Advertisement

Imlek 2024, Ini Kisah Legenda Kue Keranjang

Maya Herawati
Kamis, 08 Februari 2024 - 12:57 WIB
Maya Herawati
Imlek 2024, Ini Kisah Legenda Kue Keranjang Imlek dan Tahun Naga Kayu / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SOLO—Kue keranjang biasanya disajikan dalam perayaan Tahun Baru China atau Imlek. Penganan yang terbuat dari tepung beras ketan ini melambangkan pengharapan berkah. Di negeri asalnya, China, kue keranjang juga dikenal dengan Nian Gao.

Fungsi utama kue ini adalah untuk sesaji pada upacara sembahyang leluhur. Tujuh hari menjelang puncak tahun baru Imlek. Setiap makanan yang disajikan saat Imlek memiliki makna tersendiri dan dipercaya mampu membawa keberuntungan untuk kehidupan di tahun mendatang.

Advertisement

Ada sejumlah sejarah terkait asal-usul kue keranjang salah satu yang paling populer adalah legenda tentang raksasa bernama Nian. Raksasa ini menghuni gua di atas gunung di daratan China.

Nian selalu muncul ke rumah penduduk di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak, hingga penduduk agar dirinya tidak kelaparan. Tentu, hal ini membuat penduduk ketakutan.

Suatu hari, seorang pemuda bernama Gao memiliki ide untuk membuat kue dari adonan tepung dan gula. Lalu, Gao meletakkan kue tersebut di depan pintu. Hal ini bertujuan agar sang raksasa tidak memakan hasil panen, ternak, dan manusia. Untuk mengenang jasa Gao, maka kue keranjang dinamakan Nian Gao.

Legenda sejarah kue keranjang lainnya saat Imlek berkaitan dengan perang China Kuno. Cerita itu mengisahkan kue keranjang berasal dari daerah Suzhou, dan telah ada sejak sekitar 2.500 tahun silam.

Kala itu China masih terpecah-pecah menjadi beberapa kerajaan, yang sewaktu-waktu perang bisa berlangsung. Suzhou adalah Ibu Kota Kerajaan Wu, yang dilindungi dengan benteng kokoh dari serangan musuh. Semua orang cemas akan kemungkinan perang, kecuali Perdana Menteri Wu Zixu.

BACA JUGA: Aman dan Nyaman Berkendara saat Musim Hujan, Ini Tipsnya

Ketika Wu Zixu meninggal, banyak orang mati kelaparan karena kehabisan pasokan pangan. Apalagi kala itu, ibu kota erajaan Wu dikepung oleh musuh. Para pengawal kerajaan lantas teringat pesan dari Zixu untuk menggali tanah di bawah tembok benteng. Mereka terkejut ketika menemukan dinding benteng di bagian bawah dibangun dengan menggunakan bata yang dibuat dari tepung ketan dan gula.

Makanan inilah yang memyelamatkan banyak nyawa dari kelaparan. “Bata” itu disebut-sebut sebagai asal muasal dari nian gao. Sejak itu orang mulai membuat nian gao tiap tahun untuk memperingati jasa Wu Zixu. Lama- kelamaan kue ini menjadi kudapan umum dan lazim disajikan ketika tahun baru.

Dengan legenda sejarah kue keranjang itu, makna penganan ini ada beberapa, yakni simbol persaudaraan yang erat dan suka cita, kekeluargaan, kegigihan, pantang meneyrah, dan daya juang, rezeki yang lancar, hingga kemakmuran. Selain itu, kue keranjang juga bermakna kesabaran dan keteguhan hati karena proses memasaknya membutuhkan waktu yang lama, yakni 11-12 jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PBB Sebut Evakuasi Warga Rafah Butuh Waktu 10 Hari

News
| Rabu, 01 Mei 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement