Advertisement
Setop Kebiasaan Negative Thinking Jika Tak Ingin Terserang Gangguan Kesehatan Ini
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Jika Anda terbiasa berpikir negatif atau negative thinking, maka bersiap-siaplah terganggu oleh sejumlah gangguan kesehatan fisik berikut ini.
Tidak hanya memengaruhi suasana hati, kebiasaan negative thinking juga dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik Anda.
Advertisement
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medicine and Life menunjukkan bahwa pikiran dan emosi negatif yang kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari masalah tiroid hingga tekanan darah tinggi.
Berikut lima penyakit yang bisa terjadi akibat berpikir negatif.
Masalah tiroid
Berpikir negatif dapat memengaruhi fungsi kelenjar tiroid yang mengatur metabolisme, tingkat energi, dan suasana hati.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, stres kronis dan emosi negatif dapat mengganggu keseimbangan hormon tiroid dalam tubuh, sehingga menyebabkan kondisi seperti hipotiroidisme atau hipertiroidisme.
Kondisi tersebut dapat menimbulkan gejala seperti kelelahan, penambahan atau penurunan berat badan, dan perubahan suasana hati.
Detak jantung cepat
Berpikir negatif terus-menerus dapat memicu respons stres tubuh sehingga menyebabkan peningkatan detak jantung.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology menunjukkan bahwa stres kronis dan emosi negatif dapat berkontribusi terhadap perkembangan masalah kardiovaskular, termasuk detak jantung yang cepat (takikardia).
Seiring waktu, hal ini dapat meningkatkan risiko kondisi jantung yang lebih serius seperti penyakit jantung dan serangan jantung.
Masalah pencernaan
Kesehatan usus Anda terkait erat dengan kesejahteraan emosional Anda, dan pemikiran negatif dapat berbahaya bagi sistem pencernaan Anda. Penelitian menunjukkan bahwa stres dan emosi negatif dapat mengganggu keseimbangan bakteri di usus, sehingga menyebabkan masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), refluks asam, dan sakit maag.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Gastroenterology menemukan korelasi kuat antara stres psikologis dan perkembangan gangguan pencernaan.
Tekanan darah tinggi
Berpikir negatif kronis dapat meningkatkan tekanan darah, meningkatkan risiko hipertensi dan masalah kardiovaskular lainnya. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hypertension menemukan bahwa individu yang mengalami emosi negatif terus-menerus lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi seiring berjalannya waktu.
BACA JUGA: Perhatikan Gejala dan Dampak Depresi pada Pekerja agar Segera Tertangani
Emosi negatif memicu respons stres tubuh sehingga menyebabkan pembuluh darah menyempit dan tekanan darah meningkat
Nyeri punggung bagian bawah
Emosi negatif seperti stres, kecemasan, dan depresi dapat memperburuk nyeri punggung bawah. Menurut sebuah penelitian di European Journal of Pain, individu dengan emosi negatif kronis lebih mungkin mengalami nyeri punggung bawah yang berkepanjangan.
Kaitan antara emosi negatif dan nyeri punggung bagian bawah diduga terkait dengan peningkatan ketegangan otot dan peradangan akibat respons stres tubuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Pemkot Jogja Luncurkan Sekolah Perempuan Penyintas Kekerasan
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
- Puluhan Pewarta Berlaga di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
- Produk Turunan Sawit UMKM Jogja Dipamerkan di Acara Indonesia Plantation Watch 2024
Advertisement
Advertisement