Jogjapolitan

Petani Gunungkidul Meninggal Dunia Setelah Terinfeksi Leptospirosis

Penulis: David Kurniawan
Tanggal: 17 Januari 2022 - 16:17 WIB
Ilustrasi leptospirosis, - JIBI

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat hingga pertengahan Januari sudah ada dua kasus penyakit leptospirosis. Dua pasien ini adalah petani dan salah satunya dinyatakan meninggal dunia.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Zoonosis, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Musiyanto mengatakan, meski baru awal tahun, namun sudah menemukan kasus leptospirosis. Data sementara ada dua kasus dengan lokasi wilayah di Kapanewon Wonsari dan Saptosari.

“Keduanya petani dan salah satunya meninggal dunia karena leptospirosis. Untuk kasus tercatat pada 9 dan 12 Januari lalu,” katanya, Senin (17/1/2022).

Musiyanto menjelaskan, kasus leptospirosis di Gunungkidul masih naik turun. Kasus tertinggi terjadi pada 2017 dengan jumlah 64 kasus dengan korban meninggal dunia 16 orang. Sedangkan di 2021 lalu, terdapat 17 kasus dengan jumlah warga meninggal dunia empat orang.

BACA JUGA: Diangkat dari Wattpad, Ini Sinopsis Bukan Cinderella yang Dibintangi Fuji

Memasuki musim penghujan, ada kecenderungan kenaikan kasus. Hal ini terlihat pada November 2021 yang mencatatkan tiga kasus, kemudian di Desember terdapat tujuh kasus.

“Dalam dua bulan ini ada sepuluh kasus. Sedangkan sisanya tujuh kasus terjadi rentang waktu dari Januari sampai Oktober,” ujarnya.

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebarkan oleh hewan, salah satunya air kecing tikus. Potensi penyebaran akan semakin besar apabila seseorang memiliki luka di tubuh, khususnya bagian tangan dan kaki. Pasalnya, bakteri tersebut dapat masuk dan berkembang di kulit yang mengalami luka terbuka. “Memang harus diwaspadai,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, penyebaran leptospirosis harus diwaspadai. Hal ini dikarenakan penyebaran tidak hanya di wilayah yang basah atau di area pertanian.

Menurut dia, potensi penyebaran juga erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Dewi pun mengimbau kepada masyarakat untuk terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan cuci tangan menggunakan sabun. “Kita akan terus sosialisasikan ke masyarakat akan pentingnya penerapan pola hidup bersih sehat,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, ancaman penyakit leptospriosis salah satunya di sektor pertanian. Hal ini tidak lepas dari keberadaan tikus-tikus yang menjadi sumber penyakit menyerang area pertanian.

Ia pun berharap kepada para petani selalu waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di sawah. Selain itu, sambung Rismiyadi, untuk penanggulangan dengan pengendalian hama tikus bersama-sama warga dan petugas dari provinsi.

“Berbagai upaya terus kami lakukan untuk pencegahan karena hama tikus juga bisa menganggu produktivitas pertanian,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Sunscreen Masih Jadi Solusi Efektif Lindungi Kulit saat Cuaca Ekstrem
Hari Tuberkulosis Sedunia Dimulai sejak 24 Maret 1882, Berikut Sejarahnya
Kate Middleton Putuskan Sendiri Waktu Pengumuman Kondisi Kesehatannya
Mengenal Teh Ooloong dan Manfaatnya untuk Tubuh

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Soal Polemik Surat Pengunduran Diri 4 Caleg, Ini Jawaban Ketua DPC PDIP Klaten
  2. Diikuti 1.000 Peserta, Keraton Solo akan menggelar Tradisi Malem Selikuran
  3. Nekat Buat Konten Aniaya Kucing Biar Viral, Dua Warga Jepara Ditangkap Polisi
  4. Jamin Kesehatan Siswa, Yayasan Warga Surakarta Akan Bangun Kantin Sehat

Berita Terbaru Lainnya

Usulan Formasi PPPK-CPNS 2024 Disetujui Pusat, Pemkab Bantul: Kami Tunggu Kepastian Alokasinya
Pertobatan Ekologis dan Persoalan Sampah Jadi Topik Peragaan Jalan Salib di Gereja Ini
Bantuan Keuangan Politik Disalurkan Dua Tahap
Cegah Kecurangan Pengisian BBM, Polres Kulonprogo Cek SPBU
Dibanding 2019, KPU Sleman Klaim Pemilu 2024 Berjalan Lebih Sukses
Dishub DIY Buat Skema Jalur Utama dan Alternatif Masuk DIY Saat Mudik Lebaran 2024
Jelang Libur Lebaran 2024, Reservasi Hotel di Bantul Mulai Meningkat, Tarif Diperkirakan Naik
Masa Jabatan Lurah Diperpanjang, Apdesi Bantul: Harus Dioptimalkan Untuk Peningkatan Kinerja Lurah
Gunakan Drone, Pencarian Bocah Tenggelam di Sungai Oya Wonosari Terkendala Arus Deras
LKPJ Gubernur DIY 2023, DPRD Beri Catatan soal Penurunan Kemiskinan Belum Capai Target