Jogjapolitan

Sultan Jogja Tegaskan PTM Tetap Jalan Meski Puncak Omicron Datang Akhir Februari

Penulis: Sunartono
Tanggal: 24 Januari 2022 - 18:47 WIB
Pembelajaran tatap muka di SDN Serayu, Jogja, Rabu (28/4/2021). - Harian Jogja/Sirojul Khafid

Harianjogja.com, JOGJA—Gubernur DIY Sri Sultan HB memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) maupun perkuliahan tatap muka jalan terus meski Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memperkirakan puncak Covod-19 akibat varian Omicron terjadi antara Februari hingga Maret 2022. HB X memberikan catatan, sekolah maupun kampus harus mampu menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat.

Berdasarkan prediksi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), puncak penyebaran Omicron akan terjadi empat sampai delapan pekan ke depan atau sekitar Februari sampai dengan Maret 2022. Prediksi ini disampaikan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban.

BACA JUGA: Sultan Jogja: Tidak Usah Membesar-besarkan Omicron

Sultan HB X menegaskan PTM 100% tetap bisa dijalankan selama prokes dijalankan ketat. “Lho kalau sekolah ya 100 persen tidak ada masalah. Kampus buka, ya tidak ada masalah, asal prokes diterapkan, jaga jarak tetap diberlakukan,” ucapnya kepada wartawan di Kompleks Kepatihan, Senin (24/1/2022) sore.

Sultan mengingatkan pengelola lembaga pendidikan menengah dan tinggi agar memperkirakan kuota setiap ruangan agar tetap jaga jarak.

“Sekarang misalnya mungkin aula tidak cukup untuk semua mahasiswa, jangan semua masuk. Kalau 1.000 jadi satu tetapi tidak ada jarak satu meter dan sebagainya, akan menimbulkan penularan, jadi prokes tetap dijaga,” katanya.

BACA JUGA: Sultan HB X Pastikan PKL Malioboro Pindah Mulai 26 Januari 2022

HB X mengakui masih ada persoalan berkaitan dengan kelas untuk 100% siswa. Ia mencontohkan jika suatu kelas berjumlah 40 pelajar dan pembelajaran tatap muka 100% siterapkan, jaga jarak sulit diterapkan. Dengan demikian, pembelajaran sebaiknya dibagi untuk dua waktu pertemuan sehingga setiap pertemuan kuotanya 50% dari jumlah pelajar.

Pengertian 100 persen harus dimulai dari 50 [persen] dulu, dengan dibagi satunya pagi, lalu satu kelompok lagi siang atau satu masuk seterusnya enggak, terserah bagaimana sekolah mengaturnya,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Jumlah Siswa Hanya 7 Orang, SDN 1 Jatimulyo Tetap Selenggarakan KBM
Perluas Akses Manfaat, Bimbel New Center Buka Cabang dan Franchise
Lewat Gardu Pintar, OMG Sebarkan Semangat Belajar
DPRD NTT Tolak Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Disdukcapil Uslkan Penambahan Alat Rekam KTP Elektronik
Bentrokan Warga dan Kelompok Pesilat Lukai 4 Orang, Begini Kronologisnya
Sekjen GP Ansor Gus Rifqi Serukan Kader di DIY Harus Hadir Ketika Masyarakat Butuh Bantuan
Bentrokan Warga dengan Kelompok Pesilat di Tamantirto Bantul, 4 Orang Terluka
Menikmati Segala Keajaiban Bambu di Desa Wisata Brajan
Lahan Diserobot Perusahaan Sawit, Begini Kondisi Terkini Transmigran Korban Erupsi Merapi Asal Sleman
Bantul Targetkan 164 Emas di Porda XVII DIY 2025, 850 Atlet Siap Bertanding
Masjid Lapas Wirogunan Jogja Kini Lebih Megah, Sempat Memprihatinkan dengan Lantai Rusak dan Atap Asbes
Rute Trans Jogja, Melewati Kampus, Perkantoran hingga Rumah Sakit
Optimalkan Biopori Jumbo dan Bank Sampah, Warga Mangkuyudan Jogja Tidak Lagi Gunakan Penggerobak