Advertisement

Upaya Para Orang Tua di Shanghai Carikan Pasangan untuk Anaknya Lewat Pasar Jodoh

Lajeng Padmaratri
Rabu, 20 Maret 2024 - 12:57 WIB
Lajeng Padmaratri
Upaya Para Orang Tua di Shanghai Carikan Pasangan untuk Anaknya Lewat Pasar Jodoh Potret salah satu orang tua mencarikan pasangan untuk anaknya dengan menempel brosur di Pasar Jodoh Shanghai, China. - SCMP

Advertisement

Harianjogja.com, SHANGHAI—Di Asia, sudah jadi kebiasaan umum para orang tua turut serta dalam proses mencarikan pasangan bagi anak-anaknya. Ada yang dikenalkan dengan anak kawannya, dijodohkan, hingga ditawarkan dalam sebuah ‘pasar jodoh’.

Di Shanghai, China, ada sebuah pasar tiban yang diadakan setiap akhir pekan bagi para orang tua untuk mencarikan jodoh bagi anak-anaknya yang sudah dewasa. Pasar itu terletak di Taman Rakyat di Shanghai dan menjadi pasar jodoh terbesar serta paling terkenal di China.

Advertisement

BACA JUGA: Anak Muda Indonesia Makin Enggan Menikah dan Tidak Mau Punya Anak

Setiap hari Sabtu dan Minggu, para orang tua dari orang dewasa yang belum menikah akan berkumpul untuk berbagi informasi tentang anak-anaknya. Kebanyakan dari mereka yang ingin bertemu calon pasangan dengan cara ini lahir amtara tahun 1975 hingga 1990.

Di pasar ini, orang-orang tua yang peduli akan berkumpul untuk mengiklankan ‘produk’ mereka dengan cara memasang brosur berisi foto anaknya beserta kriteria kelayakan pasangan yang diinginkan. Beberapa kriteria itu berkaitan dengan usia, pendidikan, status pekerjaan, kepemilikan aset, serta tahun zodiak dan tanda astrologi.

Dilansir dari The Guardian, pasar jodoh ini sudah muncul secara organik sejak tahun 2004. Fenomena tersebut disebabkan oleh beberapa faktor utama, antara lain ketidakseimbangan gender yang parah, kecemasan mendalam yang dirasakan orang tua, dan gelombang emansipasi perempuan dengan ideologi pernikahan yang berbeda.

BACA JUGA: Unik, Pengantin Ini Lebih Pilih Foto Pegang Bawang Merah Daripada Buket Bunga

Kebijakan satu anak yang diterapkan China sejak tahun 1979 hingga 2025 rupanya berdampak pada ketidakseimbangan gender. Biro Statistik Nasional China mendata bahwa penduduk laki-laki melebihi perempuan sebanyak lebih dari 30 juta jiwa.

Selain itu, perempuan muda di China juga semakin tidak terburu-buru untuk menikah. Mereka yang berpendidikan tinggi dan berpenghasilan tinggi di negara itu memiliki lebih banyak pilihan dibandingkan perempuan di generasi sebelumnya dan tidak takut mengutamakan karier.

Sayangnya, banyak orang tua yang ingin menikahkan anaknya terlalu mendesak sang anak. Tak jarang, saat mengiklankan anaknya di pasar jodoh, hal itu seringkali dilakukan tanpa persetujuan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : The Guardian

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mendagri Sebut Pilkada 2024 Telan Anggaran hingga Rp27 Triliun

News
| Kamis, 02 Mei 2024, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement