Advertisement

Kopi Arabika Merapi Merbabu Didorong Perluas Pasar dengan Platform Digital

Nina Atmasari
Selasa, 23 April 2024 - 23:17 WIB
Sunartono
Kopi Arabika Merapi Merbabu Didorong Perluas Pasar dengan Platform Digital Produk Kopi Arabika Merapi Merbabu dipamerkan dalam Pembukaan kegiatan Geographical Indication Goes to Marketplace di Aula Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Selasa (23/4/2024). - Harian Jogja/Nina Atmasari.

Advertisement

Harianjogja.com, MAGELANG—Kopi Arabika dari kawasan Merapi Merbabu Magelang didorong untuk memasarkan produk lebih luas dengan memanfaatkan platform digital atau marketplace.

Kopi Arabika Merapi Merbabu yang merupakan produk asli Kabupaten Magelang menjadi pilot project program Geographical Indication Goes to Marketplace yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM di tahun 2024 bekerja sama dengan Tokopedia untuk memperkuat pengembangan produk Indikasi Geografis (IG) Indonesia.

Advertisement

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Magelang, Adi Waryanto mengaku bangga Kabupaten Magelang sebagai lokasi pilot project untuk meningkatkan kapasitas dan peran pemilik IG dalam melakukan promosi serta komersialisasi produk IG melalui platform digital tersebut.

BACA JUGA : Racikan Tiga Kopi Arabika Khas Nusantara Sambut Delegasi KTT ke-43 ASEAN

"Kegiatan ini sangat membantu pemasaran dari produk-produk kopi Arabika Merapi Merbabu yang merupakan khas Kabupaten Magelang. Ke depan setelah pelatihan dan pendampingan, diharapkan memberikan hasil yang luar biasa bagi peningkatan kesejahteraan petani maupun pengusaha kopi di Kabupaten Magelang," katanya, dalam pembukaan kegiatan tersebut, di Aula Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Selasa (23/4/2024).

Ia menyebutkan Kabupaten Magelang menjadi daerah tangkapan air sehingga tanahnya subur dan potensi pertanian cukup besar utamanya kopi. Salah satu produk pertanian unggulannya adalah kopi arabika dengan luas tanaman 631 hektare, dan jumlah produksi 77 ton pada 2022 lalu. Wilayah penghasilnya yaitu perkebunan di Windusari, Kaliangkrik, Grabag, Pakis, Sawangan dan Ngablak.

Kopi Magelang terkenal berkualitas tinggi dan memiliki citarasa yang khas bagi pencinta kopi. Ciri khas tersebut telah mendapatkan IG. Namun, petani masih sering kesulitan mengakses pasar. Petani kopi juga masih kadang terjebak dengan pemasaran yaitu perantara mengambil untung besar dan petani hanya untung kecil dari sisi penjualan.

"Maka kami memandang pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemasaran secara online melalui marketplace yang dapat memangkas rantai pemasaran sehingga keuntungan bagi petani kopi akan lebih besar. Pada akhirnya hal ini memiliki peran penting dalam peningkatan perekonomian lokal,” harapnya.

Ke depan, pihaknya akan mencoba mengusulkan produk-produk lain sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang ada. Baik itu produk pertanian, UMKM, atau kerajinan yang lain, dengan standar maupun kualitas yang sudah terukur.

Direktur Merek dan Indikasi Geografis, Kurniaman Telaumbanua mengatakan DJKI memilih Magelang sebagai lokasi pertama karena punya argumen, bahwa kopi ini punya ciri khas yg patut didorong ke depan menjadi sejajar dan lebih baik kualitasnya dengan kopi yang sudah ternama.

Ia menyebutkan sejak mulai diterapkannya sistem perlindungan IG di Indonesia pada tahun 2007, telah terdaftar 129 produk IG Indonesia yang berasal dari hasil perkebunan, pertanian, peternakan, kelautan, perikanan, kerajinan, dan hasil industri.

“Dari sekian banyak produk IG yang telah terdaftar tersebut, pembinaan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam ranah pemanfaatan setelah IG terdaftar masih belum berjalan secara berkelanjutan dan sinergis, khususnya terkait promosi dan komersialisasi,” kata Kurniaman.

BACA JUGA : Punya Kedai Kopi Terpadat, Jogja Menjadi Kota Kopi Indonesia

Oleh karena itu, lanjut Kurniaman, kegiatan Geographical Indication Goes to Marketplace ini menjadi salah satu fokus DJKI untuk meningkatkan kapasitas dan peran pemilik IG dalam melakukan promosi dan komersialisasi dengan target akhir berupa pemasaran pada marketplace.

Kepala Divisi Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Rahmia Hasniasari mengatakan Tokopedia mendukung upaya memajukan UMKM di Indonesia tidak hanya terkait platform tetapi juga kapabilitasnya.

"Kerjasama dengan DJKI dan dinas ini dilakukan karena kami yakin tidak bisa majukan UMKM sendiri jadi harus kolaborasi, jadi bisa lebih bersinergi dan tertata," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Libur Akhir Pekan Mau Keliling Jogja, Cek Jalur Bus Trans Jogja dan Titik Rutenya di Sini

Jogja
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement