Jogjapolitan

Dosen UGM: Tekanan Pandemi Picu Kejahatan Jalanan di Jogja

Penulis: Lugas Subarkah
Tanggal: 17 April 2022 - 14:17 WIB
Senjata tajam yang diamankan dari para terduga pelaku klithih di Bantul, Senin (29/11/2021) - Harian Jogja/Ujang Hasanudin\\r\\n\\r\\n

Harianjogja.com, SLEMAN-Maraknya kembali aksi kekerasan jalanan alias klithih oleh para pelajar diduga dipicu oleh sejumlah faktor, salah satunya situasi pandemi Covid-19. Berbagai perubahan aktivitas dan kebiasaan selama masa pandemi dinilai menjadi tekanan bagi remaja.

Dosen UGM yang juga merupakan inisiator Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) DIY, Muhammad Nur Rizal, menyebut perubahan-perubahan serta tekanan yang muncul akibat pandemi bisa menjadi salah satu hal yang memicu aksi kejahatan jalanan oleh para remaja.

Anak remaja menghadapi perubahan dinamika di dalam keluarga, sekolah, relasi pertemanan, serta lingkungan masyarakat. Dalam situasi yang demikian kompleks, anak sulit untuk memenuhi kebutuhannya akan ruang ekspresi. “Belakangan ini anak muda tidak punya ruang untuk berekspresi baik di sekolah, di keluarga, maupun di masyarakat,” katanya, Minggu (17/4/2022).

Ketika kegiatan pembelajaran dilaksanakan sepenuhnya secara daring, banyak aktivitas yang bagi para siswa dapat menjadi ruang untuk berekspresi, berkarya, dan berinteraksi hilang. Demikian juga ruang interaksi di lingkungan masyarakat.

Anak banyak menghabiskan waktu di rumah, namun yang menjadi permasalahan adalah banyak keluarga tidak memiliki relasi yang baik. “Banyak orang tua mengalami efek pandemi dan terpuruk secara ekonomi sehingga mereka lupa untuk membangun kedekatan dan komunikasi yang intensif dengan anak,” ungkapnya.

Padahal, anak juga mengalami banyak persoalan baru sehingga perlu mendapat perhatian dan pendampingan dari orang tua. Hal ini membuat relasi antara anak dengan orang tua semakin jauh, dan banyak anak melarikan diri ke dunia teknologi. “Bagi sejumlah anak, ketika dia terpapar pada hal-hal negatif dia kemudian mencoba menerapkannya,” katanya.

Sejumlah pendekatan yang dapat dilakukan untuk mencegah remaja terlibat dalam aktivitas negatif seperti kejahatan jalanan, salah satunya dengan menciptakan lingkungan yang positif bagi remaja, mulai dari keluarga, sekolah hingga masyarakat.

“Lingkungan positif harus dimaknai sebagai lingkungan yang memberi rasa aman bagi siswa untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, juga dimaknai dengan adanya peran masyarakat yang terkecil dalam membangun kegiatan yang partisipatif,” paparnya.

BACA JUGA: Sinopsis Film 12 Cerita Glen Anggara, Tayang 18 Agustus 2022

Selain itu, sekolah dan keluarga perlu membangun penalaran dan kesadaran anak, memperbanyak ruang refleksi dalam proses belajar dan mendorong anak untuk mengenali potensi, keunikan, serta emosinya. Anak perlu lebih banyak terlibat dalam kegiatan belajar yang berbasis masalah, di mana anak didorong untuk melakukan aktivitas yang positif bagi masyarakat.

“Anak tidak boleh teralienasi dari masyarakat. Belajar membangun rasa empati, dan sejak muda dia mengerti bahwa ilmu pengetahuan, keterampilan diri, dan kompetensi sosialnya bermanfaat bagi orang lain, dengan begitu anak tidak merasa sebagai useless generation,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Viral 2 Kelompok Remaja Terlibat Tawuran di Jalan Hayam Wuruk Kota Jogja, Ini Penjelasan Polisi
Cegah Kekerasan Jalanan saat Ramadan, Satpol PP Jogja Gencarkan Operasi Jam Malam
Kabur Usai Membacok, Remaja di Sleman Malah Tewas Tabrakan
2 Geng Terlibat Tawuran, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Bersihkan Sampah di Sungai Bengawan Solo, Pria Juwiring Klaten Malah Hanyut
  2. 4 Pemain Absen Termasuk Sidibe, Milo Yakin Persis Jinakkan Persija di Jakarta
  3. Waspada! Cuaca Ekstrem Berpotensi Landa Jateng hingga 18 April
  4. PDIP Segera Buka Pendaftaran Calon Bupati Sleman untuk Pilkada 2024

Berita Terbaru Lainnya

Kembangkan Digitalisasi UMKM, Pemkot Libatkan Mahasiswa
Kepadatan Lalu Lintas Berangsur Menurun, Masih Ada Wisatawan Liburan Sekolah
Jaring Bakal Calon Bupati Pilkada, PKS Kulonprogo: 3 Kader Internal, 6 Tokoh Masyarakat
Pilkada DIY Digelar November Mendatang, Ini Syarat Calon Kepala Daerah dan Parpol Pengusungnya
Gagal Capai Target Maksimal Kunjungan Wisatawan Saat Lebaran, Pemkab Sleman Lakukan Evaluasi
PDIP Segera Buka Penjaringan Bakal Calon Bupati, Nama Danang Maharsa dan Harda Kiswaya Muncul
PDIP Mulai Jaring Nama Bakal Calon Bupati Sleman Pekan Depan, Kader Diprioritaskan
Waspada! Hujan Deras Diprediksi Melanda Sejumlah Titik di DIY Besok
Libur Lebaran Volume Sampah di Pantai Gunungkidul Melonjak, Personel Minim
Data Terbaru, Kunjungan Wisatawan di Gunungkidul Tembus 176 Ribu Orang