atmasari
Tanggal: 03 Desember 2021 - 21:17 WIB
Ketua Pokja Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gajah Mada (FKMK UGM), Gunadi (kanan) berbicara dalam Forum Group Discussion (FGD) Omicron Muncul, Tetap Tenang dan Waspada, yang digelar Harian Jogja, Jumat (3/12/2021). - tangkapan layar

Harianjogja.com, JOGJA-- Varian baru dari Covid-19 yang dinamai Omicron harus diwaspadai. Dua cara menangkalnya adalah menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi Covid-19.

Hal itu terungkap dalam Forum Group Discussion (FGD) berjudul Omicron Muncul, Tetap Tenang dan Waspada, yang digelar Harian Jogja, Jumat (3/12/2021). Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Sleman, dr. Novita Krisnaeni dan Ketua Pokja Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gajah Mada (FKMK UGM), Gunadi.

Gunadi menyampaikan saat WHO mengumumkan Omicron sebagai VOC, ada imbauan-imbauan untuk negara dan individu. "Untuk negara harus surveilance genomic yang seperti ini bersama Dinkes, kalau ada kecurigaan maka lakukan penelitian dan hasilnya bagaimana," kata dia.

Baca juga: Dianggap Ganggu Pemandangan, Depo Pasir di JJLS Diminta Pindah

Adapun untuk individu, ia menegaskan upayanya masih sama yakni menaati protokol kesehatan dan vaksinasi. Berdasarkan update pada 1 Desember, Gunadi menyebutkan jika virus itu bersirkulasi pada manusia makin lama, maka akan bersifat infeksius. Jika makin infeksius maka makin banyak yang tertular dan dampaknya makin banyak yang dirawat.

"Omicron bukan berarti lebih parah tetapi ketika angka infeksi lebih tinggi maka yang mondok [dirawat] lebih banyak. Jika sudah lalai protokol kesehatan, vaksinasi juga ogah-ogahan, maka dia [Covid-19] akan bersirkulasi dan akan terinfeksi," katanya.

Novita Krisnaeni menyampaikan kondisi di Sleman, mulai Januari 2021 sampai hari ini kasus yang terpapar Covid-19 masih senang melaksanakan isoman, sedangkan yang dirawat di RS dan isoter hanya sedikit. Tren positive rate meningkat pada 24 november terkait dengan beberapa klaster di Kabupaten Sleman. Di RS, tempat tidur yang tersedia, tanggal 29 November hanya terpakai 10% dan peta zonasi di Sleman hanya sedikit yang merah.

Baca juga: Tega! Gegara Warisan, 5 Anak Laporkan Ibu Kandung ke Polisi

Cakupan vaksinasi telah mencapai 90,4%, sasaran yang masih kurang cakupannya adalah lansia. "Vaksinasi dosis 1 sudah sulit ketika capaian sudah sampai 90%, sudah semakin sulit mencari orang-orang yang akan divaksin dosis 1," katanya.

Ia menegaskan strategi pengendalian kasus Covid-19, apapun jenis varian Covid-19 tersebut, Dinkes Sleman tetap pada penerapan 5M, Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun, Menjaga jarak, Mengurangi mobilitas dan Menjauhi kerumunan. Selain itu juga 3T yaitu Tracing, Testing dan Treatment.

"Namun saat ini masyarakat mulai enggan ditracing ketika kontak erat. Angkanya di bawah 15, padahal ketika ada 1 positif harus mencari 15 kontak erat," katanya. (Nina Atmasari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Covid-9 Mulai Merebak, Dokter Paru: Perlu Ada Kejelasan Vaksinasi
15 Orang Positif Covid-19 di Jaksel
Covid-19 Merebak Lagi, Ini 7 Imbauan WHO
Kasus Covid-19 Muncul Lagi! Kemenkes Siapkan Fasyankes Antisipasi Lonjakan

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Jalan Trisik Penghubung Jembatan Pandansimo di Kulonprogo Rusak Berat Akibat Truk Tambang
Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Libur Sekolah, Okupansi Hotel dan Resto Meningkat Tajam
Pembangunan Tol Jogja-Solo Segmen Prambanan-Purwomartani Sesuai Rencana, Target 2026 Sampai Gerbang Tol Kalasan
Kasus Kanker Serviks di DIY Masih Tinggi, Dinkes Imbau Masyarakat Ikut Cek Kesehatan Gratis
Penyebab Gempa Bumi M4,6 di Pacitan Menurut BMKG, Getaran Dirasakan di Jogja hingga Trenggalek
Dugaan Penipuan Aktivasi IKD Kembali Terjadi di Sleman
Gempa M4,6 Guncang Pacitan Sabtu 12 Juli Pagi Ini, Getaran Terasa di Gunungkidul, Bantul hingga Jogja
Hewan yang Serang Ternak Warga Nanggulan Kulonprogo Belum Ditemukan
Ini Penyebab Banyak Kuota SD Negeri di Kota Jogja Belum Terpenuhi