Jogjapolitan

Sudah 3 Orang Meninggal Dunia karena Leptospirosis di Gunungkidul

Penulis: David Kurniawan
Tanggal: 03 Desember 2021 - 19:07 WIB
Ilustrasi leptospirosis, - JIBI

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat hingga awal November 2021 ada delapan kasus leptospirosis. Tiga pasien meninggal dunia.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Zoonosis, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Musiyanto, mengatakan kasus leptospirosis naik turun setiap tahun. Kasus tertinggi terjadi pada 2017 dengan jumlah 64 kasus dengan korban meninggal dunia 16 orang.

BACA JUGA: Siskaeee Lakukan Ekshibisionisme, Bandara YIA Merasa Dirugikan

Adapun di tahun ini, hingga awal November sudah ada delapan kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak tiga orang. “Kejadiannya Juni dan Juli lalu. Untuk November ini kami sedang menyelidik dua kasus suspek,” kata Musiyanto, Jumat (3/12/2021).

Dia menjelaskan, untuk peta sebaran kasus didominasi di wilayah Utara Gunungkidul. Meski demikian, seluruh masyarakat diminta mewaspadai ancaman penyakit ini karena ada potensi peningkatan pada saat musim penghujan.

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebarkan oleh hewan, salah satunya air kencing tikus. Potensi persebaran akan semakin besar apabila seseorang memiliki luka di tubuh, khususnya bagian tangan dan kaki. Pasalnya, bakteri tersebut dapat masuk dan berkembang di kulit yang mengalami luka terbuka. “Memang harus diwaspadai,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan persebaran leptospirosis harus diwaspadai. Hal ini dikarenakan persebaran tidak hanya di wilayah yang basah atau di area pertanian.

Menurut dia, potensi persebaran juga erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan.

Dewi pun mengimbau kepada masyarakat untuk terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan cuci tangan menggunakan sabun. “Kami akan terus sosialisasikan ke masyarakat akan pentingnya penerapan pola hidup bersih sehat,” katanya.

BACA JUGA: Pemuda di Kalasan Meninggal Dunia karena Dianiaya

Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Fitria Puspita Wardani mengatakan, area pertanian menjadi salah satu tempat yang bisa menjadi penyebab persebaran leptospirosis.

Guna menghindari penyakit ini, petani diimbau untuk beraktivitas di sawah saat sudah terbit Matahari karena bakteri tidak tahan dengan hawa panas.

“Yang tak kalah penting juga harus gunakan alat perlindungan diri saat beraktivitas. Untuk pencegahan, kami akan terus melakukan sosialisasi,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Kasus Leptospirosis di Jogja Tinggi, Dinkes Ambil Sampel Tikus di Rumah Pasien
Leptospirosis di Jogja Meningkat Signifikan, Ada 18 Kasus dengan Lima Kematian
Dalam 5 Bulan Leptospirosis Renggut Lima Nyawa di Boyolali
Naik Signifikan, Leptospirosis di Bantul Capai 160 Kasus Per Juli 2025

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Jalan Trisik Penghubung Jembatan Pandansimo di Kulonprogo Rusak Berat Akibat Truk Tambang
Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Libur Sekolah, Okupansi Hotel dan Resto Meningkat Tajam
Pembangunan Tol Jogja-Solo Segmen Prambanan-Purwomartani Sesuai Rencana, Target 2026 Sampai Gerbang Tol Kalasan
Kasus Kanker Serviks di DIY Masih Tinggi, Dinkes Imbau Masyarakat Ikut Cek Kesehatan Gratis
Penyebab Gempa Bumi M4,6 di Pacitan Menurut BMKG, Getaran Dirasakan di Jogja hingga Trenggalek
Dugaan Penipuan Aktivasi IKD Kembali Terjadi di Sleman
Gempa M4,6 Guncang Pacitan Sabtu 12 Juli Pagi Ini, Getaran Terasa di Gunungkidul, Bantul hingga Jogja
Hewan yang Serang Ternak Warga Nanggulan Kulonprogo Belum Ditemukan
Ini Penyebab Banyak Kuota SD Negeri di Kota Jogja Belum Terpenuhi