Advertisement

Menikah Hikmat, Keuangan Tetap Sehat

Sirojul Khafid
Rabu, 05 Juli 2023 - 08:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Menikah Hikmat, Keuangan Tetap Sehat Ilustrasi menikah. - Freepik

Advertisement

Biaya yang mahal menjadi pertimbangan beberapa anak muda menghilangkan prosesi adat dalam pernikahan. Uang yang tidak sedikit ini lebih bisa dimanfaatkan untuk kehidupan setelah menikah. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Sirojul Khafid.

Setidaknya lima jenis samudera cinta sudah Dara Pamela coba selami. Namun tidak ada arus yang membuatnya bisa berlabuh. Barulah pada persinggahan samudera cinta keenam ini, dia mulai mendekat ke pelabuhan bernama pernikahan.

Advertisement

Dara bisa saja menuliskan alasannya yakin menetap pada orang yang dia cintai ini, pada semua kertas yang ada di dunia. Namun sepertinya tinta sebanyak samudera pun tidak akan cukup menampungnya.

Pria ini Dara anggap sosok tersabar yang mampu menghadapi perubahan perasaan yang bisa datang dengan cepat. “Banyak banget yang udah dilaluin aku sama dia, dari susah sampai sekarang udah bisa beli apa-apa. Udah saling tahu sama sifat masing-masing, termasuk aib dan jelek-jeleknya satu sama lain,” kata Dara belum lama ini.

Hubungan cinta sejak 2018 menemui titik terang pada Maret 2021 saat lamaran. Sebenarnya Dara memimpikan pernikahan dengan tamu terbatas, sekitar 200 orang. Acara digelar malam hari di sebuah taman yang cantik. Alunan musik berasal dari Alan Walker, atau setidaknya Danny Caknan.

Meski dia sadar betul itu takan terjadi. Ungkapan apabila pernikahan adalah acara keluarga rasanya benar adanya. “Tapi mustahil karna keluargaku banyak. Selain itu aku anak cewe, terus juga kakakku belum nikah, otomatis acaraku besok bakal ngundang tamu banyak,” kata perempuan yang kini bekerja di Jogja ini.

Baca juga: Dampak Kerusakan Akibat Gempa di Kulonprogo Terus Bertambah

Untuk meminimalisir biaya, Dara memilih pernikahan bergaya nasional, bukan adat. Sejak adanya rencana pernikahan pada 2023, dia dan keluarga sudah mulai menyiapkan dana. Dara dan keluarga akan menanggung sekitar 70 persen dari total biaya. Sementara pihak suami akan menyiapkan 30 persen. Hal ini lantaran pihak suami juga menanggung mahar dan seserahan.

Jangan Habiskan untuk Acara Sehari

Perencanaan keuangan memang suatu hal yang layaknya diperhatikan. Menurut Dosen Managemen Universitas PGRI Yogyakarta (UPY), Latifah Putranti, jauh-jauh hari sebelum pernikahan, perlu ditentukan jenis dan besaran biaya pernikahan. Dari rencana pernikahan itu, biayanya bisa digapai dengan bentuk tabungan atau investasi yang lebih terarah.

“Misal asumsinya enggak ada sumbangan dari orang tua, dengan target biaya nikah sekian juta, berapa yang perlu disisihkan setiap bulannya dari pasangan tersebut,” kata Latifah.

Idealnya biaya pernikahan tidak lebih dari 50 persen dari total tabungan atau investasi pasangan. Namun yang perlu diperhatikan, tabungan atau investasi ini merupakan tahap lanjutan dari sesuatu yang harus dilalui pasangan sebelumnya.

Sebelum memiliki tabungan atau investasi, keuangan individu atau pasanagn perlu sehat dulu. Sehat di sini dalam arti sudah tidak menanggung beban baik cicilan atau membiayai orang lain seperti anggota keluarga atau lainnya.

Setelah bebas dari beban itu, individu atau pasangan perlu menyiapkan dana darurat. Beberapa ahli mengatakan jumlah dana darurat merupakan besaran gaji salama setahun. Baru setelah itu, mereka bisa menabung atau investasi.

Tidak kalah penting, Latifah menyarankan sebelum pasangan menikah, perlu saling menyamakan persepsi atau pandangan tentang uang satu sama lain. “Perlu juga terbuka terkait pengelolaan keuangan setelah berkeluarga,” katanya. “Perlu diingat, jangan sampai pesta pernikahan jadi beban keuangan, difikirkan keuangan di masa depan setelah menikah, bukan hanya sebatas pas pesta pernikahan.”

Memilih Tak Pakai Adat

Ada kecenderungan perubahan pernikahan pasca Covid-19. Salah satu wedding organizer di Jogja, Argap, mengatakan pernikahan setelah masa-masa Covid-19 cenderung lebih sederhana. Banyak yang memilih tidak menggunakan prosesi adat secara lengkap.

“Sebagai ilustrasi, dari sepuluh pasangan yang menikah, yang pakai adat enam pasangan, yang enggak pakai empat pasangan. Tapi biasanya yang minta orang tua untuk pakai adat, kalau pasangannya pengennya enggak pakai adat,” katanya.

Hal ini juga terjadi pada Affi Arizka Handayani. Dia sebenarnya tidak ingin memakai prosesi adat dalam pernikahannya. Meski dia perlu meyakinkan orang tuanya yang ingin tetap memakai prosesi adat.

Affi mempertimbangkan biaya untuk prosesi adat yang lebih mahal dibanding gaya nasional. Selain itu, dia dan calon suami juga berasal dari adat yang berbeda. Sehingga ada potensi konflik apabila hanya satu adat saja yang diselenggarakan.

“Tapi mamaku pengen pakai adat, jadi aku jelasin konsekuensinya kalau uangnya bakal nambah. Kalau aku enggak siap buat nambah biaya nikahnya, kecuali ada yang nalangin,” kata Affi yang tinggal di Bantul.

Dalam pembiayaan, Affi menanyakan kesanggupan berbagai pihak, dalam hal ini keluarga calon suami, dan orang tuanya. Keuangan ini akan dibahas secara terbuka dan tidak menutup kemungkinan dibagi secara merata.

Lantaran undangan lebih banyak dari kenalan orang tua, maka biaya dari orang tua Affi kemungkinan lebih besar dibanding biaya pribadi dan calon suami. “Kalau untuk ngumpulin duitnya, calon suami udah punya tabungan sebelum ada rencana nikah, enggak yang tiba-tiba nyiapin. Kalau aku ngumpulin biaya sejak ada rencana pengen nikah secara serius,” kata perempuan berusia 28 tahun ini.

Pernyataan akan adanya pernikahan baru terucap sekitar bulan Mei 2022. Sementara pernikahan akan digelar 2023. Hubungan Affi sebagai pasangan kekasih memang belum ada setahun, namun dia sudah cukup lama mengenal pasangannya.

Dia ingat perkenalan awal di Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2018. Pasangannya membuka jasa pembuatan sketsa wajah. Hubungan mereka fluktuatif dalam tahun-tahun ke depannya. Mungkin, saat berkunjung ke FKY tahun 2023, mereka sudah menjadi suami-istri. Tidak menutup kemungkinan tahun 2024 mereka ke FKY bersama anak-anaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan

News
| Kamis, 02 Mei 2024, 08:27 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement